RSUD Buleleng Belum Bisa Terima Swab Mandiri
SINGARAJA, NusaBali
Fasilitas Laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) yang sudah beroperasional di RSUD Buleleng sejak awal November lalu belum juga melayani swab mandiri bagi pelaku perjalanan.
Hal itu dikarenakan belum mendapatkan izin dan juga terbentur regulasi penetapan tarif sesuai Peraturan Daerah (Perda). Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa Senin (14/12) menerangkan RSUD Buleleng sebagai rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 milik pemerintah masih fokus melayani uji swab yang ditanggung pemerintah. Yakni untuk pasien Coivd-19 yang dirawat di RSDU Buleleng dan hasil tracing dari pasien terkonfirmasi sebelumnya. “Sesuai laporan Dirut RSUD memang belum diizinkan untuk swab mandiri. Arahan BPK RSUD yang mendapatkan reagen yang pengadaannya ooleh pemerintah hanya untuk pasien dna hasil tracing saja,” jelas Suyasa yang juga Sekda Buleleng.
Dirut RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha yang dihubungi terpisah mengakui sebagai rumah sakit pemerintah rujukan penanganan Covid-19 tidak disetting untuk swab mandiri. Terkecuali nanti setelah wabah Covid-19 ini berakhir. “Kalau swab mandiir ada tarif, ini harus diputuskan dalam Perda, tidak bisa kami di direksi yang memutuskan, karena menyangkut pelayanan masyarakat,” jelas Dirut Arya Nugraha.
Dokter spesialis penyakit dalam ini juga mengatakan kendala yang masih dihadapi untuk menerima swab mandiri soal harga reagen yang cukup mahal. Sedangkan tarif swab massal yang diputuskan pemerintah pusat maksimal Rp 900 ribu. “Kita kalau beli reagen mahal bisa lebih dari Rp 900 ribu, sedangkan tarif maksimal keputusan pusat itu Rp 900 ribu. Sehingga itu masih menjadi kesulitan kami. Untuk swab massal kan tidak hanya biaya reagen saja ada biaya lain di dalamnya seperti biaya pemeriksana, jasa pelayanan metis, pencetakan dokumen dan lain-lain,” imbuh dia.
Namun Arya Nugraha tak menutup kemungkinan akan membuka pelayanan swab massal jika dalam perkembangannya ada penurunan harga reagen. “Ini masih dinamis sekali, Kalau reagen bisa dibeli di bawah Rp 600 ribu nanti coba rumuskan dan koordinasikan lagi,” jelas dia. Sejauh ini RSUD Buleleng memang sedang berkonsentrasi melayani uji swab untuk pasien dan hasil tracing yang rata-rata per harinya 70 orang pasien dari 90 kapasitas mesin PCR yang kini dioperasikan.
Sementara itu perkembangan kasus Covid-19 di Buleleng pada Senin (14/12) sesuai catatan Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng kembali melandai. Tidak ada penambahan kasus baru yang tercatat hanya penambahan pasien sembuh 7 orang. Mereka tersebar di Kecamatan Buleleng 4 orang, Kecamatan Seririt 2 orang dan 1 orang lainnya di Kecamatan Banjar. Perkembangan data Covid-19 teranyar membuat kasus konfirmasi kumulatif bertambah menjadi 1.236. Namun sebanyak 1.116 orang di antaranya dinyatakan sembuh, 62 orang meninggal dunia dan 58 orang lainnya masih menjalani perwatan di rumah sakit maupun karantina hotel yang disiapkan pemerintah. *k23
Komentar