Bupati Agus Suradnyana Pun Naur Sesangi Haturkan 6 Babi Guling
Sempat Dikarantina 14 Hari, Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula Akhirnya Zero Kasus Covid-19
Sejak akhir April hingga awal Desember 2020, terdapat 48 warga yang tinggal di Desa Bondalem terpapar Covid-19, hampir semuanya dari klaster pasar desa
SINGARAJA, NusaBali
Bupati Putu Agus Suradnyana memenuhi janjinya untuk naur sesangi (bayar kaul) berupa 6 ekor babi guling di Padmasana Kantor Perbekel Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng pada Buda Umnais Prangbakat, Rabu (16/12). Naur sesangi ini dilakukan, karena Bupati Agus Suradnyana sebelumnya sempat masesangi (berkaul) akan menghaturkan 6 babi guling jika Desa Bondalem terbebas dari Covid-19. Saat ini, Desa Bondalem benar-benar zero kasus Covid-19 setelah sem-pat dikarantina selama 14 hari, awal Mei 2020 lalu.
Prosesi ritual naur sesangi Bupati Agus Suradnyana pada Palinggih Padmasana di halaman Kantor Perbekel Bondalem, Rabu kemarin, diikuti pula Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra, Ketua DPRD Buleleng I Gede Supriatna, sejumlah pimpinan OPD Pemkab Buleleng, Camat Tejakula, dan beberapa Perbekel yang wilayahnya berbatasan dengan Desa Bondalem.
Upacara naur sesangi tersebut dipuput oleh Ida Bhawati Made Suarsana, sulinggih dari Desa Bondalem. Seluruh prosesi upacara yang dimulai sejak pagi pukul 09.00 Wita tersebut dilakukan dengan protokol kesehatan sangat ketat.
Bupati Agus Suradnyana menyebutkan, ritual naur sesangi di Kantor Perbekel Bondalem ini dilaksanakan sebagai ungkapan syukur setelah Desa Bondalem zero kasus Covid-19 selama sepekan terakhir. Tak lagi ditemukan di warga Desa Bondalem yang terpapar virus Corona.
Menurut Agus Suradnyana, sebelumnya dia tanpa sengaja masesangi akan menghaturkan 6 babi gulung saat dalam pandemi Covid-19 berkecamuk hebat di Desa Bondalem, awal Mei 2020 lalu. Warga Desa Bondalem pun sempat harus dikarantina selama 14 hari. Dalam perkembangannya, total 48 warga yang tinggal di Desa Bondalem terpapar Covid-19 sejak akhir April-awal Desember 2020, yang dipicu oleh klaster pasar desa tersebut.
Namun, sejak sepekan terakhir, kawasan Desa Bondalem benar-benar zero kasus Covid-19, sehingga Agus Suradnyana naur sesangi. “Ini adalah sebuah ritual sebagai ungkapan rasa syukur saya selaku kepala daerah, karena Desa Bondalem pernah diterjang Covid-19 yang mengkhawatirkan. Saat itu, posisinya berserah dan kembali kepada Tuhan untuk memohon kesembuhan bagi warga Bondalem, selain upaya pencegahan dan penanganan secara sekala,” jelas Agus Suradnyana seusai ritual naur sesangi, Rabu siang.
Agus Suradnyana memaparkan, ritual naur sesangi 6 ekor babi guling ini murni sebagai ungkapan rasa syukur atas kerja sama dan kebersamaan seluruh pihak dalam menagani pandemi Covid-19 di Desa Bondalem. Disebutkan, seluruh warga Desa Bondalem memiliki tantangan besar untuk tetap menjaga kondisi desanya yang kini steril dari Covid-19. “Saat ini, Desa Bondalem dalam posisi zero kasus, tentu ke depan ada tantangan berat yakni terus menerus jalankan protokol kesehat,” jelas Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng ini.
Sementara itu, Perbekel Bondalem, Ngurah Sadu Adnyana, mengatakan desanya sudah nihil kasus Corona sejak sepekan lalu. Ini berkat kerja keras semua elemen. Menurut Ngurah Sadu, saat Desa Bondalem dinyatakan sebagai desa dengan potensi penularan tinggi, aparat dinas dan prajuru adat bekerja sama untuk memutus rantai penyebarannya.
“Beruntung pemerintah juga cepat mengambil langkah, sehingga kasus Covid-19 langsung berkurang setelah kami menjalani karantina desa,” ujar Ngurah Sadu. Disebutkan, hingga saat ini total 48 warganya di Desa Bondalem sempat terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka semua berhasil sembuh.
Ngurah Sadu menjelaskan, selama 9 bulan menghadapi Covid-19, pemerintah desa dan prajuru adat di Desa Bondalem tidak bosan-bosannya mengingatkan 14.000 warganya untuk taat menjalan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan di air mengali, dan menjaga jarak fisik).
“Ketika ada yang lalai, kami ingatkan kembali, apalagi sekarang sudah ada Pergub dan Perbup yang mengatur. Kami selalu tekankan sanksi jika melanggar protokol keeehatan dan menjadikan karantina desa sebagai pengalaman berharga. Sekarang masyarakat kami sudah lebih sadar dan waspada,” kata Ngurah Sadu.
Ngurah Sadi mengatakan, Desa Bondalem yang mewilayahi 10 banjar dinas ke depannya punya tugas berat untuk tetap mempertahankan status sebagai desa yang steril dari virus Covid-19. Selain upaya sekala, juga diimbangi dengan upaya niskala. Pencegahan Covid-19 secara niskala dihandle oleh Desa Adat Bondalem, yang menaungi 11 banjar adat.
Menurut Kelian Desa Adat Bondalem, Jro Made Pendar, selain melaksanakan sejumlah upacara sesuai edaran Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali dan PHDI Bali, Desa Adat Bondalem juga terus melangsungkan upacara pengayu-ayu di Pura Kahyangan Tiga. Uupacara pengayu-ayu yang bermakna memohon anugerah dan ungkapan rasa syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa ini, terakhir kali dilakukan Desa Adat Bondalem pada Saniscara Paing Menail, Sabtu (12/12).
Jro Made Pendar menyebutkan, Desa Adat Bondalem juga sudah melangsungkan upacara nangluk merana pas Tilem Kanem pada Soma Wage Prangbakat, Senin (14/12) lalu. Upacara nangluk merana itu dimaksudkan untuk menetralisir segala wabah yang ada di wewidangan Desa Adat Bondalem.
Selain itu, Desa Adat Bondalem juga ikut berupaya memutus rantai penyebaran Covid-19 dengan memastikan tidak ada kerumunan yang timbul akibat upcara adat dan keagamaan. Seluruh upacara piodalan di Pura Kahyangan Tiga maupun Pura Dadia, ditiadakan buat sementara. Upacara manusa yadnya dan pitra yadnya juga dilaksanakan dalam skala sekecil-kecilnya. *k23
Prosesi ritual naur sesangi Bupati Agus Suradnyana pada Palinggih Padmasana di halaman Kantor Perbekel Bondalem, Rabu kemarin, diikuti pula Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra, Ketua DPRD Buleleng I Gede Supriatna, sejumlah pimpinan OPD Pemkab Buleleng, Camat Tejakula, dan beberapa Perbekel yang wilayahnya berbatasan dengan Desa Bondalem.
Upacara naur sesangi tersebut dipuput oleh Ida Bhawati Made Suarsana, sulinggih dari Desa Bondalem. Seluruh prosesi upacara yang dimulai sejak pagi pukul 09.00 Wita tersebut dilakukan dengan protokol kesehatan sangat ketat.
Bupati Agus Suradnyana menyebutkan, ritual naur sesangi di Kantor Perbekel Bondalem ini dilaksanakan sebagai ungkapan syukur setelah Desa Bondalem zero kasus Covid-19 selama sepekan terakhir. Tak lagi ditemukan di warga Desa Bondalem yang terpapar virus Corona.
Menurut Agus Suradnyana, sebelumnya dia tanpa sengaja masesangi akan menghaturkan 6 babi gulung saat dalam pandemi Covid-19 berkecamuk hebat di Desa Bondalem, awal Mei 2020 lalu. Warga Desa Bondalem pun sempat harus dikarantina selama 14 hari. Dalam perkembangannya, total 48 warga yang tinggal di Desa Bondalem terpapar Covid-19 sejak akhir April-awal Desember 2020, yang dipicu oleh klaster pasar desa tersebut.
Namun, sejak sepekan terakhir, kawasan Desa Bondalem benar-benar zero kasus Covid-19, sehingga Agus Suradnyana naur sesangi. “Ini adalah sebuah ritual sebagai ungkapan rasa syukur saya selaku kepala daerah, karena Desa Bondalem pernah diterjang Covid-19 yang mengkhawatirkan. Saat itu, posisinya berserah dan kembali kepada Tuhan untuk memohon kesembuhan bagi warga Bondalem, selain upaya pencegahan dan penanganan secara sekala,” jelas Agus Suradnyana seusai ritual naur sesangi, Rabu siang.
Agus Suradnyana memaparkan, ritual naur sesangi 6 ekor babi guling ini murni sebagai ungkapan rasa syukur atas kerja sama dan kebersamaan seluruh pihak dalam menagani pandemi Covid-19 di Desa Bondalem. Disebutkan, seluruh warga Desa Bondalem memiliki tantangan besar untuk tetap menjaga kondisi desanya yang kini steril dari Covid-19. “Saat ini, Desa Bondalem dalam posisi zero kasus, tentu ke depan ada tantangan berat yakni terus menerus jalankan protokol kesehat,” jelas Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng ini.
Sementara itu, Perbekel Bondalem, Ngurah Sadu Adnyana, mengatakan desanya sudah nihil kasus Corona sejak sepekan lalu. Ini berkat kerja keras semua elemen. Menurut Ngurah Sadu, saat Desa Bondalem dinyatakan sebagai desa dengan potensi penularan tinggi, aparat dinas dan prajuru adat bekerja sama untuk memutus rantai penyebarannya.
“Beruntung pemerintah juga cepat mengambil langkah, sehingga kasus Covid-19 langsung berkurang setelah kami menjalani karantina desa,” ujar Ngurah Sadu. Disebutkan, hingga saat ini total 48 warganya di Desa Bondalem sempat terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka semua berhasil sembuh.
Ngurah Sadu menjelaskan, selama 9 bulan menghadapi Covid-19, pemerintah desa dan prajuru adat di Desa Bondalem tidak bosan-bosannya mengingatkan 14.000 warganya untuk taat menjalan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan di air mengali, dan menjaga jarak fisik).
“Ketika ada yang lalai, kami ingatkan kembali, apalagi sekarang sudah ada Pergub dan Perbup yang mengatur. Kami selalu tekankan sanksi jika melanggar protokol keeehatan dan menjadikan karantina desa sebagai pengalaman berharga. Sekarang masyarakat kami sudah lebih sadar dan waspada,” kata Ngurah Sadu.
Ngurah Sadi mengatakan, Desa Bondalem yang mewilayahi 10 banjar dinas ke depannya punya tugas berat untuk tetap mempertahankan status sebagai desa yang steril dari virus Covid-19. Selain upaya sekala, juga diimbangi dengan upaya niskala. Pencegahan Covid-19 secara niskala dihandle oleh Desa Adat Bondalem, yang menaungi 11 banjar adat.
Menurut Kelian Desa Adat Bondalem, Jro Made Pendar, selain melaksanakan sejumlah upacara sesuai edaran Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali dan PHDI Bali, Desa Adat Bondalem juga terus melangsungkan upacara pengayu-ayu di Pura Kahyangan Tiga. Uupacara pengayu-ayu yang bermakna memohon anugerah dan ungkapan rasa syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa ini, terakhir kali dilakukan Desa Adat Bondalem pada Saniscara Paing Menail, Sabtu (12/12).
Jro Made Pendar menyebutkan, Desa Adat Bondalem juga sudah melangsungkan upacara nangluk merana pas Tilem Kanem pada Soma Wage Prangbakat, Senin (14/12) lalu. Upacara nangluk merana itu dimaksudkan untuk menetralisir segala wabah yang ada di wewidangan Desa Adat Bondalem.
Selain itu, Desa Adat Bondalem juga ikut berupaya memutus rantai penyebaran Covid-19 dengan memastikan tidak ada kerumunan yang timbul akibat upcara adat dan keagamaan. Seluruh upacara piodalan di Pura Kahyangan Tiga maupun Pura Dadia, ditiadakan buat sementara. Upacara manusa yadnya dan pitra yadnya juga dilaksanakan dalam skala sekecil-kecilnya. *k23
Komentar