Tjok Pemecutan Suruh Pecat Ngurah Agung
Jika Sikap Kritisnya Terhadap Kekalahan Golkar di Pilkada Langgar Aturan Partai
Tjok Pemecutan pun mengatakan Ngurah Agung sudah diajaknya komunikasi agar jangan takut menyuarakan aspirasi dan kebenaran.
DENPASAR,NusaBali
Sikap kader Golkar Bali yang juga Korwil Golkar Denpasar, Anak Agung Ngurah Agung, hingga mendapatkan pembinaan dari induk partainya menbuat tokoh Golkar Bali, Ida Tjokorda Pemecutan XI angkat bicara. Tjok Pemecutan di Puri Pemecutan Jalan Thamrin Nomor 2 Denpasar, Jumat (25/12) siang meminta Golkar Bali memecat saja Ngurah Agung kalau memang sikap kritisnya terhadap partai dianggap melanggar aturan partai.
Tjok Pemecutan XI mengatakan setiap kader mau mengkritisi tidak masalah. "Saya sering kritis terhadap kepemimpinan Partai Golkar. Saya pendiri Golkar di Bali. Salah mengkritisi? Kalau Ngurah Agung mengkritisi salah, ya pecat saja. Golkar Bali pecat saja Ngurah Agung kalau memang dianggap salah," ujar Tjok Pemecutan.
Tjok Pemecutan mengatakan Ngurah Agung sampai dipanggil ke DPD Golkar Bali dan diadili, Minggu (20/12) lalu. Walaupun Ngurah Agung akhirnya tidak datang. Tetapi , Senin (21/12) Ngurah Agung menurut Tjok Pemecutan datang ke Kantor Golkar Bali di Jalan Surapati Nomor 9 Denpasar.
"Saya dengar Ngurah Agung mau diadili. Jangankan mengkritisi, dalam Pilkada sebagai proses demokrasi setiap warga punya hak menentukan sikap. Mau mendukung Paslon lain yang dianggap layak apakah juga salah?" ujar mantan Ketua DPRD Badung ini.
Tjok Pemecutan pun mengatakan Ngurah Agung sudah diajaknya komunikasi agar jangan takut menyuarakan aspirasi dan kebenaran. "Saya telepon Ngurah Agung, dan saya katakan jangan takut dipecat. Kalau dipecat pun dia saya yakin akan tetap di Golkar. Saya juga nggak pernah meninggalkan Golkar. Kalau memberikan kritikan itu hal biasa di alam demokrasi ini," ujar suami Anak Agung Ayu Suryaningsih yang notabene Wakil Ketua Dewan Pertimbangan DPD I Golkar Bali ini.
Tjok Pemecutan terang-terangan mengatakan di Pilkada Denpasar punya sikap dukungan kepada Paslon I Gusti Ngurah Jaya Negara-Kadek Agus Arya Wibawa yang diusung PDIP-Gerindra-Hanura-PSI. "Itu hak warga negara," ujar Tjok Pemecutan. Menyikapi hasil Pilkada di 6 Kabupetan dan Kota di Bali di mana Golkar hanya menang di Pilkada Jembrana 2020 dan Pilkada Badung 2020 adalah realita yang harus dihadapi. Penyebab kekalahan itu dicari sehingga ada pijakan ketika bertarung di event pemilu berikutnya.
"Apalagi akan ada evaluasi dari DPP Golkar saya baca di media. Ya baguslah," ujar Tjok Pemecutan. "Memang harus begitu kita di organisasi. Kalau setiap ada yang mengkritisi ada sanksi susah kita maju. Saya harapkan mesin Partai Golkar ke depan bisa lebih baik dengan dikritisi. Pengurus dan kader makin solid. Tak hanya hentak-hentak bumi di Surapati (Kantor Golkar). Artikan saja sendiri omongannya saya itu," ujar mantan Anggota MPRI RI di era orde baru ini.
Sementara Anak Agung Ngurah Agung dikonfirmasi NusaBali, Jumat kemarin menolak berkomentar. Termasuk diminta sikapnya atas pernyataan Tjok Pemecutan XI tokoh Puri Gerenceng Denpasar ini irit bicara. "Saya tidak komentar dulu. Maaf dulu. Nanti saatnya saya bicara," ujar Ngurah Agung. Sebelumnya Ngurah Agung mengkritisi hasil Pilkada Denpasar 2020 di mana Golkar mengusung Paslon Gede Ngurah Ambara-Made Bagus Kertanegara yang mengalami kekalahan. Akibat sikap kritisnya itu, Ngurah Agung sampai ‘diadili’ Partai Golkar.
Sementara Ketua OKK Golkar Bali, Dewa Suamba Negara maupun Ketua DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry belum bisa dikonfirmasi. Chat ke WA Suamba Negara belum dibalas dan Sugawa Korry juga belum jawab telepon. *nat
Tjok Pemecutan XI mengatakan setiap kader mau mengkritisi tidak masalah. "Saya sering kritis terhadap kepemimpinan Partai Golkar. Saya pendiri Golkar di Bali. Salah mengkritisi? Kalau Ngurah Agung mengkritisi salah, ya pecat saja. Golkar Bali pecat saja Ngurah Agung kalau memang dianggap salah," ujar Tjok Pemecutan.
Tjok Pemecutan mengatakan Ngurah Agung sampai dipanggil ke DPD Golkar Bali dan diadili, Minggu (20/12) lalu. Walaupun Ngurah Agung akhirnya tidak datang. Tetapi , Senin (21/12) Ngurah Agung menurut Tjok Pemecutan datang ke Kantor Golkar Bali di Jalan Surapati Nomor 9 Denpasar.
"Saya dengar Ngurah Agung mau diadili. Jangankan mengkritisi, dalam Pilkada sebagai proses demokrasi setiap warga punya hak menentukan sikap. Mau mendukung Paslon lain yang dianggap layak apakah juga salah?" ujar mantan Ketua DPRD Badung ini.
Tjok Pemecutan pun mengatakan Ngurah Agung sudah diajaknya komunikasi agar jangan takut menyuarakan aspirasi dan kebenaran. "Saya telepon Ngurah Agung, dan saya katakan jangan takut dipecat. Kalau dipecat pun dia saya yakin akan tetap di Golkar. Saya juga nggak pernah meninggalkan Golkar. Kalau memberikan kritikan itu hal biasa di alam demokrasi ini," ujar suami Anak Agung Ayu Suryaningsih yang notabene Wakil Ketua Dewan Pertimbangan DPD I Golkar Bali ini.
Tjok Pemecutan terang-terangan mengatakan di Pilkada Denpasar punya sikap dukungan kepada Paslon I Gusti Ngurah Jaya Negara-Kadek Agus Arya Wibawa yang diusung PDIP-Gerindra-Hanura-PSI. "Itu hak warga negara," ujar Tjok Pemecutan. Menyikapi hasil Pilkada di 6 Kabupetan dan Kota di Bali di mana Golkar hanya menang di Pilkada Jembrana 2020 dan Pilkada Badung 2020 adalah realita yang harus dihadapi. Penyebab kekalahan itu dicari sehingga ada pijakan ketika bertarung di event pemilu berikutnya.
"Apalagi akan ada evaluasi dari DPP Golkar saya baca di media. Ya baguslah," ujar Tjok Pemecutan. "Memang harus begitu kita di organisasi. Kalau setiap ada yang mengkritisi ada sanksi susah kita maju. Saya harapkan mesin Partai Golkar ke depan bisa lebih baik dengan dikritisi. Pengurus dan kader makin solid. Tak hanya hentak-hentak bumi di Surapati (Kantor Golkar). Artikan saja sendiri omongannya saya itu," ujar mantan Anggota MPRI RI di era orde baru ini.
Sementara Anak Agung Ngurah Agung dikonfirmasi NusaBali, Jumat kemarin menolak berkomentar. Termasuk diminta sikapnya atas pernyataan Tjok Pemecutan XI tokoh Puri Gerenceng Denpasar ini irit bicara. "Saya tidak komentar dulu. Maaf dulu. Nanti saatnya saya bicara," ujar Ngurah Agung. Sebelumnya Ngurah Agung mengkritisi hasil Pilkada Denpasar 2020 di mana Golkar mengusung Paslon Gede Ngurah Ambara-Made Bagus Kertanegara yang mengalami kekalahan. Akibat sikap kritisnya itu, Ngurah Agung sampai ‘diadili’ Partai Golkar.
Sementara Ketua OKK Golkar Bali, Dewa Suamba Negara maupun Ketua DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry belum bisa dikonfirmasi. Chat ke WA Suamba Negara belum dibalas dan Sugawa Korry juga belum jawab telepon. *nat
Komentar