Desa Tri Eka Bhuana Pun Bangun Rumah Arak
Agar Wisatawan Bisa Saksikan Proses Pembuatan Arak Tradisional
Dalam Rumah Arak Bali yang dibangun di atas lahan seluas 20 are, antara lain, terdapat minibar berkapasitas 200 orang, bangunan tempat penyulingan arak, hingga front office
AMLAPURA, NusaBali
Desa Tri Eka Bhuana, Kecamatan Sidemen, Karangasem berencana membangun ‘Rumah Arak’ di atas lahan seluas 12 are. Pembangunan Rumah Arak dengan biaya total Rp 450 juta ini akan dilakukan secara bertahap mulai Februari 2021 mendatang. Dengan keberadaan Rumah Arak ini, nantinya wisatawan yang berkunjung ke Desa Tri Eka Bhuana bisa menyaksikan langsung proses pembuatan arak Bali secara tradisional.
Desain pembangunan Rumah Arak ini sudah dipresentasikan oleh Dosen Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Bali, I Gusti Putu Fajar Pranadi, di hadapan Kepala Desa (Perbekel) Tri Eka Bhuana, I Ketut Derka, dan segenap warga masyarakat di Banjar Pungutan, Desa Tri Eka Bhuana, Senin (21/12) siang pukul 13.30 Wita.
Politeknik Negeri Bali memang digandeng sebagai pendamping dalam pembangunan Rumah Arak di Desa Tri Eka Buana ini. Pihak Politeknik Negeri Bali pula yang membuatkan master plan, dengan gambar bangunan tradisional, sehingga nantinya mampu mempertahankan tradisi produksi arak Bali.
I Gusti Putu Fajar Pranadi memaparkan, bangunan Rumah Arak yang ini didesain beratap alang-alang atau bambu. Dalam Rumah Arak Bali, antara lain, berisi minibar berkapasitas 200 orang, bangunan tempat penyulingan arak, hingga front office. “Tampak depan, samping, dan belakang, sepenuhnya tradisional. Nanti ini menjadi objek wisata nuansa desa, sesuai kondisi alam sekitarnya,” yterang Fajar Pranadi.
Fajar Pranadi menyebutkan, perencanaan pembangunan Rumah Arak di atas lahan seluas 20 are ini dilakukan atas permintaan pihak Desa Tri Eka Bhuana. Setelah dikaji, pihak Desa Tri Eka Bhuana mendapat hibah pengembangan ‘Mitra Desa’ dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dalam pelaksanaannya di lapangan, pembangunan Rumah Arak ini bekerja sama dengan Politeknik Negeri Bali selaku pendamping.
Rumah Arak di Desa Tri Eka Bhuana ini dibangun dengan tujuan untuk mempertahankan tradisi produksi arak tradisional. Nantinya, wisatawan yang datang berkunjung ke Dersa Tri Eka Bhuana bisa menyaksikan langsung teknis pembuatan arak Bali secara tradisional di Rumah Arak ini, lengkap dengan tahapan-tahapan prosesnya.
“Kami sudah buatkan desain lengkap, juga detail bagian-bagiannya. Jika memulai membangun dan pembangunan dibagi beberapa tahapan, sudah disiapkan dari tahap mana seharusnya dimulai pembangunan itu,” papar Fajar Pranadi.
Sementara itu, Perbekel Tri Eka Bhuana, I Ketut Derka, mengatakan ide untuk membangun Rumah Arak di desanya tercetus sejak Februari 2019. Begitu muncul ide, pihaknya langsung bersurat ke Politeknik Negeri Bali untuk minta pendampingan. Gayung pun bersambut, usulannya mendapat persetujuan, sehingga pihak Politiknik Negeri Bali membuatkan desain.
Desain pembangunan Rumah Arak selesai sekitar Desember 2019 lalu. Pembangunan Rumah Arak di atas lahan seluas 20 are di Banjar Pungutan, Desa Tri Eka Bhuana semula hendak dimulai Maret 2020 lalu. Namun, karena terjadi pandemi Covid-19, pembangunan tahap awal ditunda dan baru akan dilaksanakan, Februari 2021 mendatang.
“Pembangunan tahap awal nanti berupa pembangunan minibar berkapasisat 200 orang. Untuk tahap awal, dana yang disiapkan mencapai Rp 200 juta,” ungkap Perbekel Ketut Derka, Senin kemarin.
Ketut Derka menyebutkan, pihaknya menyiapkan anggaran total sekitar Rp 450 juta untuk pembangunan Rumah Arak di Banjar Pangutan, Desa Tri Eka Bhuana. Pembangunan Rumah Arak ini menggunakan anggaran Dana Desa. Sedangkan lahan yang digunakan seluas 12 are, merupakan tanah milik warga Desa Tri Eka Bhuana dan dikerjasamakan. “Jadi, tidak ada alih fungsi lahan di sini,” jelas Ketut Derka.
Desa Tri Eka Bhuana sendiri merupakan salah satu kawasan sentra produksi arak tradisional di Bali. Data yang dihimpun NusaBali, di desa Tri Eka Bhuana terdapat 450 unit usaha kerajinan arak tradisinal. Sedangkan untuk wilayah Kecamatan Sidemen, Karangasem terdapat total 763 unit usaha kerajinan arak tradisional, yang melibatkan 1.317 pekerja dengan produksi mencapai 80.115 liter per bulan. Jadi, sebagian besar dari produksi arak Bali wiloayah Kecamatan Sidemen berada di Desa Tri Eka Bhuana.
Sementara, rencana pembangunan Rumah Arak ini mendapat sambutan hangat dari para perajin dan pengepul arak Bali di Desa Tri Eka Bhuana. Salah seorang pengepul arak setempat, I Nengah Warta, mengatakan pembangun Rumah Arak sangat bagus, karena tradisi produksi arak tradisional nantionya bisa menjadi paket wisata.
“Lebih dari itu, arak Bali nanti bisa lebih dikenal luas dunia internasional. Ini tentu mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat,” ujar Nengah Warta yang ikut hadir saat pemaparan desain Rumah Arak oleh Politeknik Negeri Bali, di Banjar Pangutan, Desa Tri Eka Bhuana, Senin kemarin. *k16
Desain pembangunan Rumah Arak ini sudah dipresentasikan oleh Dosen Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Bali, I Gusti Putu Fajar Pranadi, di hadapan Kepala Desa (Perbekel) Tri Eka Bhuana, I Ketut Derka, dan segenap warga masyarakat di Banjar Pungutan, Desa Tri Eka Bhuana, Senin (21/12) siang pukul 13.30 Wita.
Politeknik Negeri Bali memang digandeng sebagai pendamping dalam pembangunan Rumah Arak di Desa Tri Eka Buana ini. Pihak Politeknik Negeri Bali pula yang membuatkan master plan, dengan gambar bangunan tradisional, sehingga nantinya mampu mempertahankan tradisi produksi arak Bali.
I Gusti Putu Fajar Pranadi memaparkan, bangunan Rumah Arak yang ini didesain beratap alang-alang atau bambu. Dalam Rumah Arak Bali, antara lain, berisi minibar berkapasitas 200 orang, bangunan tempat penyulingan arak, hingga front office. “Tampak depan, samping, dan belakang, sepenuhnya tradisional. Nanti ini menjadi objek wisata nuansa desa, sesuai kondisi alam sekitarnya,” yterang Fajar Pranadi.
Fajar Pranadi menyebutkan, perencanaan pembangunan Rumah Arak di atas lahan seluas 20 are ini dilakukan atas permintaan pihak Desa Tri Eka Bhuana. Setelah dikaji, pihak Desa Tri Eka Bhuana mendapat hibah pengembangan ‘Mitra Desa’ dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dalam pelaksanaannya di lapangan, pembangunan Rumah Arak ini bekerja sama dengan Politeknik Negeri Bali selaku pendamping.
Rumah Arak di Desa Tri Eka Bhuana ini dibangun dengan tujuan untuk mempertahankan tradisi produksi arak tradisional. Nantinya, wisatawan yang datang berkunjung ke Dersa Tri Eka Bhuana bisa menyaksikan langsung teknis pembuatan arak Bali secara tradisional di Rumah Arak ini, lengkap dengan tahapan-tahapan prosesnya.
“Kami sudah buatkan desain lengkap, juga detail bagian-bagiannya. Jika memulai membangun dan pembangunan dibagi beberapa tahapan, sudah disiapkan dari tahap mana seharusnya dimulai pembangunan itu,” papar Fajar Pranadi.
Sementara itu, Perbekel Tri Eka Bhuana, I Ketut Derka, mengatakan ide untuk membangun Rumah Arak di desanya tercetus sejak Februari 2019. Begitu muncul ide, pihaknya langsung bersurat ke Politeknik Negeri Bali untuk minta pendampingan. Gayung pun bersambut, usulannya mendapat persetujuan, sehingga pihak Politiknik Negeri Bali membuatkan desain.
Desain pembangunan Rumah Arak selesai sekitar Desember 2019 lalu. Pembangunan Rumah Arak di atas lahan seluas 20 are di Banjar Pungutan, Desa Tri Eka Bhuana semula hendak dimulai Maret 2020 lalu. Namun, karena terjadi pandemi Covid-19, pembangunan tahap awal ditunda dan baru akan dilaksanakan, Februari 2021 mendatang.
“Pembangunan tahap awal nanti berupa pembangunan minibar berkapasisat 200 orang. Untuk tahap awal, dana yang disiapkan mencapai Rp 200 juta,” ungkap Perbekel Ketut Derka, Senin kemarin.
Ketut Derka menyebutkan, pihaknya menyiapkan anggaran total sekitar Rp 450 juta untuk pembangunan Rumah Arak di Banjar Pangutan, Desa Tri Eka Bhuana. Pembangunan Rumah Arak ini menggunakan anggaran Dana Desa. Sedangkan lahan yang digunakan seluas 12 are, merupakan tanah milik warga Desa Tri Eka Bhuana dan dikerjasamakan. “Jadi, tidak ada alih fungsi lahan di sini,” jelas Ketut Derka.
Desa Tri Eka Bhuana sendiri merupakan salah satu kawasan sentra produksi arak tradisional di Bali. Data yang dihimpun NusaBali, di desa Tri Eka Bhuana terdapat 450 unit usaha kerajinan arak tradisinal. Sedangkan untuk wilayah Kecamatan Sidemen, Karangasem terdapat total 763 unit usaha kerajinan arak tradisional, yang melibatkan 1.317 pekerja dengan produksi mencapai 80.115 liter per bulan. Jadi, sebagian besar dari produksi arak Bali wiloayah Kecamatan Sidemen berada di Desa Tri Eka Bhuana.
Sementara, rencana pembangunan Rumah Arak ini mendapat sambutan hangat dari para perajin dan pengepul arak Bali di Desa Tri Eka Bhuana. Salah seorang pengepul arak setempat, I Nengah Warta, mengatakan pembangun Rumah Arak sangat bagus, karena tradisi produksi arak tradisional nantionya bisa menjadi paket wisata.
“Lebih dari itu, arak Bali nanti bisa lebih dikenal luas dunia internasional. Ini tentu mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat,” ujar Nengah Warta yang ikut hadir saat pemaparan desain Rumah Arak oleh Politeknik Negeri Bali, di Banjar Pangutan, Desa Tri Eka Bhuana, Senin kemarin. *k16
1
Komentar