RSUD Buleleng Dilengkapi Ruang Bertekanan Negatif Standar WHO
SINGARAJA, NusaBali
10 bulan menangani pasien Covid-19, RSUD Buleleng kini dilengkapi ruang isolasi penyakit bertekanan negatif berstandar World Health Organization (WHO).
Ruang isolasi berstandar negatif itu dinyatakan sebagai ruangan isolasi dengan kualitas tertinggi. Ruangan khusus itu pun ditarget sudah beroperasi awal 2021. Dirut RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha, ditemui di RSUD Buleleng, Jumat (18/12), mengatakan ruang isolasi itu baru tersedia empat ruangan. RSUD Buleleng mewujudkan ruang isolasi itu dari Belanja Tidak Terduga (BTT) Rp 1,6 miliar APBD Buleleng 2020. Standar tertinggi itu untuk memberikan jaminan dengan proteksi maksimal. Kuman, virus, dan bakteri di dalam tubuh pasien saat dikeluarkan melalui droplet dan mencemari udara akan disedot langsung oleh alat bertekanan negatif yang telah dipasang. Setelah masuk ke dalam alat udara yang terkontaminasi dengan virus, kuman maupun bakteri yang sangat berbahaya akan disterilkan sehingga potensi penularan kepada orang lain dapat ditekan.
Menurut dr Arya Nugraha ruang isolasi bertekanan negatif memanfaatkan ruang Lely RSUD Buleleng lantai 1 sisi timur yang selama ini dimanfaatkan untuk ruang perawatan penyakit menular. Ruang isolasi ini pun berbeda dengan ruang isolasi untuk pasien Covid-19 sebelumnya yang dilengkapi dengan exhaust fan dengan standar lebih rendah. “Ruang isolasi bertekanan negatif memang didesain seperti ruangan VIP, sama dengan ruang Nusa Indah di RSUP Sanglah. Satu ruangan masing-masing memiliki alat bertekanan negatif, satu toilet, manometer, AC, ventilator dan alat picu jantung. Empat ruangan ini standar WHO, tertinggi untuk ruang isolasi,” jelas Dirut Arya Nugraha. Menurut Arya Nugraha ruang isolasi bertekanan negatif itu akan segera dioperasionalkan.
Saat ini RSUD Buleleng sedang menyiapkan sumber daya manusia (SDM) ketika ruangan sudah siap. “Ini sudah selesai tinggal dipoles sedikit, Senin depan (21/12) akan diujicoba. Paling lambat awal tahun sudah bisa beroperasi, sambil menunggu droping ASN alokasi 2019 yang masuk Desember ini dan menyiapkan SOP dulu baru bisa beroperasi,” imbuh dia.
Jelas dia, sejauh ini ruang isolasi bertekanan negatif sesuai dengan ketentuan medis tak hanya diperuntukkan untuk pasien Covid-19. Tetapi juga pasien penyakit menular lainnya, seperti penderita TBC MBR dengan kuman yang kebal dengan penanganan medis biasa, hingga penderita HIV/AIDS. Jumlah ruang isolasi tertekanan negatif yang masih terbatas akan disiapkan SOP pengklasteran derajat infeksi pasien. Sehingga yang diisolasi di ruang khusus itu merupakan pasien yang memiliki penyakit menular dengan potensi sangat berbahaya. “Kalau pasien Covid-19 yang hasil pemeriksaan PCR terkonfirmasi dengan kekuatan menginfeksinya tinggi, kalau pasien TBC yang MBR istilahnya TBC yang kebal dengan penaganan medis biasa sehingga membutuhkan ruangan bertekanan negatif,” jelas dia.
Direksi RSUD Buleleng pun akan menambah ruang bertekanan negatif, jika kedepannya kasus penularan Covid-19 masih meningkat. Namun penyiapan ruangan bertekanan negatif tambahan dalam bentul bangsal. Satu ruangan yang cukup besar dipasangi alat bertekanan negatif yang dapat diisi hingga delapan tempat tidur.
Perkembangan kasus Covid-19 di Buleleng yang dicatatkan Satgas Kabupaten Buleleng, Jumat (18/12), ditemukan 6 kasus konfirmasi baru. Dua orang masing-masing dari Kecamatan Seririt, Busungbiu dan Buleleng. Selain itu, ada 3 pasien Covid-19 dinyatakan sembuh dari Kecamatan Gerokgak, Buleleng dan Banjar. Jumlah kasus konfirmasi kumulatif 1.271 ornag. Dari jumlah itu, 1.134 orang sembuh, 63 orang meninggal dan 74 orang lainnya masih menjalani perawatan dan karantina hotel. *k23
1
Komentar