Meraih Manfaat dan Prestasi dari Piala Dunia U-20
PROYEKSI 2021: Bidang OLAHRAGA
DENPASAR, NusaBali
INDONESIA harus mampu memanfaatkan momentum sebagai tuan rumah turnamen akbar Piala Dunia U-20 tahun 2021 deoan
Ini momentum untuk meningkatkan prestasi sepakbola nasional, serta beberapa sektor lainnya, seperti ekonomi dan pariwisata. Meski tak segegap gempita Piala Dunia (senior), turnamen khusus kelompok umur (U-20) ini tetap memiliki beberapa daya tarik. Apalagi, Bali dipercaya sebagai salah satu tempat pertandingan.
"Semoga ini awal kemajuan sepakbola Indonesia, seperti Korea Selatan dan Jepang yang mulai maju setelah jadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2002. Kami pun ingin seperti itu," kata Ketua Umum PSSI, Komjen Pol (Purn) Mochamad Iriawan.
PSSI menunjuk enam kota penyelenggara Piala Dunia U-20, Mei-Juni 2021 mendatang, yakni Jakarta, Bandung, Gianyar, Surabaya, Solo, dan Palembang. Hingga kini, persiapan maupun perbaikan infrastruktur sepakbola di enam kota tersebut terus digenjot agar memenuhi standar kelayakan FIFA. Bahkan, pemerintah pusat menyiapkan dana sekitar Rp 400 miliar untuk merenovasi stadion utama dan lapangan penunjung sebagai tempat latihan tim kontestan.
Di Bali, perbaikan dan renovasi dilakukan pada venue utama yakni Stadion Kapten Wayan Dipta di Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. Sedangkan empat lapangan penunjang untuk tempat latihan tim kontestan, masing-masing Stadion I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Stadion Kompyang Sudjana Denpasar, Stadion Trisakti Legian-Kuta, dan Stadion Gelora Samudera Kuta. Paket pekerjaan tersebut dilaksanakan PP Persero dengan nilai kontrak Rp 152,9 miliar dan harus selesai akhir April 2021.
Pembangunan infrastruktur diharapkan pula berdampak terhadap klub dan masyarakat. Sebab, stadion akan terintegrasi dengan fasilitas publik. Apalagi, persiapan itu tidak sekadar membenahi stadion, tapi juga akses publik. Selanjutnya, stadion atau lapangan dapat dimanfaatkan masyarakat untuk bermain sepakbola maupun berolahraga,
Sedangkan untuk persiapan Tim Nasional U-20, pemerintah menyediakan dana Rp 50,6 miliar. Dana itu untuk fasilitas pemain, 7 pelatih (asing dan lokal), dan 8 tenaga pendukung. Selain itu, juga untuk honorarium, akomodasi dan konsumsi, suplemen, training camp luar negeri, try out, dukungan transportasi, peralatan/perlengkapan latihan, dukungan sport science, dan perlindungan kesehatan melalui BPJS Ketenagakerjaan.
Berkah Timnas U-20 tampil di Piala Dunia U-20 pun diharapkan memberikan pengaruh positif pada pembinaan sepakbola kelompok umur, melalui kompetisi yang masif penuh semangat. Sebab, kompetisi yang ketat diharapkan bakal meng-hasilkan bibit-bibit terbaik.
Manfaat lainnya, Timnas U-20 juga akan mendapatkan pengalaman internasional dan merasakan atmosfer Piala Dunia melawan tim-tim terbaik dari berbagai penjuru benua. Pengalaman itu tentu menambah kemampuan dan sekaligus mengukur level tim sepakbola Indonesia di pentas dunia, khususnya untuk kelompok umur.
Penyelenggaraan Piala Dunia U-20 itu sendiri juga akan menyita perhatian dunia. Indonesia jadi sorotan dari penyelenggaraan dan pertandingan tim-tim dari berbagai negara. Tentu saja ini ajang promosi bagi Indonesia, khususnya pariwisata Bali, seperti saat menjadi tuan rumah Asian Games 2018 lalu.
Lihat saja Polandia yang pernah jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada Mei-Juni 2018. Di Polandia terjadi peningkatan jumlah wisatawan, baik domestik dan mancanegara. Hal itu dilihat dari hunian hotel, penginapan, dan sejenisnya. Pada Mei 2018, tercatat jumlah hunian hotel di Polandia mencapai 3.280.645, naik 8,9 persen dibandingkan Mei 2017. Sedangkan Juni 2018, tercatat ada kenaikan 6,4 persen menjadi 3.605.839 hunian.
Dengan adanya penonton, juga diharapkan berdampak pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Penjaja kuliner, souvenir, atribut tim di sekitaran stadion akan meraih keuntungan ekonomi dari kedatangan penonton, baik lokal maupun mancanegara.
Lebih penting lagi, Piala Dunia U-20 diharapkan berdampak pada perkembangan prestasi Timnas Indonesia di pentas internasional. Bagi para pemain yang berlaga, akan jadi pengalaman bagus untuk berkembang di kemudian hari. Selain itu, juga bisa menimbulkan hasrat yang lebih besar bermain di Piala Dunia pada jenjang senior.
Budi Harminto
Wartawan NusaBali
Wartawan NusaBali
Komentar