Proyek Revitalisasi Pasar Banyuasri-Singaraja Tuntas 100 Persen
Muncul Opsi Pengelolaan Libatkan Pihak Ketiga
SINGARAJA, NusaBali
Proyek revitalisasi Pasar Banyuasri-Singaraja, Buleleng akhirnya tuntas 100 persen. PT Tunas Jaya Sanur sebagai penyedia dan pelaksana proyek sudah melakukan serah terima kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pemkab Buleleng, Senin (14/12).
Saai ini, Pemkab Buleleng tengah mengkaji opsi pengelolaan Pasar Banyuasri melibatkan pihak ketiga.
Opsi melibatkan pihak ketiga pengelolaan Pasar Banyuasri ini merupakan opsi kedua. Sedangkan opsi pertama, Pasar Banyuasri dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD) Pasar Buleleng. Hal ini disampaikan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, saat peninjauan akhir proyek Pasar Banyuasri di Kelutrahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng, Selasa (15/12). Peninjauan dilakukan Bupati Agus Suradnyana bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Buleleng.
Bupati Agus Suradnyana menyebutkan, opsi pengelolaan Pasar Banyuasri oleh pihak ketiga nantinya akan menyesuaikan dengan regulasi yang ada. Menurut Agus Suradnyana, pengelolaan Pasar Banyuasri ditangani penuh oleh PD Pasar Buleleng tanpa penyertaan modal dari pihak ketiga, berpotensi menimbulkan kerugian besar pada neraca keuangan.
“Ini bukan soal kepercayaan, tidak ada begitu. Karena ini ada regulasi. Kalau PD Pasar saja tanpa penyertaan modal, ada pengurangan nilai penyusutan bangunan yang besar sekali. Bisa minus,” jelas Agus Suradnyana.
Meski demikian, pengelolaan Pasar Banyuasri masih dalam tahap mengkajian dan pembahasan mendalam oleh tim khusus yang dipimpin Asisten II Setda Buleleng. Perhitungan rinci dan pasti yang dilakukan oleh tim khusus, tidak hanya bicara target, namun mengutaman regulasi. Hasil kajian dipastikan sudah bisa keluar dalam sepekan ke depan.
“Masih dihitung semua dengan detail, pang sing gangsaran tindak kuangan daya (Cepat bertindang tanpa perhitungan, Red). Atur dengan regulasinya, biar tidak menyalahi,” tegas Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng ini.
Salah satu yang dikaji adalah soal biaya operasional, yang diprediksi cukup tinggi karena tagihan listrik. Menurut Agus Suradnyana, prediksi biaya listrik yang dibayarkan pengelola tidak termasuk biaya listrik di komplek ruko. Biaya listrik yang dibayarkan nanti hanya yang di bangunan induk. Selain itu, juga ada biaya kebersihan dan stand apa yang yang akan dibuka untuk menggairahkan kunjungan ke Pasar Banyuasri.
Agus Suradnyana memaparkan, Pasar Banyuasri difungsikan maksimal untuk meningkatkan UMKM. Target itu tidak melulu berfokus pada setoran pasar, karena ada fungsi sosial pembukaan lapangan kerja hingga kesempatan berjualan. Skema pengelolaan juga diarahkan kolaborasi pasar tradisional dengan standar international, seperti perusahaan waralaba.
Sementara itu, Manajer Umum PT Tunas Jaya Sanur, I Made Budi Atmika, mengatakan serah terima proyek setelah dinyatakan tuntas 100 persen, sudah dilakukan 14 Desember 2020 lalu. Serah terima proyek dilakukan dua pekan lebih awal dari target yang ditentukan per 28 Desember 2020 mendatang.
Menurut Budi Atmika, proyek revitalisasi Pasar Banyuasri yang dikerjakan selama 2 tahun dengan anggaran Rp 159,5 miliar, memang cukup berat. Salah satu yang paling mencolok, karena anggaran yang telah dipasang kena refocusing untuk penanganan Covid-19. “Perjalanannya cukup berat. Tetapi, dengan sinergisitas dan semangat, proyek bisa selesaikan secara sekala dan niskala. Astungkara bisa diselesaikan maju 14 hari dari target,” papar Budi Atmika.
Pasar Banyuasri sendiri dijadwalkan akan beroperasi awal tahun 2021 men-datang. Pasar bernilai Rp 159,5 miliar yang dibangun dengan desain modern berlantai tiga ini, dilengkapi sejumlah teknologi. Akses dari Lantai I ke Lantai II, dan Lantai III dilengkapi dengan ekslator dan lift, selain juga menggunakan anak tangga manual.
Selain itu, zona untuk jualan daging dan ikan di Lantai I juga dilengkapi dengan pendingin ruangan, untuk menjaga kenyamanan pengunjung serta ku-alitas daging dan ikan agar tetap segar. Gedung Pasar Banyuasri terdiri dari 116 unit los, 49 kios, dan 92 Ruko. *k23
Opsi melibatkan pihak ketiga pengelolaan Pasar Banyuasri ini merupakan opsi kedua. Sedangkan opsi pertama, Pasar Banyuasri dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD) Pasar Buleleng. Hal ini disampaikan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, saat peninjauan akhir proyek Pasar Banyuasri di Kelutrahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng, Selasa (15/12). Peninjauan dilakukan Bupati Agus Suradnyana bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Buleleng.
Bupati Agus Suradnyana menyebutkan, opsi pengelolaan Pasar Banyuasri oleh pihak ketiga nantinya akan menyesuaikan dengan regulasi yang ada. Menurut Agus Suradnyana, pengelolaan Pasar Banyuasri ditangani penuh oleh PD Pasar Buleleng tanpa penyertaan modal dari pihak ketiga, berpotensi menimbulkan kerugian besar pada neraca keuangan.
“Ini bukan soal kepercayaan, tidak ada begitu. Karena ini ada regulasi. Kalau PD Pasar saja tanpa penyertaan modal, ada pengurangan nilai penyusutan bangunan yang besar sekali. Bisa minus,” jelas Agus Suradnyana.
Meski demikian, pengelolaan Pasar Banyuasri masih dalam tahap mengkajian dan pembahasan mendalam oleh tim khusus yang dipimpin Asisten II Setda Buleleng. Perhitungan rinci dan pasti yang dilakukan oleh tim khusus, tidak hanya bicara target, namun mengutaman regulasi. Hasil kajian dipastikan sudah bisa keluar dalam sepekan ke depan.
“Masih dihitung semua dengan detail, pang sing gangsaran tindak kuangan daya (Cepat bertindang tanpa perhitungan, Red). Atur dengan regulasinya, biar tidak menyalahi,” tegas Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng ini.
Salah satu yang dikaji adalah soal biaya operasional, yang diprediksi cukup tinggi karena tagihan listrik. Menurut Agus Suradnyana, prediksi biaya listrik yang dibayarkan pengelola tidak termasuk biaya listrik di komplek ruko. Biaya listrik yang dibayarkan nanti hanya yang di bangunan induk. Selain itu, juga ada biaya kebersihan dan stand apa yang yang akan dibuka untuk menggairahkan kunjungan ke Pasar Banyuasri.
Agus Suradnyana memaparkan, Pasar Banyuasri difungsikan maksimal untuk meningkatkan UMKM. Target itu tidak melulu berfokus pada setoran pasar, karena ada fungsi sosial pembukaan lapangan kerja hingga kesempatan berjualan. Skema pengelolaan juga diarahkan kolaborasi pasar tradisional dengan standar international, seperti perusahaan waralaba.
Sementara itu, Manajer Umum PT Tunas Jaya Sanur, I Made Budi Atmika, mengatakan serah terima proyek setelah dinyatakan tuntas 100 persen, sudah dilakukan 14 Desember 2020 lalu. Serah terima proyek dilakukan dua pekan lebih awal dari target yang ditentukan per 28 Desember 2020 mendatang.
Menurut Budi Atmika, proyek revitalisasi Pasar Banyuasri yang dikerjakan selama 2 tahun dengan anggaran Rp 159,5 miliar, memang cukup berat. Salah satu yang paling mencolok, karena anggaran yang telah dipasang kena refocusing untuk penanganan Covid-19. “Perjalanannya cukup berat. Tetapi, dengan sinergisitas dan semangat, proyek bisa selesaikan secara sekala dan niskala. Astungkara bisa diselesaikan maju 14 hari dari target,” papar Budi Atmika.
Pasar Banyuasri sendiri dijadwalkan akan beroperasi awal tahun 2021 men-datang. Pasar bernilai Rp 159,5 miliar yang dibangun dengan desain modern berlantai tiga ini, dilengkapi sejumlah teknologi. Akses dari Lantai I ke Lantai II, dan Lantai III dilengkapi dengan ekslator dan lift, selain juga menggunakan anak tangga manual.
Selain itu, zona untuk jualan daging dan ikan di Lantai I juga dilengkapi dengan pendingin ruangan, untuk menjaga kenyamanan pengunjung serta ku-alitas daging dan ikan agar tetap segar. Gedung Pasar Banyuasri terdiri dari 116 unit los, 49 kios, dan 92 Ruko. *k23
1
Komentar