Pengunjung Pantai Sanur Ramai, Penjual Oleh-oleh Tetap Sepi
DENPASAR, NusaBali
Pada, Sabtu (26/12) sore di akhir tahun 2020, Pantai Sanur terpantau ramai didatangi pengunjung.
Bahkan, dari informasi yang dihimpun NusaBali, sejak pagi pantai telah ramai oleh para wisatawan domestik yang hendak melakukan penyeberangan ke Nusa Penida.
Namun di dekat pantai, terdapat sebuah pemandangan kontras. Pemandangan ini, yaitu kawasan deretan kios-kios oleh-oleh atau souvernir di dekat pantai yang terpantau sepi pembeli. Kios oleh-oleh ini umumnya menjual berbagai souvernir, seperti baju pantai, topi pantai, dan beragam oleh-oleh kerajinan tangan lainnya.
Komang Rabi, salah seorang pemilik kios oleh-oleh di kawasan Pantai Sanur, mengungkapkan bahwa situasi pantai sudah ramai sejak pukul 9 pagi. Menjelang sore, pengunjung arus balik dari Nusa Penida juga membanjiri area Pantai. “Iya banyak yang nyeberang. Jam 9, jam 5 (sore) balik. Satu hari saja, tidak menginap,” kata Komang Rabi kepada NusaBali, Sabtu (26/12) petang.
Disebutkan, bahwa wisatawan yang memadati area Pantai Sanur ini berasal dari wisatawan domestik. Hal ini logis, jika mengingat pariwisata Bali memang belum terbuka untuk internasional. “Baru saja (ramai) yang datang dari Nusa Penida yang domestik-domestik,” lanjutnya, diamini oleh suaminya yang juga ikut berjualan, Nyoman Jawi.
Namun dengan adanya keramaian tersebut, ternyata tidak banyak wisatawan yang berbelanja oleh-oleh. Namun hal ini dimaklumi oleh pasangan sepuh ini, mengingat situasi susah yang membuat orang tidak banyak berbelanja.
Kebanyakan wisatawan hanya bersantai di pantai ataupun langsung menuju titik penyeberangan. Kalaupun ada yang berbelanja, kebanyakan membeli item-item yang murah meriah.
“Ada yang beli sandal, topi. Baju-baju tidak terlalu,” paparnya sembari bersiap-siap menutup tokonya. Keduanya mengakui, bahwa kini hasil penjualannya tidak banyak sejak pandemi. Bahkan, dirinya sempat berhenti berjualan selama lima bulan selama ditutupnya kawasan wisata. “Baru-baru ini buka, ada dua bulan,” lanjutnya. Pengunjung yang datang berbelanja pun, banyak yang berasal dari krama Bali saja, dengan keuntungan yang dicapai juga tidak banyak per harinya. “Sekitar Rp 50.000, tidak banyak-banyak,” tandasnya. *cr74
Komentar