Klepon Legend Gianyar , Kisah Rasa Segala Usia
GIANYAR, NusaBali
Bali, khususnya Kabupaten Gianyar punya beragam kuliner. Salah satunya kue Klepon.
Di antara Klepon umumnya, taste (selera nikmat) Klepon Legend, belakangan menjadi perbincangan para pemburu kuliner, terutama peselancar media sosial. Para penikmat kuliner dari segala usia seolah meyakini; menyantap Klepon Legend sama dengan menangkap kisah rasa yang ada. Klepon Legend (paduan butiran Klepon dan Ongol-ongol Ubi), sebagaimana namanya, adalah salah satu kuliner legendaris di Gianyar. Klepon ini merupakan turunan dari resep klasik Klepon yang pernah dibuat seorang nenek, Ratu Niyang Agung (alamarhum) di Griya Kawan, Kelurahan Gianyar, Gianyar.
Resep itulah yang mengilhami cucunya, IB Gaga Pujangga,50, dan istrinya, IA Made Arga Manik,34, di rumahnya, Jalan Jata No 8, Lingkungan Kampung Tinggi, Banjar Teges, Kelurahan Gianyar, Kecamatan Gianyar, Gianyar. Kecermatan meracik adonan, menjadikan Klepon Legend bertaste khas yakni gurih, bertekstur lembut, berasa manis alami, aroma hayati. Taste ini amat cocok untuk lidah segala usia.
Ditemui di dapur Klepon Legend di rumahnya, Sabtu (26/12), IB Gaga Pujangga mengakui, setelah nenek, Klepon ini dikembangkan oleh sang mertua, Desak Nyoman Raka. Proses pembuatan masih berpola lama, tradisional, klasik, namun mensejarah. ’’Makanya kami beri nama Klepon Legend,’’ jelas ayah tiga anak dari Griya Kawan, Kelurahan Gianyar ini.
Gus Pujangga adalah salah seorang mantan pekerja kapal pesiar. Pekerjaan itu membuat dirinya makin taat dengan taste dunia kuliner. Karena tak ingin meninggalkan keluarga ke luar negeri, dia sempat bekerja pada sebuah hotel di Ubud. Pandemi Covid-19 yang merajam Bali sejak Maret 2020 menjadikan dia harus dirumahkan. Dia pun dan istri tak boleh diam. Keluarga terutama anak-anak ‘menuntut’ harus produktif.
Oleh karena itu, dia pun terngiang dengan kehebatan sang nenek dan mertua yang sukses membuat jajan Klepon. ‘’Saya bersama istri mencoba membuat Klepon dengan taste berbeda dari Klepon yang ada. Hasilnya lumayan. Saya posting di medsos, ternyata setelah banyak orang tahu rasanya, respon pembeli sangat bagus. Jadilah, saya terus memproduksi Klepon ini,’’ ujarnya.
Dia menuturkan, sejumlah pelanggan yang kecanduan rasa Klepon Legend, minta agar cita rasa Klepon ini terus dipertahankan. Tak hanya di Bali, Klepon Legend kini dikenal oleh tetamu luar, antara lain Surabaya, Jakarta dan daerah lain, karena berkunjung ke Bali. ‘’Sungguh saya bersyukur, di tengah pandemi ini banyak muncul pedagang dan berguguran. Saya malah terus dapat pembeli. Kami pun disibukkan dengan melayani pesanan,’’ terang laki-laki fasih berbahasa Inggris ini.
Gus Pujangga mengaku agak sulit menjelaskan tentang proses pembuatan Klepon hingga mampu menerbitkan cita rasa khas. Selama ini dia tak memakai alat takar atau timbangan untuk mengkomposisikan antar bahan. Semuanya diambil dan diolah dengan feeling (perasaan). Bahan Klepon dimaksud, tepung ketan, gula Bali/gula Jawa, santan kapur sirih, dan ekstrak don (daun) kayu sugih serta pandan harum. Dia mengaku hanya fanatik khusus gula Bali dari bahan tuak manis kelapa, buka tuak aren, atau lainnya.
Dia mengakui, kekuatan rasa tercipta dari kebenaran mengambil dan mengkomposisikan antar bahan tersebut. Jika salah sejak awal maka rasa akan beda. Proses utama dari munculnya rasa Klepon yang gurih, lentur adalah saat mongpong (melubangi adonan) yang akan diisi gula Bali. ‘’Tahap ini (mongpong) benar-benar pakai feeling, seperti ada sidik jarinya. Orang yang melubangi adonan ini adalah orang yang bertanggungjawab atas rasa yang diinginkan,’’ jelasnya.
Selama proses kerja, jelas Pujangga, semua harus higienis. Mulai dari tempat, alat-alat yang steril, bahan, dan proses pengerjaan. Pemakaian masker dan slop tangan, wajib. Dengan ketaatan itu, Klepon sebagai salah satu makan lembek bisa bertahan sejak pagi hingga sore. Rasa Klepon dan Ongol-ongol juga tetap gurih, tak membuat konsumen nyelab (bosan). Daya tahan lebih lama jika Klepon ditaruh dalam kulkas.
Ke depan seiring dengan peningkatan konsumen, Gus Pujangga mengaku harus membuat Klepo Legend dengan sistem takaran modern. Sehingga akurasi rasa akan sama saat adonan Klepon diolah oleh siapa pun. ‘’Tapi, saya sepakat dengan istri, produk kuliner jangan hanya menang appearance (penampilan). Melainkan taste (selera rasa) yang enak, higienis, dan healthy (menyehatkan),’’ jelasnya.
Dalam satu kemasan kotak beberapa ukuran, nikmat Klepon ini dipadu jaja Ongol-ongol Ubi. Kemasan dari harga Rp 5.000 sampai Rp 50.000. Banyak juga pemesan minta Klepon Legend berbentuk kue perayaan ulang tahun atau perayaan lain dengan harga pantas. Pesanan terhadap Klepon ini terus mengalir. Gus Pujangga pun mengajak tiga karyawan selain dia dan istri. *lsa
Resep itulah yang mengilhami cucunya, IB Gaga Pujangga,50, dan istrinya, IA Made Arga Manik,34, di rumahnya, Jalan Jata No 8, Lingkungan Kampung Tinggi, Banjar Teges, Kelurahan Gianyar, Kecamatan Gianyar, Gianyar. Kecermatan meracik adonan, menjadikan Klepon Legend bertaste khas yakni gurih, bertekstur lembut, berasa manis alami, aroma hayati. Taste ini amat cocok untuk lidah segala usia.
Ditemui di dapur Klepon Legend di rumahnya, Sabtu (26/12), IB Gaga Pujangga mengakui, setelah nenek, Klepon ini dikembangkan oleh sang mertua, Desak Nyoman Raka. Proses pembuatan masih berpola lama, tradisional, klasik, namun mensejarah. ’’Makanya kami beri nama Klepon Legend,’’ jelas ayah tiga anak dari Griya Kawan, Kelurahan Gianyar ini.
Gus Pujangga adalah salah seorang mantan pekerja kapal pesiar. Pekerjaan itu membuat dirinya makin taat dengan taste dunia kuliner. Karena tak ingin meninggalkan keluarga ke luar negeri, dia sempat bekerja pada sebuah hotel di Ubud. Pandemi Covid-19 yang merajam Bali sejak Maret 2020 menjadikan dia harus dirumahkan. Dia pun dan istri tak boleh diam. Keluarga terutama anak-anak ‘menuntut’ harus produktif.
Oleh karena itu, dia pun terngiang dengan kehebatan sang nenek dan mertua yang sukses membuat jajan Klepon. ‘’Saya bersama istri mencoba membuat Klepon dengan taste berbeda dari Klepon yang ada. Hasilnya lumayan. Saya posting di medsos, ternyata setelah banyak orang tahu rasanya, respon pembeli sangat bagus. Jadilah, saya terus memproduksi Klepon ini,’’ ujarnya.
Dia menuturkan, sejumlah pelanggan yang kecanduan rasa Klepon Legend, minta agar cita rasa Klepon ini terus dipertahankan. Tak hanya di Bali, Klepon Legend kini dikenal oleh tetamu luar, antara lain Surabaya, Jakarta dan daerah lain, karena berkunjung ke Bali. ‘’Sungguh saya bersyukur, di tengah pandemi ini banyak muncul pedagang dan berguguran. Saya malah terus dapat pembeli. Kami pun disibukkan dengan melayani pesanan,’’ terang laki-laki fasih berbahasa Inggris ini.
Gus Pujangga mengaku agak sulit menjelaskan tentang proses pembuatan Klepon hingga mampu menerbitkan cita rasa khas. Selama ini dia tak memakai alat takar atau timbangan untuk mengkomposisikan antar bahan. Semuanya diambil dan diolah dengan feeling (perasaan). Bahan Klepon dimaksud, tepung ketan, gula Bali/gula Jawa, santan kapur sirih, dan ekstrak don (daun) kayu sugih serta pandan harum. Dia mengaku hanya fanatik khusus gula Bali dari bahan tuak manis kelapa, buka tuak aren, atau lainnya.
Dia mengakui, kekuatan rasa tercipta dari kebenaran mengambil dan mengkomposisikan antar bahan tersebut. Jika salah sejak awal maka rasa akan beda. Proses utama dari munculnya rasa Klepon yang gurih, lentur adalah saat mongpong (melubangi adonan) yang akan diisi gula Bali. ‘’Tahap ini (mongpong) benar-benar pakai feeling, seperti ada sidik jarinya. Orang yang melubangi adonan ini adalah orang yang bertanggungjawab atas rasa yang diinginkan,’’ jelasnya.
Selama proses kerja, jelas Pujangga, semua harus higienis. Mulai dari tempat, alat-alat yang steril, bahan, dan proses pengerjaan. Pemakaian masker dan slop tangan, wajib. Dengan ketaatan itu, Klepon sebagai salah satu makan lembek bisa bertahan sejak pagi hingga sore. Rasa Klepon dan Ongol-ongol juga tetap gurih, tak membuat konsumen nyelab (bosan). Daya tahan lebih lama jika Klepon ditaruh dalam kulkas.
Ke depan seiring dengan peningkatan konsumen, Gus Pujangga mengaku harus membuat Klepo Legend dengan sistem takaran modern. Sehingga akurasi rasa akan sama saat adonan Klepon diolah oleh siapa pun. ‘’Tapi, saya sepakat dengan istri, produk kuliner jangan hanya menang appearance (penampilan). Melainkan taste (selera rasa) yang enak, higienis, dan healthy (menyehatkan),’’ jelasnya.
Dalam satu kemasan kotak beberapa ukuran, nikmat Klepon ini dipadu jaja Ongol-ongol Ubi. Kemasan dari harga Rp 5.000 sampai Rp 50.000. Banyak juga pemesan minta Klepon Legend berbentuk kue perayaan ulang tahun atau perayaan lain dengan harga pantas. Pesanan terhadap Klepon ini terus mengalir. Gus Pujangga pun mengajak tiga karyawan selain dia dan istri. *lsa
1
Komentar