Kuburan Karangsari Terancam Hanyut
Warga Desa Pakraman Karangsari, Desa Suana, Nusa Penida, Klungkung, kini khawati. Karena kuburan desa pakraman setempat terancam hanyut akibat abrasi kian parah di Pantai Karangsari dan sekitarnya.
SEMARAPURA, NusaBali
Bendesa Pakraman Karangsari I Nyoman Yoga, menuturkan setra atau kuburan Desa Pakraman Karangsari terbagi dua pelebahan. Yakni, Setra Wayah untuk menguburkan jenazah orang dewasa/tua. Setra ini letaknya di sebelah barat jalan raya utama Nusa Penida (Toyapakeh - Suana). Kedua Setra Bajang, kuburan untuk mengubur jenazah rare (anak-anak). Setra bajang ini sekaligus menjadi lokasi pelaksanaan Upacara Ngaben.
Ngaben massal setiap 5 tahun sekali. Setra ini terletak di seberang timur jalan utama Nusa Penida, dan berbatasan langsung dengan laut. Abrasi yang terus mengganas, menyebabkan setra bajang terus tergerus. “Warga kami sudah kesulitan untuk menaruh peralatan upacara (ngaben), karena setra makin sempit,” kata Yoga, usai pertemuan warga Nusa Penida dengan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta di Wantilan Desa Pakraman Kutampi, Nusa Penida, Senin (23/11).
Peralatan upacara ngaben yang dimaksud Yoga, diantaranya wadah atau bade, petulangan berbentuk singa, lembu, serta tempat banten. “Tiyang khawatir, jika tak mendapat penanganan, setra kami akan habis,” ujar Yoga.
Lanjut Yoga, warga Karangsari sangat berharap ada bantuan penanganan dari pemerintah. Dengan itu setra ini tak sampai habis tergerus abrasi. Ia menambahkan, sedikitnya 15 meter dari bibir pantai areal setra bajang Karangsari sudah tergerus abrasi.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menyatakan Pemkab akan memasang anggaran untuk perencanaan penanganan abrasi pantai. “Kami rencanakan pasang anggaran untuk pembuatan semua tanggul di Nusa Penida,” tegasnya.
Sebagaimana diketahui, abrasi pantai di Klungkung tergolong parah. Panjang pantai Klungkung 113 km, dan baru 11 km mendapat penanganan dengan tanggul.
Komentar