Kodam IX/Udayana Sebar 1.000 Wastafel Se Bali-Nusra
GIANYAR, NusaBali
Kodam IX/Udayana menyebar 1.000 wastafel ke seluruh Bali - Nusra (Nusa Tenggara).
Objek wisata, tempat ibadah dan fasilitas umum jadi prioritas penempatan. Kasrem IX/Udayana, Kolonel Inf Ida Bagus Ketut Surya Wedana mengatakan sumbangsih 1.000 wastafel ini kerjasama dengan Krisna Oleh-oleh Bali. "Untuk Bali, kami sumbangkan sekitar 300 wastafel," jelasnya usai simbolis penempatan wastafel di Banjar Blangsinga, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Rabu (23/12).
Sumbangan tempat cuci tangan ini, kata IB Surya untuk membantu memutus rantai peredaran virus Covid-19. "Masyarakat diharapkan disiplin mencuci tangan, menghindari kerumunan, memakai masker dan menjaga jarak. Selain wastafel, kami juga serahkan 4.900 masker dan hand sanitizer," jelasnya.
Penempatan wastafel diutamakan pada tempat pariwisata yang kunjungan ramai, tempat ibadah, terminal, pasar tradisional, dan fasilitas olahraga terbuka. "Kebiasaan cuci tangan perlu di gugah lagi," imbuhnya.
Ketua Satgas Covid Desa Adat Blangsinga Gusti Darmawan mengaku sampai membuat pararem memerangi virus Corona. Salah satu isinya, warga yang kedapatan melanggar protokol kesehatan akan dicatat pada papan tulis pos jaga. Sanski halus ini diakui membuat warga setempat taat prokes agar namanya tidak tercantum dan dibaca masyarakat umum. "Di pos jaga ada catatan-catatan pelanggaran. Di awal setiap yang melanggar dicatat, sampai banyak. Perlahan masyarakat mulai sadar, sehingga catatannya mulai berkurang," jelasnya.
Dengan adanya bantuan wastafel dan masker, pihaknya berharap kesadaran masyarakat menjaga kesehatan semakin tinggi. "Dengan bantuan ini masyarakat semakin menyadari kesehatan itu penting, terutama terhindar dari virus covid-19," jelasnya.
Pemilik Krisna Oleh-oleh Bali Gusti Ngurah Anom mengatakan pandemi ini sangat berdampak pada tingkat kunjungan. Bahkan toko Oleh-oleh ini sempat tutup sejak Maret dan baru dibuka kembali bulan Juli 2020. Saat tutup, dirinya fokus pada persiapan protokol kesehatan. Seperti misalnya penyediaan tempat cuci tangan. Namun demikian, pihaknya tetap bersyukur masih ada kunjungan di kisaran 30 persen.
Terkait pengetatan masuk Bali, Cok Krisna mengatakan sangat setuju. Hal itu demi keselamatan dan kesehatan. "Saya sangat setuju apapun imbauan pemerintah, karena kesehatan penting dan utama. Kalau tidak antisipasi, Desember 2020 ini pasti membeludak kunjungan. Tidak menutup kemungkinan akan terjadi penularan klaster pariwisata. Maka itu sebagai pebisnis, menurut saya kesehatan nomor 1. Meski kunjungan turun, kita yakin semangat kita harus bisa bangkit," ujarnya. *nvi
Sumbangan tempat cuci tangan ini, kata IB Surya untuk membantu memutus rantai peredaran virus Covid-19. "Masyarakat diharapkan disiplin mencuci tangan, menghindari kerumunan, memakai masker dan menjaga jarak. Selain wastafel, kami juga serahkan 4.900 masker dan hand sanitizer," jelasnya.
Penempatan wastafel diutamakan pada tempat pariwisata yang kunjungan ramai, tempat ibadah, terminal, pasar tradisional, dan fasilitas olahraga terbuka. "Kebiasaan cuci tangan perlu di gugah lagi," imbuhnya.
Ketua Satgas Covid Desa Adat Blangsinga Gusti Darmawan mengaku sampai membuat pararem memerangi virus Corona. Salah satu isinya, warga yang kedapatan melanggar protokol kesehatan akan dicatat pada papan tulis pos jaga. Sanski halus ini diakui membuat warga setempat taat prokes agar namanya tidak tercantum dan dibaca masyarakat umum. "Di pos jaga ada catatan-catatan pelanggaran. Di awal setiap yang melanggar dicatat, sampai banyak. Perlahan masyarakat mulai sadar, sehingga catatannya mulai berkurang," jelasnya.
Dengan adanya bantuan wastafel dan masker, pihaknya berharap kesadaran masyarakat menjaga kesehatan semakin tinggi. "Dengan bantuan ini masyarakat semakin menyadari kesehatan itu penting, terutama terhindar dari virus covid-19," jelasnya.
Pemilik Krisna Oleh-oleh Bali Gusti Ngurah Anom mengatakan pandemi ini sangat berdampak pada tingkat kunjungan. Bahkan toko Oleh-oleh ini sempat tutup sejak Maret dan baru dibuka kembali bulan Juli 2020. Saat tutup, dirinya fokus pada persiapan protokol kesehatan. Seperti misalnya penyediaan tempat cuci tangan. Namun demikian, pihaknya tetap bersyukur masih ada kunjungan di kisaran 30 persen.
Terkait pengetatan masuk Bali, Cok Krisna mengatakan sangat setuju. Hal itu demi keselamatan dan kesehatan. "Saya sangat setuju apapun imbauan pemerintah, karena kesehatan penting dan utama. Kalau tidak antisipasi, Desember 2020 ini pasti membeludak kunjungan. Tidak menutup kemungkinan akan terjadi penularan klaster pariwisata. Maka itu sebagai pebisnis, menurut saya kesehatan nomor 1. Meski kunjungan turun, kita yakin semangat kita harus bisa bangkit," ujarnya. *nvi
1
Komentar