Beras Habis, Sampah Plastik Menumpuk

Terbukti, stok beras sebanyak 625 Kg ludes hanya dalam kurun waktu satu minggu. Perbekel Desa Muncan, I Wayan Tunas, sampai kebingungan untuk mendapatkan beras lagi. Akibat kehabisan beras, sampah plastik menumpuk lagi.

Menurut Wayan Tunas, dalam perjanjian, rekanan bersedia menyiapkan beras tiap sebulan sekali. “Saya mau cari alternatif lain agar terus ada beras. Dengan program ini, Desa Muncan jadi bersih dari sampah plastik,” jelas I Wayan Tunas saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (22/12). Dikatakan, penukaran sampah plastik hari pertama di Banjar Gede, Banjar Pendem, Banjar Susut, Banjar Yang Api, dan Banjar Benekasa menghabiskan 300 kilogram beras.

Semua jenis sampah plastik diterima, per 4 kilogram sampah plastik ditukar 1 kilogram beras. “Penukaran hari pertama, nyaris semua sampah plastik yang ada di permukaan telah habis terkumpul. Selanjutnya tinggal mengumpulkan sampah plastik yang baru. Sebenarnya penukaran sampah plastik berikutnya, tidak banyak yang terkumpul,” ungkap Wayan Tunas.

Target jangka panjang, Desa Muncan terbebas sampah plastik. Apalagi telah memberlakukan larangan membuang sampah sembarangan ke selokan, sungai, tegalan, dan jurang. Selama ini sampah plastik mencemari lingkungan. Terlebih lagi sampah plastik tidak bisa terurai dan sulit hancur. Sampah plastik dibakar menyebabkan polusi udara, asap mengandung zat dioksin dan zat karsionogenik menyebabkan gangguan sistem pernapasan, kanker, gangguan sistem saraf, dan lain-lain.

Sedangkan sampah plastik dikubur menyebabkan pencemaran tanah, kesuburan tanah berkurang, partikel plastik mengandung racun menyebabkan binatang di dalam tanah bisa mati. Jika sampah plastik dibuang ke selokan atau sungai, bisa menyumbat aliran air yang menyebabkan banjir, longsor, dan erosi. Selama ini Pemerintah Desa Muncan telah memberdayakan warga mengumpulkan sampah plastik di 13 banjar se-Desa Muncan. *k16