RSUD Buleleng Mulai Layani Swab Test Mandiri
SINGARAJA, NusaBali
RSUD Buleleng sebagai rumah sakit pemerintah rujukan penanganan pasien Covid-19, mulai Kamis (17/12), melayani pengujian atau swab test secara mandiri.
Tes ini terutama bagi warga yang akan melakukan perjalanan ke luar daerah. Pelaksanaan swab test mandiri di RSUD Buleleng dipatok dengan biaya Rp 900.000/orang. Dirut RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha, dihubungi Kamis kemarin, menjelaskan swab test mandiri yang sempat terkendala. Karena penentuan biaya dan juga harga bahan tes jeniss reagen yang cukup mahal, namun sudah ditangani. Kendala itu, menurut dr Arya Nugraha, sudah mendapatkan jalan keluar. Terlebih diterbitkannya Surat Edaran (SE) Gubenur Bali Nomor 2021 Tahun 2020 tentang aturan menyambut Natal dan Tahun Baru yang mewajibkan wisatawan yang datang menyertakan hasi swab atau hasil rapid antigen.
“Memang per hari ini (Kamis kemarin, Red) kami sudah buka layanan swab mandiri menyusul SE Gubernur dan juga edaran lain, untuk medis menyiapkan pelayanan untuk pelaku perjalanan. Regulasi yang sangat dinamis dikeluarkan oleh pemerintah tentu kami ikuti,” jelas Dirut Arya Nugraha.
Dokter spesialis penyakit dalam ini juga mengatakan kendala penetapan biaya swab test mandiri oleh rumah sakit pemerintah yang sebelumnya mengharuskan ditetapkan oleh Peraturan Daerah (Perda). Kini bisa ditetapkan hanya oleh Direktur Rumah Sakit yang sudah berbentuk Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD). “Setelah kami koordinasi ke Menteri Kesehatan, ternyata boleh tidak memakai Perda dan hanya ditetapkan oleh dirut. Sudah mendapatkan fatwa dari pusat asal jangan melebihi tariff tertinggi pemeriksaan PCR yang ada dalam surat edaran itu maksimal Rp 900.000,” imbuh dia. Dengan berbagai dasar acuan itu RSUD Buleleng pun mengambil keputusan menetapkan biaya swab mandiri sebesar Rp 900.000/orang.
Besaran tarif swab test mandiri yang ditetapkan setara dengan tarif maksimal yang diatur pemerintah pusat sudah melalui perhitungan bagian keuangan. Biaya tarif yang dipasang pun sangat pas-pasan untuk biaya pembelian reagen yang juga cukup mahal, jasa pelayanan medis dan biaya pencetakan dokumen dalam proses uji swab. “Hitungan staf Bagian Keuangan kami, nilai Rp 900.000 pas-pasan sekali. Betul-betul melayani masyarakat dalam kondisi sulit, jadi benefitnya nomor kesekian,” jelas Arya Nugraha.
Pejabat asal Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng ini pun berharap dapat menurunkan harga uji swab. Hal itu sangat berpengaruh pada suplayer reagen yang saat ini masih sangat sedikit. Sementara itu layanan swab mandiri yang dibuka RSUD Buleleng diatur skemanya untuk mendaftarkan diri terlebih dahulu yang dibuka pada hari kerja. Setelah terdaftar di Laboratorium PCR RSUD Buleleng dan membayarkan biaya swab, mereka akan diberikan jadwa uji swab pada keesokan harinya.
Dirut Arya Nugraha juga akan menyiapkan layanan pendaftaran online untuk masyarakat yang akan menjalani swab mandiri. “Ini sedang kami siapkan pendaftaran dan pembayaran online jadi cukup datang ke RSUD sata akan menjalani uji swab dengan menunjukkan bukti pendaftaran dan transfer biaya. Untuk saat ini masih manual,” kata Arya Nugraha.
Swab mandiri pada hari pertama kemarin, disebut dokter Arya Nugraha, sudah ada satu pendaftar. Pelayanan swab mandiri yang dibuka RSUD Buleleng pun diyakini tidak akan mengganggu pelayanan swab pasien dan hasil tracing yang memang menjadi tugas prioritas rumah sakit pemerintah. Mesin Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dioperasikan di Lab PCR RSUD Buleleng dalam satu kali pemeriksaan dapat menguji 90 specimen dalam kurun waktu 6 jam. Jika dilakukan pengujian selama 24 jam dalam satu hari Lab PCR dapat memeriksa 400 specimen. *k23
1
Komentar