Sampah Menggunung di TPSS, Warga Mengeluh
DLHK Akui Krodit, Ada Pembuatan Akses Jalan di TPA Suwung
Kondisi ini terjadi di semua TPSS yang ada di Kota Denpasar, dan sekaligus berdampak pada pengangkutan sampah dari rumah tangga.
DENPASAR, NusaBali
Selama seminggu terakhir, sampah dari Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) Yang Batu di Jalan Cok Agung Tresna, Denpasar tak diangkut ke TPA Suwung, Denpasar Selatan. Akibatnya, sampah menggunung dan menimbulkan antrean motor cikar pengangkut sampah. Selain itu, beberapa sampah di rumah warga juga lambat diangkut.
Hal ini juga menimbulkan bau tak sedap di sekitar TPSS Yang Batu, apalagi di musim penghujan seperti saat ini. Salah seorang pengangkut sampah dengan motor cikar, Nyoman Mudiarsa saat dihubungi, Selasa (15/12) mengatakan hampir seminggu sampah ini tak dikirim oleh loader ke TPA Suwung.
Bahkan kadang hanya dikeruk saja lalu ditinggal begitu saja tanpa diangkut. Bahkan menurutnya, hari ini pihak loader melakukan pengerukan saja, namun sampah tidak diangkut. “Itu sampah yang di belakang, sudah hampir sebulan juga tidak diangkut,” ungkapnya.
Dia mengatakan, atas kejadian tersebut banyak warga yang mengeluh karena sampah di rumahnya juga ikut kena dampak tak terangkut. Padahal menurutnya, jika situasinya normal sampah tidak sampai menggunung dan dirinya bisa mengangkut 3 sampai 4 kali karena tidak perlu antre. “Ini hampir semingguan juga terus ada antrean motor cikar pengangkut sampah di sini. Warga juga mengeluh sampahnya tak diangkut-angkut,” jelas Mudiarsa.
Sementara itu, seorang warga Denpasar, Bambang W juga mengeluh karena sampah di rumahnya tak diangkut sejak seminggu lalu. “Sudah seminggu tak diangkut, kata petugasnya sampah di TPS Yang Batu penuh dan tidak diangkut ke TPA Suwung. Padahal lagi musim hujan dan sampah bisa jadi sarang penyakit,” katanya.
Saat dikonfirmasi terkait situasi ini, Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLHK Kota Denpasar, I Ketut Adi Wiguna, mengatakan keterlambatan pengangkutan sampah ke TPA Suwung dikarenakan kondisi krodit di TPA Suwung. Wiguna menambahkan, kondisi ini terjadi di semua TPSS yang ada di Kota Denpasar, dan sekaligus berdampak pada pengangkutan sampah dari rumah tangga.
Menurutnya kemacetan pengangkutan sampah ini telah terjadi sejak 3 hari lalu. Untuk mengatasi masalah tersebut, pihaknya mengaku DLHK Denpasar membantu pengangkutan material pembukaan akses jalan tersebut. “TPA Suwung masih krodit karena masih ada proses pembuatan akses jalan. Kami bantu angkut material karena kami juga sudah kerjasama dengan UPTD TPA Suwung agar cepat selesai,” ungkapnya.
Dalam masa pandemi Covid-19 ini, Wiguna mengaku rata-rata sampah yang diangkut ke TPA Suwung sebanyak 550 hingga 600 ton per hari. Kondisi ini menurun jika dibandingkan sebelum pandemi yang mencapai 800 ton per hari. “Dengan adanya pandemi ini ada pengurangan yang awalnya 800 ton, kini hanya 550 sampai 600 ton,” tandasnya. *mis
Hal ini juga menimbulkan bau tak sedap di sekitar TPSS Yang Batu, apalagi di musim penghujan seperti saat ini. Salah seorang pengangkut sampah dengan motor cikar, Nyoman Mudiarsa saat dihubungi, Selasa (15/12) mengatakan hampir seminggu sampah ini tak dikirim oleh loader ke TPA Suwung.
Bahkan kadang hanya dikeruk saja lalu ditinggal begitu saja tanpa diangkut. Bahkan menurutnya, hari ini pihak loader melakukan pengerukan saja, namun sampah tidak diangkut. “Itu sampah yang di belakang, sudah hampir sebulan juga tidak diangkut,” ungkapnya.
Dia mengatakan, atas kejadian tersebut banyak warga yang mengeluh karena sampah di rumahnya juga ikut kena dampak tak terangkut. Padahal menurutnya, jika situasinya normal sampah tidak sampai menggunung dan dirinya bisa mengangkut 3 sampai 4 kali karena tidak perlu antre. “Ini hampir semingguan juga terus ada antrean motor cikar pengangkut sampah di sini. Warga juga mengeluh sampahnya tak diangkut-angkut,” jelas Mudiarsa.
Sementara itu, seorang warga Denpasar, Bambang W juga mengeluh karena sampah di rumahnya tak diangkut sejak seminggu lalu. “Sudah seminggu tak diangkut, kata petugasnya sampah di TPS Yang Batu penuh dan tidak diangkut ke TPA Suwung. Padahal lagi musim hujan dan sampah bisa jadi sarang penyakit,” katanya.
Saat dikonfirmasi terkait situasi ini, Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLHK Kota Denpasar, I Ketut Adi Wiguna, mengatakan keterlambatan pengangkutan sampah ke TPA Suwung dikarenakan kondisi krodit di TPA Suwung. Wiguna menambahkan, kondisi ini terjadi di semua TPSS yang ada di Kota Denpasar, dan sekaligus berdampak pada pengangkutan sampah dari rumah tangga.
Menurutnya kemacetan pengangkutan sampah ini telah terjadi sejak 3 hari lalu. Untuk mengatasi masalah tersebut, pihaknya mengaku DLHK Denpasar membantu pengangkutan material pembukaan akses jalan tersebut. “TPA Suwung masih krodit karena masih ada proses pembuatan akses jalan. Kami bantu angkut material karena kami juga sudah kerjasama dengan UPTD TPA Suwung agar cepat selesai,” ungkapnya.
Dalam masa pandemi Covid-19 ini, Wiguna mengaku rata-rata sampah yang diangkut ke TPA Suwung sebanyak 550 hingga 600 ton per hari. Kondisi ini menurun jika dibandingkan sebelum pandemi yang mencapai 800 ton per hari. “Dengan adanya pandemi ini ada pengurangan yang awalnya 800 ton, kini hanya 550 sampai 600 ton,” tandasnya. *mis
1
Komentar