Peyadnyan Terbakar, Karya Mamukur Buyar
Karya Mamukur 456 pitra yang dibuyarkan kebakaran ini untuk kali pertama digelar keluarga besar PSNKK Desa Pakraman Pertima dalam 100 tahun
Sementara, informasi di lapangan, percikan api yang membakar areal peyadnyan Karya Mamukur PSNKK, Selasa siang, diduga muncul dari bangunan suci tempat menyimpan banten suci dan puspa, yang berada di sudut timur laut. Dalam sekejap, api menjalar ke mana-mana hingga meludeskan 12 bangunan suci dan seluruh bebantenan.
Saksi pertama yang mengetahui peristiwa ini adalah I Nengah Surianto, krama Desa Sengkidu, Kecamatan Manggis, Karangasem yang kebetulan melintas di lokasi musibah. Kala itu, Nengah Surianto naik motor, melaju ke arah selatan hendak menuju Banjar Perasi Tengah, Desa Pertima.
Karena melihat kepulan asap tebal, Nengah Surianto pun langsung menghentikan motornya, kemudian memberitahukan peristiwa ini kepada warga terdekat yang berada di Pertigaan Banjar Perasi Tengah atau depan Puskesmas Karangasem I. Selanjutnya, warga berdatangan ke lokasi TKP untuk memadamkan api secara manual. Namun, sebelum warga berdatangan, satu deret peyadnyan berisi 3 bangunan suci tempat menyimpan banten dan puspa telah ludes terbakar.
Tak lama berselang, keluarga besar PSNKK yang notabene krama pemilik Karya Mamu-kur juga berdatangan ke lokasi musibah. Mereka semuanya mengenakan pakaian adat ringan, karena kemarin sejak pagi mengolah bumbu untuk ngelawar Rabu (9/11) ini, sehubungan ada upacara pernikahan. Mereka pun hanya bisa pasrah, menyaksikan kobaran api meludeskan semua peralatan, banten, dan bangunan suci di piyadnyan.
Total ada 12 bangunan suci yang terbakar, termasuk Sanggar Tawang, Bale Gambang, Bale Petandingan, Tribun, Bale Pawedaan, Bale Pangliwetan, dan Bale Pedanan. Tercatat hanya ada 2 bangunan suci yang selamat dari amuk si jago merah, yakni Bale Gong dan Bale Bukur, yang posisinya paling jauh di sisi selatan.
Ketika petugas pemadam kebakaran terjun ke lokasi, Selasa siang sekitar pukul 12.00 Wita, api sudah berkecamuk hebat dan melalap sebagian besar bangunan suci. Petugas yang terjun kemarin siang dikoordinasikan langsung Kadis Perhubungan dan Pemadam Kebakaran Karangasem, I Wayan Sutapa.
Sialnya, begitu selang air dioperasikan petugas pemada, ternyata aliran airnya macet-macet. Petugas pemadam harus bolak-balik slama 3 jam membawa air ke lokasi. Barulah sore sekitar pukul 15.00 Wita, api dalam kebakaran hebat di lokasi piyadnyan Karya Mamukur PSNKK ini benar-benar bisa dipadamkan. Saat iti, 12 bangunan suci sudeh hangus jadi abu, demikian pula 456 puspa, 3.000 banten, dan perlengkapan upacara lainnya.
Musibah kebakaran ini membuat suasana pilu. Pantauan NusaBali, krama istri (kaum wanita) dari keluarga besar PSNKK selaku pemilik Karya Mamukur banyak yang menangis histeris. Bahkan, beberapa di antara mereka terkulai hingga tak sadarkan diri. Mereka sangat terpukul, karena ribuan kemasan banten yang sudah ditata selama 7 bulan sejak April 2016, ludes dalam sekejap.
Menurut IGK Subandri, kerugian material akibat kebakaran ini mencapai Rp 800 juta atau hampir Rp 1 miliar. Rinciannya, dari uang terkupul Rp 600 juta yang merupakan paturunan Rp 3 juta per KK krama PSNKK dan barang-barang yang terbakar. Gara-gara kebakaran ini, Karya Mamukur PSNKK yang pertama kali digelar selama 100 tahun terakhir ini hampir pasti tak bisa terlaksana. “Rasanya, upacara tidak bisa dilaksanakan, karena seluruh sarana upakara telah habis terbakar,” papar IGK Subandri.
Sedangkan Penasihat PSNKK Banjar Perasi Tengah, I Gusti Ketut Panon, belum bersedia memberikan keterangan apakah Karya Mamukur ini bisa terlaksana atau tidak. “Nanti dulu, kami akan paruman membicarakan rencana ke depan,” elak IGK Panon saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa kemarin.
Karya Mamukur PSNKK itu sendiri semula direncanakan pada Wraspati Pon Uye, Kamis (24/11) mendatang. Bertindak sebagai Yajamana adalah Ida Pedanda Gede Karang Manuaba, sulinggih dari Griya Kecicang, Desa Pakraman Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem. Sedangkan bertindak sebagai Wiku Tapini (ahli bebantenan) adalah Ida Pedanda Istri Karang, dari Griya Suci, Banjar Brahmana, Desa Pakraman Sibetan, Kecamatan Bebandem. Sementara Pangrajeg Karya Mamukur PSNKK adsalah I Gusti Mangku Catur.
Sementara itu, jajaran kepolisian belum bisa memastikan apa penyebab kebakaran hebat yang meludeskan piyadnyan Karya Mamukur PSNKK di Desa Pakraman Pratima, Selasa kemarin. Menurut Kapolsek Karangasem, Kompol Anwar Sasmito, kecil kemungkinan terjadi kebakaran akibat sabotase.
“Kami masih melakukan penyelidikan dan mengundang ahli labfor guna mengungkap penyebab kebakaran itu,” jelas Kompol Anwar Sasmito, yang kemarin siang terjun memantau kebakaran di lokasi bersama Kasat Lantas Polres Karangasem, AKP I Made Subadi. k16
Saksi pertama yang mengetahui peristiwa ini adalah I Nengah Surianto, krama Desa Sengkidu, Kecamatan Manggis, Karangasem yang kebetulan melintas di lokasi musibah. Kala itu, Nengah Surianto naik motor, melaju ke arah selatan hendak menuju Banjar Perasi Tengah, Desa Pertima.
Karena melihat kepulan asap tebal, Nengah Surianto pun langsung menghentikan motornya, kemudian memberitahukan peristiwa ini kepada warga terdekat yang berada di Pertigaan Banjar Perasi Tengah atau depan Puskesmas Karangasem I. Selanjutnya, warga berdatangan ke lokasi TKP untuk memadamkan api secara manual. Namun, sebelum warga berdatangan, satu deret peyadnyan berisi 3 bangunan suci tempat menyimpan banten dan puspa telah ludes terbakar.
Tak lama berselang, keluarga besar PSNKK yang notabene krama pemilik Karya Mamu-kur juga berdatangan ke lokasi musibah. Mereka semuanya mengenakan pakaian adat ringan, karena kemarin sejak pagi mengolah bumbu untuk ngelawar Rabu (9/11) ini, sehubungan ada upacara pernikahan. Mereka pun hanya bisa pasrah, menyaksikan kobaran api meludeskan semua peralatan, banten, dan bangunan suci di piyadnyan.
Total ada 12 bangunan suci yang terbakar, termasuk Sanggar Tawang, Bale Gambang, Bale Petandingan, Tribun, Bale Pawedaan, Bale Pangliwetan, dan Bale Pedanan. Tercatat hanya ada 2 bangunan suci yang selamat dari amuk si jago merah, yakni Bale Gong dan Bale Bukur, yang posisinya paling jauh di sisi selatan.
Ketika petugas pemadam kebakaran terjun ke lokasi, Selasa siang sekitar pukul 12.00 Wita, api sudah berkecamuk hebat dan melalap sebagian besar bangunan suci. Petugas yang terjun kemarin siang dikoordinasikan langsung Kadis Perhubungan dan Pemadam Kebakaran Karangasem, I Wayan Sutapa.
Sialnya, begitu selang air dioperasikan petugas pemada, ternyata aliran airnya macet-macet. Petugas pemadam harus bolak-balik slama 3 jam membawa air ke lokasi. Barulah sore sekitar pukul 15.00 Wita, api dalam kebakaran hebat di lokasi piyadnyan Karya Mamukur PSNKK ini benar-benar bisa dipadamkan. Saat iti, 12 bangunan suci sudeh hangus jadi abu, demikian pula 456 puspa, 3.000 banten, dan perlengkapan upacara lainnya.
Musibah kebakaran ini membuat suasana pilu. Pantauan NusaBali, krama istri (kaum wanita) dari keluarga besar PSNKK selaku pemilik Karya Mamukur banyak yang menangis histeris. Bahkan, beberapa di antara mereka terkulai hingga tak sadarkan diri. Mereka sangat terpukul, karena ribuan kemasan banten yang sudah ditata selama 7 bulan sejak April 2016, ludes dalam sekejap.
Menurut IGK Subandri, kerugian material akibat kebakaran ini mencapai Rp 800 juta atau hampir Rp 1 miliar. Rinciannya, dari uang terkupul Rp 600 juta yang merupakan paturunan Rp 3 juta per KK krama PSNKK dan barang-barang yang terbakar. Gara-gara kebakaran ini, Karya Mamukur PSNKK yang pertama kali digelar selama 100 tahun terakhir ini hampir pasti tak bisa terlaksana. “Rasanya, upacara tidak bisa dilaksanakan, karena seluruh sarana upakara telah habis terbakar,” papar IGK Subandri.
Sedangkan Penasihat PSNKK Banjar Perasi Tengah, I Gusti Ketut Panon, belum bersedia memberikan keterangan apakah Karya Mamukur ini bisa terlaksana atau tidak. “Nanti dulu, kami akan paruman membicarakan rencana ke depan,” elak IGK Panon saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa kemarin.
Karya Mamukur PSNKK itu sendiri semula direncanakan pada Wraspati Pon Uye, Kamis (24/11) mendatang. Bertindak sebagai Yajamana adalah Ida Pedanda Gede Karang Manuaba, sulinggih dari Griya Kecicang, Desa Pakraman Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem. Sedangkan bertindak sebagai Wiku Tapini (ahli bebantenan) adalah Ida Pedanda Istri Karang, dari Griya Suci, Banjar Brahmana, Desa Pakraman Sibetan, Kecamatan Bebandem. Sementara Pangrajeg Karya Mamukur PSNKK adsalah I Gusti Mangku Catur.
Sementara itu, jajaran kepolisian belum bisa memastikan apa penyebab kebakaran hebat yang meludeskan piyadnyan Karya Mamukur PSNKK di Desa Pakraman Pratima, Selasa kemarin. Menurut Kapolsek Karangasem, Kompol Anwar Sasmito, kecil kemungkinan terjadi kebakaran akibat sabotase.
“Kami masih melakukan penyelidikan dan mengundang ahli labfor guna mengungkap penyebab kebakaran itu,” jelas Kompol Anwar Sasmito, yang kemarin siang terjun memantau kebakaran di lokasi bersama Kasat Lantas Polres Karangasem, AKP I Made Subadi. k16
1
2
Komentar