Pegawai Bank Mandiri Diduga Tewas Dibunuh
Ditemukan 25 Luka di Tubuh Korban Putu Widiastuti
Korban Putu Widiastiti tinggal sendiri di rumahnya di Dusun Poh Gading, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara, sementara keluarganya tinggal di Sukawati.
DENPASAR, NusaBali
Seorang pegawai Bank Mandiri Cabang Kuta, Badung, Ni Putu Widiastiti, 24, ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya kawasan Jalan Kertanegara Gang Widura II Nomor 24 Denpasar Utara, Senin (28/12) pagi pukul 09.00 Wita. Perempuan berusia 24 tahun ini diduga jadi korban pembunuhan, karena ditemukan 25 luka terbuka di sekujur tubuhnya.
Korban Ni Putu Widiastiti ditemukan tewas mengenaskan dalam posisi telentang di atas kasur salah satu kamar di Lantai II rumahnya yang berlokasi di kawasan Dusun Poh Gading, Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara. Kepalanya ke arah selatan, kedua tangan lurus di samping kiri dan kanan badan, sementara kedua kaki menggantung di tempat tidur.
Saat ditemukan tak bernyawa, korban mengenakan celana pendek warna coklat dan bra warna putih. Ditemukan banyak luka tusuk di sekujur tubuh korban. Banyak pula bercak darah ditemukan di lantai kamar korban.
Informasi yang dihimpun NusaBali, kematian tragis korban Putu Widiastiti pertama kali diketahui oleh pacarnya, Gede Hara Yogi Suara, 28. Semua berawal dari kecurigaan rekan kerja korban di Bank Mandiri Cabang Kuta. Kisahnya, salah seorang teman kerjanya di bank menghubungi pacar korban melalui Medsos, Senin pagi pukul 08.30 Wita.
"Teman korban tanya kok pacarmu jam segini belum datang ke kantor (Bank Maniri Cabang di Tuban)? Kemudian, Yogi jawab ‘masak iya!” Dari situ, Yogi Suara kemudian meluncur ke rumah korban," ujar sumber NusaBali.
Sesampainya di rumah korban, Yogi Suara melihat pintu gerbang dalam keadaan terbuka. Sementara motor korban yakni Honda Scoopy DK 3114 KAR, tidak ada di parkiran. Karena curiga, Yogi Suara pun masuk ke dalam rumah. Saat masuk ke ruang tamu di Lantai I, Yogi Suara menemukan ceceran darah.
Selanjutnya, Yogi Suara naik ke Lntai II menuju ke kamar korban Putu Widiastiti, pacarnya yang asal asal Banjar Pekuwudan. Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar yang tinggal sendirian di rumah tersebut. Yogi Suara kaget menemukan pacarnya tewas bersimbah darag dalam posisi telentang di atas tempat tidur, dengan hanya mengenakan bra dan celana pendek. HP milik korban yang tergeletak di sebelah tubhnya, juga penuh darah. Yogi Suara pun berteriak minta tolong kepada warga sekitar, sekitar pukul 09.00 Wita, hingga kasus ini kemudian dilaporkan ke polisi.
Tak lama berselang, Tim Inafis Polresta Denpasar tiba di lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP, melakukan pemeriksaan, lanjut mengevaku-asi korban ke RSUP Sanglah, Denpasar. Dari hasil pemeriksaan luar, ditemukan 25 luka tusuk di tubuh koran. Antara lain, luka terbuka di leher, dada, dan perut. "Ada barang korban di TKP yang hilang, berupa sejumlah uang tunai dalam dompet dan motor Scoopy DK 3114 KAR,” ungkap sumber tadi.
Belum jelas, bagaimana kronologis peristiwa maut yang merenggut nyawa korban. Namun, menurut sumber tersebut, seorang tetangga berinisial SR, 23, sempat mendengar suara pintu gerbang rumah korban dibuka, Senin dinihari sekitar pukul 01.00 Wita. Beberapa lama kemudian, SR mendengar bunyi motor keluar dari rumah korban.
Sementara, Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol I Dewa Putu Gede Anom Danujaya, mengatakan dari hasil olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi, korban Putu Widiastiti diketahui tinggal sendirian di rumah milik orangtuanya tersebut. Terkait apa penyebab pasti kematian korban, Kompol Anom Danujaya masih berkoordinasi dengan Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah untuk melakukan otopsi jenazah.
Kompol Anom Danujaya mengatakan, dari pandangan kasat mata, di tubuh korban ditemukan banyak luka tusuk. Namun, dia enggan menyimpulkan atau menduga-duga tentang luka-luka tersebut. Kompol Anom Danujaya hanya menegaskan, dari pola luka tusukan pada tubuh korban, diduga kuat terjadi tindak pidana.
"Fakta yang ditemukan ada banyak luka dan bercak darah. Banyaknya luka itu saya belum bisa pastikan. Kita sering keliru menyimpulkan peristiwa seperti ini. Mohon bersabar, tunggu hasil visum dari dokter forensik," ujar Kompol Anom Danujaya saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Senin sore.
Menurut Kompol Anom Danujaya, di lokasi TKP tidak ada kamera CCTV. Begitu juga dengan rumah di sekitar TKP. "Kita mengalami kesulitan untuk mengungkap pelakunya. Mohon doa agar kasus ini segera bisa kami ungkap," katanya.
Pantauan NusaBali di lokasi TKP, Senin sore, rumah korban tampak sudah dipasang garis polisi. Sedangkan tetangga yang berdampingan dengan rumah korban, dalam kondisi sepi. Terlihat hanya beberapa pengendara motor yang keluar masuk gang menuju rumah tersebut.
Ditemui NusaBali di lokasi TKP, Kepala Dusun (Kadis) Poh Gading, Desa Ubung Kaja, Made Darmayasa, mengatakan korban Putu Widiastiti merupakan penduduk non permanen. Korban adalah warga Desa Sukawati, Gianyar. Made Darmayasa hanya mengetahui rumah yang ditempati korban merupakan milik orangtuanya. Korban tinggal sendirinya di rumah berlantai dua itu.
Korban Putu Widiastiti merupakan anak sulung dari dua bersaudara pasangan I Ketut Widia dan Ni Kadek Astiti, yang tinggal terpisah di Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar. "Korban sudah tinggal sendirian di sini selama setahun. Tetangganya mengenal korban sebagai sosok yang ramah dan periang. Sering sapa kalau berpapasan di jalan sekitar rumahnya," ungkap Darmayasa.
Darmayasa sendiri mengaku jarang melihat korban di rumah tersebut. Biasanya, korban Putu Widiastiti pergi kerja pagi, pulangnya sudah malam. Setiap Sabtu-Minggu, pegawai bank ini pulang ke kampungnya di Sukawati. "Selama setahun korban tinggal sendiri di rumahnya ini, hanya sekali saya sempat bertemu dengannya, saat awal sosialisasi Covid-19," kenang Darmayasa.
Selaku Kadus Poh Gading, Darmayasa kaget menerima informasi korban ditemukan tewas bersimbah darah, pagi kemarin. "Saya terima informasi dari tetangga korban. Kata tetangganya, orang pertama yang menemukan korban meninggal adalah pacarnya. Saya tidak mendengar ada masalah apa sebelumnya. Hanya saja, saya dengar rumah itu mau dikontrakkan oleh orangtua korban," papar Darmayasa. *pol
1
Komentar