Flashback Drakor Start Up, Banyak Pelajaran Hidupnya Lho
DENPASAR, NusaBali.com
Dewasa ini, saat mendengar kata Start Up pikiran kita langsung tertuju pada Gojek, Tokopedia, Traveloka dan lain sebagainya. Pada kalangan entrepreneur sendiri kata ini tidak lagi terdengar asing. Start Up atau kadang ditulis startup sendiri berarti perusahaan yang belum lama berdiri dan sedang dalam tahap pengembangan.
Baru-baru ini, kata Start Up kembali santer terdengar. Namun, bukan karena ada start up baru melainkan karena drama Korea (drakor) berjudul Start Up.
Diperankan oleh Bae Suzy sebagai Seo Dalmi, Nam Johyuk sebagai Nam Dosan, dan Kim Seonho sebagai Han Jipyeong, drama ini bergenre fiksi percintaan. Stat Up sendiri bercerita tentang mimpi Seo Dalmi menjadi Steve Jobs dari Korea dan juga menceritakan bagaimana pengalaman para entrepreneur dalam dunia startup.
Drama yang baru saja berakhir penayangannya pada 6 Desember lalu ini ternyata berhasil menarik perhatian berbagai kalangan di Indonesia. Selain penggemar drakor sendiri, selebritis, motivator, stand-up comedian Indonesia juga terkena ‘demam’ drakor Start Up yang memiliki total 16 episode ini. Sebut saja, Prilly Latuconsina, Ashanty, bahkan Merry Riana pun ikut membahas drama ini.
Selain itu, Co-Founder Ruangguru salah satu perusahaan startup pendidikan terbesar di Indonesia, Iman Usman, juga tidak mau kalah mengulas drama ini. Raditya Dika rupanya juga sempat mengikuti drama yang cukup fenomenal ini.
Baru-baru ini, Raditya Dika mengunggah sebuah video yang diberi judul ‘Pelajaran Bisnis Dari Drama Korea Start Up’ pada kanal youtubenya. Hingga Selasa (15/12), videonya sudah ditonton lebih dari 209 ribu penonton dan mendapat 16 ribu likes.
Video itu pun berdurasi cukup singkat, hanya 4 menit 44 detik saja. Di awal video, Radit, begitu sapaan akrab komika papan atas Indonesia ini, bercerita bagaimana akhirnya ia ikut menonton drama ini. “Ketika istri gue nangis nonton episode pertama drama Korea berjudul Start Up, gue jadi penasaran ikutan nonton,” ujar ayah dua anak ini.
Radit kemudian langsung menjelaskan pelajaran yang ia dapat setelah menonton drama ini. Pertama, ‘Cari Mentor Yang Tepat’. “Menurut gue hidup adalah perjalanan dari guru ke guru, jadi temukan mentor yang tepat untuk menuntun hidup kalian sendiri,” ujar Radit.
Dalam drama, Nam Dosan dan kawan-kawan dalam perusahaannya memilih Han Jipyeong menjadi mentor bagi mereka. Radit mengungkapkan bahwa kita memang bisa belajar dengan baca buku dan menonton video dari kreator yang kita suka tergantung pada apa yang ingin pelajari. Namun, dengan memiliki mentor secara langsung kita bisa mendapatkan bimbingan dan saran untuk langkah-langkah yang kita ambil berdasarkan dengan pengalaman mentor kita.
“Kadang bisa jadi sudut pandang mentor kita tidak selaras dengan pikiran kita, itu tidak apa-apa. Punya mentor juga bukan berarti kita nurut-nurut aja dikasih tahu, tapi menggugat gagasan juga bisa memicu kita punya pemikiran sendiri. Lagian, proses debat dan diskusi yang sehat adalah syarat utama pikiran yang setuju dan kalaupun kita akhirnya salah itu jadi pelajaran,” jelas Radit.
Kemudian, ‘Investasi Bikin Sukses’. “Setiap orang bisa sukses dalam berinvestasi,” tutur Radit. Dalam serial Start Up, Han Jipyeong memperlihatkan bahwa lahir dalam kondisi yang kurang baik bisa sukses juga dengan kegigihan dan investasi dalam usahanya. Han Jipyeong juga mendapatkan return investasinya sebanyak 1.000 persen dalam setahun.
“Tentu saja ini bukan sesuatu yang konsisten terjadi. Ada faktor Analisa yang mandalam, keberanian mengambil risiko dan keberuntungan yang ada pada waktu dan tempat yang tepat,” jelas Radit.
Ia juga menambahkan, untuk orang awam, investasi tentunya perlu dipelajari lebih mendalam dengan motivasi yang tepat juga. “Bukan untuk menjadi kaya,” tegas Radit mengingatkan.
Ketiga, ‘Semua Bisnis Butuh Uang’. Dalam drama, awalnya Nam Dosan kesulitan mencari investor karena belum punya bisnis plan yang tepat hingga Dalmi datang. “Jika nanti kalian punya ide bisnis, pastikan kalian tahu bagaimana ide tersebut bisa mendatangkan uang,” ujar Radit.
Lalu, ‘Selalu Berhati-hati’. Saat Dalmi menandatangani kerjasama, ia kurang teliti dan terkesan terlena pada besarnya jumlah investasi dana sehingga akhirnya perusahaannya justru diambilalih orang lain. “Selalu lihat bentuk kerjasama kita dengan orang lain. Kita juga harus berhati-hati percaya pada orang lain. Karena setiap orang yang menjalin relasi sama kita pasti punya motifnya tersendiri,” jelas Radit.
Terakhir, ‘Yang Lama Kalah Sama Yang Ada’. Radit memberikan tips ini tidak hanya untuk pekerjaan dan tapi juga percintaan. Dalam drama sendiri, Dalmi akhirnya jatuh hati pada Nam Dosan, padahal Han Jipyeong sudah lebih dulu mengenal Dalmi. “Begitu juga dengan perusahaan. Kita perlu berinovasi, bersiap menghadapi tantangan. Kita juga perlu mendukung dan percaya perubahan,” tutup Radit dalam videonya itu.
Sedikit berbeda dengan Raditya Dika, motivator Indonesia, Merry Riana, melihat dengan berbeda. Merry lebih menyoroti episode 13 dimana Han Jipyeong terlihat tidak melakukan apapun dalam tiga tahun. “Well, kalau menurut say aini yang namanya zona nyaman. Jadi kita semua tahu ya bahwa tidak ada pertumbuhan dalam zona nyaman,” ujar Merry dalam video berdurasi sekitar 7 menit tersebut.
Merry kemudian merefleksikan kembali dalam kehidupan sehari-hari. “Saya balikin ke kamu. Apa yang sudah kamu lakukan selama tiga tahun terakhir?” tanya Merry dalam video yang diberi judul ‘Mimpi Tanpa Eksekusi Hanyalah Ilusi’.
Merry kemudian mengingatkan untuk mengambil langkah nyata dan jangan sampai terjebak dalam zona nyaman. “Jangan takut. Saya tahu tahun ini memang masa-masa sulit tapi ini saatnya kita do something. Karena sesuatu yang berawal dari kebaikan pasti berakhir dengan kebaikan. Jika belum baik, berarti belum berakhir,” ujarnya memotivasi.
Di sisi lain, Dewa Ayu Marta Dewi, seorang penghobi drakor atau K-Drama dan K-Pop melihat hal ini secara positif. “ Akhirnya orang-orang yang awam sama K-Drama atau K-Pop sekarang mulai tahu tentang Korea. Senang juga sih karena semakin luas juga orang mulai paham kenapa bisa suka tentang Korea,” ujar gadis yang akrab dipanggil Dewi ini.
Menurutnya sendiri, fenomena menyukai drakor ini kemungkinan akan bertambah. “Bakal nambah tapi juga bisa naik turun. Karena tergantung usia juga, misalkan sekarang dia baru SMA, setelah lulus bisa jadi berkurang kesukaannya akan drama Korea,” jelas Dewi yang sudah menjadi fans K-Pop dan K-Drama sejak tahun 2010 ini.
Dewi cukup memahami fenomena ini karena sudah pernah terjadi juga sebelumnya. “Waktu jaman Super Junior, itu hype-nya meningkat, kemudian turun lagi. Lalu ada BTS yang hype lagi, dan seterusnya,” tutur mahasiswi S2 Linguistik Murni Unud ini.
Sebagai fangirl atau sebutan untuk fans perempuan, Dewi yang pernah mendapatkan beasiswa pertukaran budaya ke Korea pada 2019 lalu ini, mengingatkan untuk tetap punya ‘real life’. “Harus diingat lagi bahwa itu hanya hiburan juga. Jangan sampai terlalu terbawa sampai lupa akan kehidupan nyata kita masing-masing. Cerita drama Start Up juga kan fiksi dan tentang percintaan, jadi jangan sampai ikut-ikutan kesal kalau jalan ceritanya tidak sesuai maunya kita. Ambil saja yang positif dan part yang menginspirasi,” tutup Dewi yang saat ini juga bekerja sebagai guru bahasa Indonesia, Inggris dan Korea di Global Language Academy (GLA) Bali.*cla
Diperankan oleh Bae Suzy sebagai Seo Dalmi, Nam Johyuk sebagai Nam Dosan, dan Kim Seonho sebagai Han Jipyeong, drama ini bergenre fiksi percintaan. Stat Up sendiri bercerita tentang mimpi Seo Dalmi menjadi Steve Jobs dari Korea dan juga menceritakan bagaimana pengalaman para entrepreneur dalam dunia startup.
Drama yang baru saja berakhir penayangannya pada 6 Desember lalu ini ternyata berhasil menarik perhatian berbagai kalangan di Indonesia. Selain penggemar drakor sendiri, selebritis, motivator, stand-up comedian Indonesia juga terkena ‘demam’ drakor Start Up yang memiliki total 16 episode ini. Sebut saja, Prilly Latuconsina, Ashanty, bahkan Merry Riana pun ikut membahas drama ini.
Selain itu, Co-Founder Ruangguru salah satu perusahaan startup pendidikan terbesar di Indonesia, Iman Usman, juga tidak mau kalah mengulas drama ini. Raditya Dika rupanya juga sempat mengikuti drama yang cukup fenomenal ini.
Baru-baru ini, Raditya Dika mengunggah sebuah video yang diberi judul ‘Pelajaran Bisnis Dari Drama Korea Start Up’ pada kanal youtubenya. Hingga Selasa (15/12), videonya sudah ditonton lebih dari 209 ribu penonton dan mendapat 16 ribu likes.
Video itu pun berdurasi cukup singkat, hanya 4 menit 44 detik saja. Di awal video, Radit, begitu sapaan akrab komika papan atas Indonesia ini, bercerita bagaimana akhirnya ia ikut menonton drama ini. “Ketika istri gue nangis nonton episode pertama drama Korea berjudul Start Up, gue jadi penasaran ikutan nonton,” ujar ayah dua anak ini.
Radit kemudian langsung menjelaskan pelajaran yang ia dapat setelah menonton drama ini. Pertama, ‘Cari Mentor Yang Tepat’. “Menurut gue hidup adalah perjalanan dari guru ke guru, jadi temukan mentor yang tepat untuk menuntun hidup kalian sendiri,” ujar Radit.
Dalam drama, Nam Dosan dan kawan-kawan dalam perusahaannya memilih Han Jipyeong menjadi mentor bagi mereka. Radit mengungkapkan bahwa kita memang bisa belajar dengan baca buku dan menonton video dari kreator yang kita suka tergantung pada apa yang ingin pelajari. Namun, dengan memiliki mentor secara langsung kita bisa mendapatkan bimbingan dan saran untuk langkah-langkah yang kita ambil berdasarkan dengan pengalaman mentor kita.
“Kadang bisa jadi sudut pandang mentor kita tidak selaras dengan pikiran kita, itu tidak apa-apa. Punya mentor juga bukan berarti kita nurut-nurut aja dikasih tahu, tapi menggugat gagasan juga bisa memicu kita punya pemikiran sendiri. Lagian, proses debat dan diskusi yang sehat adalah syarat utama pikiran yang setuju dan kalaupun kita akhirnya salah itu jadi pelajaran,” jelas Radit.
Kemudian, ‘Investasi Bikin Sukses’. “Setiap orang bisa sukses dalam berinvestasi,” tutur Radit. Dalam serial Start Up, Han Jipyeong memperlihatkan bahwa lahir dalam kondisi yang kurang baik bisa sukses juga dengan kegigihan dan investasi dalam usahanya. Han Jipyeong juga mendapatkan return investasinya sebanyak 1.000 persen dalam setahun.
“Tentu saja ini bukan sesuatu yang konsisten terjadi. Ada faktor Analisa yang mandalam, keberanian mengambil risiko dan keberuntungan yang ada pada waktu dan tempat yang tepat,” jelas Radit.
Ia juga menambahkan, untuk orang awam, investasi tentunya perlu dipelajari lebih mendalam dengan motivasi yang tepat juga. “Bukan untuk menjadi kaya,” tegas Radit mengingatkan.
Ketiga, ‘Semua Bisnis Butuh Uang’. Dalam drama, awalnya Nam Dosan kesulitan mencari investor karena belum punya bisnis plan yang tepat hingga Dalmi datang. “Jika nanti kalian punya ide bisnis, pastikan kalian tahu bagaimana ide tersebut bisa mendatangkan uang,” ujar Radit.
Lalu, ‘Selalu Berhati-hati’. Saat Dalmi menandatangani kerjasama, ia kurang teliti dan terkesan terlena pada besarnya jumlah investasi dana sehingga akhirnya perusahaannya justru diambilalih orang lain. “Selalu lihat bentuk kerjasama kita dengan orang lain. Kita juga harus berhati-hati percaya pada orang lain. Karena setiap orang yang menjalin relasi sama kita pasti punya motifnya tersendiri,” jelas Radit.
Terakhir, ‘Yang Lama Kalah Sama Yang Ada’. Radit memberikan tips ini tidak hanya untuk pekerjaan dan tapi juga percintaan. Dalam drama sendiri, Dalmi akhirnya jatuh hati pada Nam Dosan, padahal Han Jipyeong sudah lebih dulu mengenal Dalmi. “Begitu juga dengan perusahaan. Kita perlu berinovasi, bersiap menghadapi tantangan. Kita juga perlu mendukung dan percaya perubahan,” tutup Radit dalam videonya itu.
Sedikit berbeda dengan Raditya Dika, motivator Indonesia, Merry Riana, melihat dengan berbeda. Merry lebih menyoroti episode 13 dimana Han Jipyeong terlihat tidak melakukan apapun dalam tiga tahun. “Well, kalau menurut say aini yang namanya zona nyaman. Jadi kita semua tahu ya bahwa tidak ada pertumbuhan dalam zona nyaman,” ujar Merry dalam video berdurasi sekitar 7 menit tersebut.
Merry kemudian merefleksikan kembali dalam kehidupan sehari-hari. “Saya balikin ke kamu. Apa yang sudah kamu lakukan selama tiga tahun terakhir?” tanya Merry dalam video yang diberi judul ‘Mimpi Tanpa Eksekusi Hanyalah Ilusi’.
Merry kemudian mengingatkan untuk mengambil langkah nyata dan jangan sampai terjebak dalam zona nyaman. “Jangan takut. Saya tahu tahun ini memang masa-masa sulit tapi ini saatnya kita do something. Karena sesuatu yang berawal dari kebaikan pasti berakhir dengan kebaikan. Jika belum baik, berarti belum berakhir,” ujarnya memotivasi.
Di sisi lain, Dewa Ayu Marta Dewi, seorang penghobi drakor atau K-Drama dan K-Pop melihat hal ini secara positif. “ Akhirnya orang-orang yang awam sama K-Drama atau K-Pop sekarang mulai tahu tentang Korea. Senang juga sih karena semakin luas juga orang mulai paham kenapa bisa suka tentang Korea,” ujar gadis yang akrab dipanggil Dewi ini.
Menurutnya sendiri, fenomena menyukai drakor ini kemungkinan akan bertambah. “Bakal nambah tapi juga bisa naik turun. Karena tergantung usia juga, misalkan sekarang dia baru SMA, setelah lulus bisa jadi berkurang kesukaannya akan drama Korea,” jelas Dewi yang sudah menjadi fans K-Pop dan K-Drama sejak tahun 2010 ini.
Dewi cukup memahami fenomena ini karena sudah pernah terjadi juga sebelumnya. “Waktu jaman Super Junior, itu hype-nya meningkat, kemudian turun lagi. Lalu ada BTS yang hype lagi, dan seterusnya,” tutur mahasiswi S2 Linguistik Murni Unud ini.
Sebagai fangirl atau sebutan untuk fans perempuan, Dewi yang pernah mendapatkan beasiswa pertukaran budaya ke Korea pada 2019 lalu ini, mengingatkan untuk tetap punya ‘real life’. “Harus diingat lagi bahwa itu hanya hiburan juga. Jangan sampai terlalu terbawa sampai lupa akan kehidupan nyata kita masing-masing. Cerita drama Start Up juga kan fiksi dan tentang percintaan, jadi jangan sampai ikut-ikutan kesal kalau jalan ceritanya tidak sesuai maunya kita. Ambil saja yang positif dan part yang menginspirasi,” tutup Dewi yang saat ini juga bekerja sebagai guru bahasa Indonesia, Inggris dan Korea di Global Language Academy (GLA) Bali.*cla
1
Komentar