Patung Kebo Iwa Berdiri di Desa Adat Bedha-Tabanan
TABANAN, NusaBali
Patung Kebo Iwa dengan tinggi 9,45 meter dan diameter 2 meter dipasang di sebelah barat Pura Puseh Desa Adat Bedha kawasan Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Sabtu (26/12).
Patung berbahan beton dengan berat 20 ton ini dipasang sebagai pengingat perjalanan sejarah Kebo Iwa, Patih Kerajaan Bali Kuna sebelum ditaklukkan Majapahit, yang pernah mampir di Desa Adat Bedha.
Patung Kebo Iwa ini digarap oleh I Ketut Sudiarta, pematung asal Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan. Patung digarap selama 4 bulan, sejak Agustus 2020 lalu, dengan melibatkan 30 orang di rumah Ketut Sudiarta kawasan asal Banjar Katimemes, Desa Sudimara. Patung berbahan utama beton ini dibuat menggunakan metode digital yang dikombinasi dengan metode manual. Patung Kebo Iwa ini dengan tangan kanan mengacung, sementara tangan kiri memegang senjata keris.
Pemasangan Patung Kebo Iwa di atas bangunan yang menjulang tinggi, menggunakan alat berat crane kapasitas 80 ton. Setelah terpasang, Patung Kebo Iwa berdiri menjulang setinggi 21,45 meter dari peremukaan tanah. Sebab, patung berdiri di atas pondasi plus bangunan penyangga setinggi 12 meter.
Menurut sang undagi, I Ketut Sudiarta, semua Patung Kebo Iwa hendak dipasang pada 19 Desember 2020 lalu. Namun, pemasangan saat itu batal karena terkendala alat berat. “Kendalanya saat itu, patung tidak kuat diangkat dengan alat berat yang kapasitas 50 ton. Patung bisa diangkat menggunakan crane, tetapi dengan melakukan pengurugan,” papar Sudiarta, Minggu (27/12).
Hanya saja, lanjut Sudiarta, setelah pengurugan dilakukan, ternyata pengangkatan patung tidak bisa dilakukan menggunakan 1 mobil crane. Upaya lain pun dilakukan dengan menggunakan 2 mobil crane untuk pengangkatan. “Setelah datang 2 mobil crane, ternyata Patung Kebo Iwa tetap belum bisa dipasang, karena posisinya sempit dan harus diperluas,” katanya.
Pada akhirnya, Patung Kevo Iwa baru bisa dipasang, 26 Desember 2020 siang pukul 14.00 Wita menggunakan alat berat crane dengan kapasitas 80 ton. Menurut Sudiarta, persiapan pemasangan patung dimulai sejak pagi. “Pengangkatan patung menghabiskan waktu 1 jam. Patung sudah berada di posisinya dan dilanjutkan pengecoran yang baru rampung hari Minggu,” papar Sudiarta.
Sudiarta menjelaskan, Patung Kebo Iwa ini dipasang menghadap ke arah selatan, dengan konsep UIuwatu. Artinya, patung menghadap ke arah Pura Luhur Uluwatu di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, sesuai petunjuk Ratu Begawan. Menghadap ke Pura Uluwatu, karena di pura ujung selatan Bali itulah Patih Kebo Iwo dulunya banyak mendapat penganugerahan dalam menghadap invasi Kerajaan Mahapahit yang dipimpin Mahapatih Gajah Mada.
“Kemudian, tangan kanan Patung Kebo Iwa mengacung dan menunjuk ke arah barat, bermakna menunjuk posisi Kerajaan Majapahit. Kebo Iwa menunjuk arah barat saat memberikan petunjuk kepada prajuritnya tentang datangnya invansi,” kata Sudiarta. “Sedangkan ujung keris di tangan kiri Patung Gajah Mada menghadap ke arah Gunung Agung. Sementara punggung Kebo Iwa menghadap ke arah Gunung Baturkaru,” imbuhnya.
Sementara, bangunan menjulang tinggi di bawah Patung Kebo Iwa rencananya akan diisi cerita keberadaan sang Patih Kerajaan Bali Kuna selama berada di Desa Adat Bedha. Menurut Sudiarta, pihaknya berencana membuat diorama 800 prajurit Patih Kebo Iwo di bangunan tersebut. “Rencana membuat diorama 800 prajurit Kebo Iwa ini sudah ada lampu hijau dari panitia,” katanya.
Sementara itu, Bendesa Adat Bedha, I Nyoman Surata, mengungkapkan Patung Kebo Iwa ini digagas Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama dan Ketua DPRD Tabanan, I Made Dirga. Gagasan itu tercetus saat piodalan di Pura Puseh Desa Adat Bedha, setahun lalu. Tujuannya, untuk pengingat perjalanan sejarah Patih Kebo Iwa dalam berjuang mempertahankan pantai selatan. “Patung Kebo Iwa dipasang untuk mengingatkan generasi muda akan sejarah bagaimana perjalanan Patih Kebo Iwa di Desa Adat Bedha, sehingga bisa meneladani nilai-nilai yasa kerti atau pengabdian beliau,” papar Nyoman Surata.
Sumber dana pembuatan Patung Kebo Iwa ini dari APBD Bali 2020, namun bukan dalam bentuk uang tunai, melalui hibah berupa barang. Kemudian, dibuatkan detail engineering design (DED) melalui Bendesa Adat Bedha yang diajukan ke Pemprov Bali. Karena hibah barang, maka prosesnya melalui Dinas PU Provinsi Bali dengan sistem tender dimenangkan oleh PT Taman Indah Bunga. Sedangkan pelaksanaan di lapanga langsung dihendle undagi Ketut Sudiarta.
Menurut Surata, zaman dulu di Pura Puseh Desa Adat Bedha tepatnya di Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, terdapat Bale Agung sangat panjang yang konon merupakan tempat tidur Patih Kebo Iwa. Tempat tidur ini dipercaya memiliki panjang 500 meter, yang membentang dari batas timur Bale Agung yang ada sekarang hingga ke arah barat melewati Sungai Yeh Empas. “Jadi, di arel inilah Patung Patih Kebo Iwa dipasang,” tandas Suarta.
Kebo Iwa sendiri adalah Patih Kerajaan Bali Kuna terakhir di Bedahulu sekitar abad XIV. Kerajaan Majapahit baru bisa menaklukkan Bali, setelah Patih Kebo Iwa dikalahkan oleh Mahapatih Gajah Mada dengan siasatnya. *des
1
Komentar