50 Penyelam Terjunkan Struktur Terumbu Karang di Bondalem
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 50 diver atau penyelam profesional dikerahkan dalam proses penerjunan struktur terumbu karang di perairan Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng.
Para penyelam ini dilibatkan dalam program restorasi terumbu karang atau Indonesia Coral Reef Garden (ICRG), yang ditargetkan tuntas pada 28 Desember. Kordinator Penyelam, Nyoman Sugiarta mengungkapkan para penyelam yang berpartisipasi melakukan penataan struktur di tiga titik perairan Desa Bondalem secara keseluruhan telah mengantongi sertifikat atau lisensi diving. "Ada 15 penyelam lokal dari Desa Bondalem, dan dibantu 35 penyelam dari Tulamben, Karangasem," bebernya, Minggu (27/12).
Nyoman Sugiarta mengakui, kendala proses penurunan struktur terumbu karang hingga saat ini ada pada cuaca yang tidak menentu. Lantaran terkendala cuaca, proses penurunan struktur sempat terhenti selama empat hari lamanya. "Hujan mengakibatkan gelombang besar, aktivitas penurunan terpaksa dihentikan selama 4 hari," ungkapnya.
Padahal, menurut dia, jika cuaca bersahabat, sejatinya hanya butuh waktu 15 hari mulai penurunan struktur hingga penataan di bawah laut. "Meski begitu, kami berusaha untuk tetap standby di dekat pantai sambil memantau cuaca. Kalau pagi tidak bisa, penurunan struktur kami lakukan pada sore harinya," jelasnya.
Dia menambahkan, kegiatan penurunan struktur juga sempat terhambat keterbatasan alat penyelaman. "Kendala lain yang kami alami juga ada pada keterbatasan alat penyelam. Beruntung dalam proses penerjun dan penataan struktur terumbu karang ini kami juga dibantu oleh para penyelam dari Tulamben, Karangasem," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng, Gede Melandrat menjelaskan, Desa Bondalem menjadi salah satu lokasi program restorasi terumbu karang di Bali dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Di Buleleng sendiri total ada 6 desa pesisir yang menjadi sasaran program ini.
Pihaknya berharap, restorasi terumbu karang mampu mempercepat tumbuhnya terumbu karang yang nantinya bisa dijadikan destinasi bahari di Buleleng. "Restorasi ini akan mempercepat tumbuhnya terumbu karang yang nantinya dijadikan atraksi wisata bawah laut, sebagai sarana edukasi, penelitian ataupun riset," tutup dia.*cr75
Nyoman Sugiarta mengakui, kendala proses penurunan struktur terumbu karang hingga saat ini ada pada cuaca yang tidak menentu. Lantaran terkendala cuaca, proses penurunan struktur sempat terhenti selama empat hari lamanya. "Hujan mengakibatkan gelombang besar, aktivitas penurunan terpaksa dihentikan selama 4 hari," ungkapnya.
Padahal, menurut dia, jika cuaca bersahabat, sejatinya hanya butuh waktu 15 hari mulai penurunan struktur hingga penataan di bawah laut. "Meski begitu, kami berusaha untuk tetap standby di dekat pantai sambil memantau cuaca. Kalau pagi tidak bisa, penurunan struktur kami lakukan pada sore harinya," jelasnya.
Dia menambahkan, kegiatan penurunan struktur juga sempat terhambat keterbatasan alat penyelaman. "Kendala lain yang kami alami juga ada pada keterbatasan alat penyelam. Beruntung dalam proses penerjun dan penataan struktur terumbu karang ini kami juga dibantu oleh para penyelam dari Tulamben, Karangasem," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng, Gede Melandrat menjelaskan, Desa Bondalem menjadi salah satu lokasi program restorasi terumbu karang di Bali dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Di Buleleng sendiri total ada 6 desa pesisir yang menjadi sasaran program ini.
Pihaknya berharap, restorasi terumbu karang mampu mempercepat tumbuhnya terumbu karang yang nantinya bisa dijadikan destinasi bahari di Buleleng. "Restorasi ini akan mempercepat tumbuhnya terumbu karang yang nantinya dijadikan atraksi wisata bawah laut, sebagai sarana edukasi, penelitian ataupun riset," tutup dia.*cr75
Komentar