Pemilihan Duta Bahasa Provinsi Bali Digelar Semi Daring
DENPASAR, NusaBali
Duta Bahasa Provinsi Bali kembali menggaungkan suaranya. Setelah pemilihan secara daring yang digelar pada Mei 2020 lalu, kini Pemilihan Duta Bahasa 2021 siap digelar.
Pihak penyelenggara pun melalui media sosial Instagramnya, telah mulai mengkampanyekan pemilihan Duta Bahasa Provinsi Bali 2021. Menurut lini masa yang direncanakan, pendaftaran peserta pemilihan bakal dibuka 4 Januari 2021 mendatang, dengan target untuk Grand Final pada bulan Maret 2021. Jadwal ini merupakan agenda tahunan dalam rangka seleksi pemilihan dari tahun ke tahun, dengan pengecualian pada seleksi Duta Bahasa tahun 2020 yang sempat ditunda akibat pandemi Covid-19.
“Memang tidak sesuai jadwal sih tahun lalu, karena di awal kalau tidak salah waktu itu bulan Maret harusnya pemilihan. Cuma karena ada pandemi akhirnya diundur kurang lebih satu setengah bulan, padahal waktu itu rencananya akan mengadakan di Dharma Negara Alaya. Syukur-syukur saat itu sudah ada finalis. Sebelum corona sudah sempat menyaring sekitar 70 peserta,” ungkap Ketua Panitia Pemilihan Duta Bahasa 2021, Ni Putu Nana Satrya Pertiwi pada NusaBali, Minggu (27/12).
Pemilihan Duta Bahasa (Pildubas) Provinsi Bali 2020 pun menjadi pemilihan Duta Bahasa pertama yang dilakukan secara daring, yang mengilhami provinsi lainnya untuk juga menggelar Pildubas secara daring.
Seiring waktu dan situasi tatanan kebiasaan baru, mulai banyak event-event pemilihan duta yang digelar secara luring. Berkaca dari hal tersebut, panitia berencana untuk menggelar seleksi Duta Bahasa Provinsi Bali ini dengan konsep semi-daring. “Untuk seleksinya kami tetap menggunakan konsep offline. Jadi teman-teman yang sudah mendaftar, lolos berkas administrasi, akan datang ke Balai Bahasa,” lanjut Wakil Ketua Paguyuban Duta Bahasa Provinsi Bali Periode 2020-2022 ini.
Untuk mengantisipasi membludaknya peserta yang bakal datang ke Balai Bahasa Provinsi Bali, maka dalam seleksi tersebut nantinya akan dibuat sistem pembabakan, dengan nomor peserta tertentu yang datang dengan jam dan jeda yang terjadwal, sehingga peserta tidak memenuhi Balai Bahasa Provinsi Bali dalam satu waktu.
Untuk Grand Final sendiri, nantinya akan terkonsep untuk juga digelar secara luring di atas panggung dengan para finalis yang memakai faceshield, dan sistem undangan yang menyesuaikan. Bisa jadi, sistem undangan dilakukan dengan kuota yang terbatas, ataupun undangan dan penonton yang menonton grand final melalui siaran langsung YouTube atau Instagram.
Jika sebelumnya dalam Pildubas tahun 2020 panitia berhasil menggaet sebanyak hampir 70 peserta, maka di tahun ini Nana Satrya berharap dapat menjaring sekitar 80 hingga 100 peserta untuk mengikuti Pildubas 2021. “Kemarin kami mencapai 60-an, hampir 70-an (peserta. Jadi astungkara, kalau misalnya peminat dari teman-teman tahun ini meningkat, kami ingin meningkatkannya menjadi 80 sampai 100 orang untuk di tahun ini,” tandasnya.*cr74
Komentar