Busana Remaja Putri ke Pura Makin Memprihatinkan
Penyimpangan pakem busana ke pura, terutama di kalangan remaja putri, belakangan ini makin memprihatinkan banyak kalangan. Bentuknya, pengenaan kamben di atas lutut dan kebaya brokat tembus pandang hingga terkesan mengundang rangsangan.
GIANYAR, NusaBali
Hal itu disampaikan Ketua Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Provinsi Bali Ny Bintang Puspayoga saat melantik Ketua WHDI Gianyar masa bhakti 2012-2017 antar waktu, Ida Ayu Putu Sri Ambari dan para pengurus WHDI Gianyar di Balai Budaya Gianyar, Senin (23/11).
Ny Bintang Puspayoga mengatakan, pelanggaran pakem berbusana itu harus segera mendapat perhatian semua pihak, terutama WHDI. ‘’Mari kita gencarkan sosialisasi berbusana ke pura sesuai pakem,’’ jelasnya.
Istri Menteri Koperasi dan UKM AA Gede Ngurah Puspayoga ini mengaku terpukul melihat penyimpangan pakem busana itu. Tak hanya kaum putri, kaum putra juga mengenakain kamben hampir sejajar lutut. Pihaknya sering melihat kalangan pelajar berbusana ke pura tidak sesuai pakem. Selain sosialisasi, penting juga diadakan pelatihan berpakaian sesuai pakem. ‘’Ingat, generasi muda boleh mode berpakaian, namun itu hanya cocok untuk acara resepsi perkawinan,’’ jelasnya.
Makin banyaknya tantangan yang menimpa krama Bali Hindu, Ny Bintang Puspayoga mengingatkan agar pembentukan kepengurusan tak hanya terhenti sampai di tingkat kabupaten, melainkan sampai ke kecamatan dan desa/kelurahan. Ia berharap adanya koordinasi intensif antara pengurus tingkat kecamatan, kabupaten maupun provinsi.
Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata berharap WHDI dapat mendorong perempuan Hindu untuk mewujudkan keluarga yang sejahtera dan turut berperan melahirkan generasi muda Hindu yang berkualitas.
Komentar