Wajib Test PCR Bikin Wisatawan Cancel Jasa Angkutan Wisata
DENPASAR, NusaBali
Perkumpulan sopir pariwisata yang tergabung dalam United Bali Driver (UBD) kecewa dengan kebijakan yang mewajibkan wisatawan harus membawa hasil swab negatif saat ke Bali lewat jalur udara.
Apalagi kebijakan ini dikeluarkan terkesan mendadak, hanya tiga hari sebelum diterapkan secara resmi, yakni 18 Desember 2020.
Ketua UBD, Made Yogi Anantawijaya,35, saat dihubungi Rabu (16/12) mengaku, sebanyak 80 persen pengguna jasanya cancel mendadak begitu keluarnya kebijakan ini. Sementara itu, untuk anggota UBD yang berjumlah 500 orang lebih, hampir 100 persen juga mengalami hal yang sama, dibatalkan wisatawan.
Yogi mengatakan, kekecewaan ini tak hanya dirasakan oleh penyedia jasa transportasi, namun juga oleh pelaku wisatawan lainnya termasuk hotel. Padahal, sebelumnya Bali sudah bersiap-siap untuk menerima kedatangan wisatawan dengan berbagai acara seperti We Love Bali. “Kalau kami pasti kecewa karena keluarnya mendadak. Masalah baru pun muncul, banyak wisatawan yang cancel menggunakan jasa kami. Dan mereka pindah ke daerah lain seperti Lombok,” jelasnya.
Dia berharap, dengan acara seperti We Love Bali, kampanye Bali Bangkit, bisa menjadikan lebih baik. Tapi sekarang tiba-tiba ada kebijakan seperti keluarnya surat edaran Gubernur Bali nomor 2021 tahun 2020. "Ibaratnya saat ini kami menanti hujan di musim kemarau, malah tidak jadi hujan. Seharusnya saat ini momen kami mengais rejeki tapi malah cancel,” imbuhnya. *mis
Ketua UBD, Made Yogi Anantawijaya,35, saat dihubungi Rabu (16/12) mengaku, sebanyak 80 persen pengguna jasanya cancel mendadak begitu keluarnya kebijakan ini. Sementara itu, untuk anggota UBD yang berjumlah 500 orang lebih, hampir 100 persen juga mengalami hal yang sama, dibatalkan wisatawan.
Yogi mengatakan, kekecewaan ini tak hanya dirasakan oleh penyedia jasa transportasi, namun juga oleh pelaku wisatawan lainnya termasuk hotel. Padahal, sebelumnya Bali sudah bersiap-siap untuk menerima kedatangan wisatawan dengan berbagai acara seperti We Love Bali. “Kalau kami pasti kecewa karena keluarnya mendadak. Masalah baru pun muncul, banyak wisatawan yang cancel menggunakan jasa kami. Dan mereka pindah ke daerah lain seperti Lombok,” jelasnya.
Dia berharap, dengan acara seperti We Love Bali, kampanye Bali Bangkit, bisa menjadikan lebih baik. Tapi sekarang tiba-tiba ada kebijakan seperti keluarnya surat edaran Gubernur Bali nomor 2021 tahun 2020. "Ibaratnya saat ini kami menanti hujan di musim kemarau, malah tidak jadi hujan. Seharusnya saat ini momen kami mengais rejeki tapi malah cancel,” imbuhnya. *mis
Komentar