Asephi Optimistis, 2021 Ekspor Membaik
DENPASAR,NusaBali
Ketua Asosiasi Eskportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) I Ketut Dharma Siaja, otptimistis ekspor handicraft Bali membaik pada 2021.
Pariwisata Bali memang masih terpuruk, namun ekspor handicraft tidak akan banyak terpengaruh. Hal tersebut disampaikan Dharma Siadja, terkait perkembangan ekspor produk kerajinan Bali di tengah pandemi Covid-19 yang menyebabkan pariwisata Bali terpuruk.
“Pasar pariwisata dan handicraft merupakan hal yang berbeda,” jelas pengusaha asal Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar, Jumat (18/12).
Dijelaskan momentum atau waktu memulai geliat ekspor pada Januari awal tahun dan selanjutnya. Sebaliknya pasar pariwisata atau geliat wisatawan momentumnya pada Desember. Sekalian perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Jadi pembeli handicraft tidak akan datang ke Bali pada Desember ini,” ucapnya bernada menjamin. Dharma Siadja menyatakan ekspor handicraft Bali sudah menunjukkan pergerakan positif. Dalam artian sedikit- demi sedikit sudah mulai ada permintaan eskpor ke negara- negara yang selama ini menjadi tujuan ekspor Bali (Indonesia). Diantaranya Amerika Serikat, Eropa dan Australia serta negara- negara lainnya.
“Hanya peningkatannya tidak drastis seperti waktu lalu. Baru sedikit-sedikit,” kata Dharma Siadja. Dari indikasi itulah, dia optimistis ekspor kerajinan handicraft Bali pada 2021 akan bergerak positif.
Produk kerajinan kayu, perhiasan, anyaman dan tekstil menjadi komoditas andalan ekspor Bali. Keterbatasan container masih menjadi kendala untuk meningkatkan ekspor produk handicraft Bali.
“Ya masih tetap itu (container). Tetapi ini juga masalah global,” ujarnya memahami keadaan. *K17
“Pasar pariwisata dan handicraft merupakan hal yang berbeda,” jelas pengusaha asal Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar, Jumat (18/12).
Dijelaskan momentum atau waktu memulai geliat ekspor pada Januari awal tahun dan selanjutnya. Sebaliknya pasar pariwisata atau geliat wisatawan momentumnya pada Desember. Sekalian perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Jadi pembeli handicraft tidak akan datang ke Bali pada Desember ini,” ucapnya bernada menjamin. Dharma Siadja menyatakan ekspor handicraft Bali sudah menunjukkan pergerakan positif. Dalam artian sedikit- demi sedikit sudah mulai ada permintaan eskpor ke negara- negara yang selama ini menjadi tujuan ekspor Bali (Indonesia). Diantaranya Amerika Serikat, Eropa dan Australia serta negara- negara lainnya.
“Hanya peningkatannya tidak drastis seperti waktu lalu. Baru sedikit-sedikit,” kata Dharma Siadja. Dari indikasi itulah, dia optimistis ekspor kerajinan handicraft Bali pada 2021 akan bergerak positif.
Produk kerajinan kayu, perhiasan, anyaman dan tekstil menjadi komoditas andalan ekspor Bali. Keterbatasan container masih menjadi kendala untuk meningkatkan ekspor produk handicraft Bali.
“Ya masih tetap itu (container). Tetapi ini juga masalah global,” ujarnya memahami keadaan. *K17
Komentar