Jaringan Tebar Gepeng di Ubud
Sejumlah gepeng dewasa membawa HP hingga seringnya sidak Satpol PP, bocor.
GIANYAR, NusaBali
Beberapa kalangan di Ubud, Gianyar, menduga kuat ada jaringan oknum tertentu yang menebar gepeng (gelandangan dan pengemis) untuk beraksi di kawasan wisata itu. Hal itu diperkuat dengan adanya sejumlah gepeng dewasa membawa HP (handphone) hingga seringnya sidak (inspeksi mendadak) Satpol PP yang bocor.
Akibatnya, dari puluhan gepeng yang beroperasi pada sejumlah titik di Ubud, hanya beberapa orang yang berhasil ditertibkan setiap sidak Satpol PP. ‘’Harusnya jaringan penebar gepeng ini juga diungkap. Kalau tidak, percuma Satpol PP menggelar sidak karena hasilnya tak maksimal. Apalagi setelah ditangkap dan dipulangkan ke asalnya, orangnya itu-itu saja, dan ada gepeng baru lainnya ke Ubud,’’ ujar I Gusti Ketut Keramas di Ubud, Selasa (8/11).
Laki-laki asal Banjar Taman Klod, Kelurahan Ubud, yang staf LPM Ubud ini, mengatakan dari beberapa kali penyusurannya, dini hari sekitar pukul 04.00 Wita, gepeng ke Ubud itu awalnya warga biasa berpakaian bersih. Selanjutnya, di sekitar Kantor Camat Ubud, mereka berganti pakaian
menggepeng, lanjut menyasar warga di Pasar Umum Ubud dan sekitarnya. Beberapa gepeng dewasa membawa HP merk ternama. ‘’Karena gepeng bawa HP itu, makanya petugas sulit nangkap gepeng lain karena mereka saling kontak,’’ jelasnya.
Jika dibutuhkan, Gusti Ketut siap membantu petugas untuk mengungkap jaringan itu. Ia mengaku, pernah mendengar penuturan warga melihat di sekitar Ubud ada kendaraan jenis bak terbuka. Kendaraan itu menurunkan warga di jalan, dan ternyata gepeng. '’Yen jakti-jakti (jaka benar-benar serius,Red) akan nangkap gepeng, lakukan sekitar jam 05.00 pagi. Jangan siang atau sore, hasilnya akan tak maksimal,’’ ujarnya.
Gusti Ketut mengaku, warga dan para tokoh di Ubud sudah sangat mangkel dengan aksi gepeng. Karena aksi gepeng di kawasan wisata ternama (Ubud) ini sangat membuat malu Ubud di mata wisatawan manca negara dan domestik.
Dihubungi malam kemarin, Kepala Satpol PP Gianyar Dewa Made Suartika mengatakan, pihaknya sudah berkali-kali menggelar sidak gepeng. Pihaknya menduga sidak itu sering bocor. ‘’Saya tak mengerti, gepeng itu sudah lebin pintar untuk tukar informasi jika ada sidak,’’ jelasnya.
Ia mengaku pernah mendengar ada jaringan yang mengkoordinir gepeng di Ubud. Namun jaringan itu sangat sulit dibongkar. Beberapa titik pemangkalan gepeng di kawasan Ubud yakni Banjar Pengosekan, Desa Mas, selatan Lapangan Astina Ubud, depan Bank BCA utara Banjar Tebasaya, Desa Peliatan, dan sekitarnya. Ia membenarkan, malam hari paling efektif untuk sidak dengan petugas pakaian preman.
Pihaknya merasakan kewalahan menangani saat dapat banyak tangkapan gepeng. Karena harus ada biaya untuk makanan gepeng dan Gianyar belum punya rumah singgah untuk pembinaan.
Sementara itu, Satpol PP Gianyar menertibkan gepeng di kawasan wisata Ubud, Selasa (8/11) siang. Tujuh gepeng dijaring yakni kalangan anak-anak dan ibu-ibu yang membawa balita. Para gepeng yang diangkut menggunakan mobil dinas Satpol PP Gianyar, kemudian dibawa ke Kantor Dinas Sosial Gianyar untuk mendapat pembinaan. Mereka berasal dari Munti Gunung, Kubu, Karangasem. Penertiban ini serangkaian kunjungan sejumlah delegasi Sidang Umum Interpol ke-85. Para gepeng yang didominasi orang dewasa ini, sebetulnya masih bisa mencari pekerjaan lain karena fisiknya mendukung. “Kami imbau masyarakat agar tidak memberikan apapun kepada gepeng. Karena mereka jadi manja,” jelas Dewa Suartika. lsa, cr62
Beberapa kalangan di Ubud, Gianyar, menduga kuat ada jaringan oknum tertentu yang menebar gepeng (gelandangan dan pengemis) untuk beraksi di kawasan wisata itu. Hal itu diperkuat dengan adanya sejumlah gepeng dewasa membawa HP (handphone) hingga seringnya sidak (inspeksi mendadak) Satpol PP yang bocor.
Akibatnya, dari puluhan gepeng yang beroperasi pada sejumlah titik di Ubud, hanya beberapa orang yang berhasil ditertibkan setiap sidak Satpol PP. ‘’Harusnya jaringan penebar gepeng ini juga diungkap. Kalau tidak, percuma Satpol PP menggelar sidak karena hasilnya tak maksimal. Apalagi setelah ditangkap dan dipulangkan ke asalnya, orangnya itu-itu saja, dan ada gepeng baru lainnya ke Ubud,’’ ujar I Gusti Ketut Keramas di Ubud, Selasa (8/11).
Laki-laki asal Banjar Taman Klod, Kelurahan Ubud, yang staf LPM Ubud ini, mengatakan dari beberapa kali penyusurannya, dini hari sekitar pukul 04.00 Wita, gepeng ke Ubud itu awalnya warga biasa berpakaian bersih. Selanjutnya, di sekitar Kantor Camat Ubud, mereka berganti pakaian
menggepeng, lanjut menyasar warga di Pasar Umum Ubud dan sekitarnya. Beberapa gepeng dewasa membawa HP merk ternama. ‘’Karena gepeng bawa HP itu, makanya petugas sulit nangkap gepeng lain karena mereka saling kontak,’’ jelasnya.
Jika dibutuhkan, Gusti Ketut siap membantu petugas untuk mengungkap jaringan itu. Ia mengaku, pernah mendengar penuturan warga melihat di sekitar Ubud ada kendaraan jenis bak terbuka. Kendaraan itu menurunkan warga di jalan, dan ternyata gepeng. '’Yen jakti-jakti (jaka benar-benar serius,Red) akan nangkap gepeng, lakukan sekitar jam 05.00 pagi. Jangan siang atau sore, hasilnya akan tak maksimal,’’ ujarnya.
Gusti Ketut mengaku, warga dan para tokoh di Ubud sudah sangat mangkel dengan aksi gepeng. Karena aksi gepeng di kawasan wisata ternama (Ubud) ini sangat membuat malu Ubud di mata wisatawan manca negara dan domestik.
Dihubungi malam kemarin, Kepala Satpol PP Gianyar Dewa Made Suartika mengatakan, pihaknya sudah berkali-kali menggelar sidak gepeng. Pihaknya menduga sidak itu sering bocor. ‘’Saya tak mengerti, gepeng itu sudah lebin pintar untuk tukar informasi jika ada sidak,’’ jelasnya.
Ia mengaku pernah mendengar ada jaringan yang mengkoordinir gepeng di Ubud. Namun jaringan itu sangat sulit dibongkar. Beberapa titik pemangkalan gepeng di kawasan Ubud yakni Banjar Pengosekan, Desa Mas, selatan Lapangan Astina Ubud, depan Bank BCA utara Banjar Tebasaya, Desa Peliatan, dan sekitarnya. Ia membenarkan, malam hari paling efektif untuk sidak dengan petugas pakaian preman.
Pihaknya merasakan kewalahan menangani saat dapat banyak tangkapan gepeng. Karena harus ada biaya untuk makanan gepeng dan Gianyar belum punya rumah singgah untuk pembinaan.
Sementara itu, Satpol PP Gianyar menertibkan gepeng di kawasan wisata Ubud, Selasa (8/11) siang. Tujuh gepeng dijaring yakni kalangan anak-anak dan ibu-ibu yang membawa balita. Para gepeng yang diangkut menggunakan mobil dinas Satpol PP Gianyar, kemudian dibawa ke Kantor Dinas Sosial Gianyar untuk mendapat pembinaan. Mereka berasal dari Munti Gunung, Kubu, Karangasem. Penertiban ini serangkaian kunjungan sejumlah delegasi Sidang Umum Interpol ke-85. Para gepeng yang didominasi orang dewasa ini, sebetulnya masih bisa mencari pekerjaan lain karena fisiknya mendukung. “Kami imbau masyarakat agar tidak memberikan apapun kepada gepeng. Karena mereka jadi manja,” jelas Dewa Suartika. lsa, cr62
1
Komentar