Ratusan Koleksi Filateli Dipamerkan di Level 21 Mall
DENPASAR, NusaBali
Ratusan koleksi barang-barang filateli dipamerkan dalam pameran Baliphex (Bali Philately Exhibition) ke-12.
Pameran yang berlangsung di Atrium Level 21 Mall Jalan Teuku Umar Denpasar mulai, Senin (28/12) hingga Kamis (31/12) ini menampilkan ragam koleksi perangko, amplop, hingga kartu pos. Tidak hanya dipamerkan, namun pameran yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) ini juga dikompetisikan dengan peserta yang tidak hanya dari Bali saja, namun juga seluruh Indonesia hingga internasional, melibatkan empat negara.
“Dari 12 kali penyelenggaran Baliphex, dan 11 kalinya berturut-turut, selalu diikuti oleh partisipasi filatelis internasional. Nah di awal-awal partisipasinya dalam bentuk eksibisi saja, tapi dalam tiga tahun terakhir sudah dalam bentuk kompetisi,” ujar Ketua Panitia Baliphex 2020, Gede Ngurah Surya Hadinata, Senin (28/12).
Tercatat, tak kurang dari 90 album koleksi yang ditampilkan. Beberapa dari koleksi ini cukup mengagumkan, mulai dari koleksi perangko edisi lengkap Presiden Republik Indonesia, koleksi Kota Tua Semarang, hingga koleksi filateli dari Kementerian-Kementerian di Indonesia.
“Di akhir tahun ini Baliphex bisa memberikan semangat baru untuk tahun yang akan datang, dan itu terbukti bahwa pameran ini diikuti 90 judul koleksi dari 75 orang dari empat negara, Indonesia, India, Singapura, dan Jerman,” lanjut Surya Hadinata.
Pada dasarnya, pameran filateli ini merupakan sebuah bentuk peringatan hubungan internasional, yakni antara Indonesia dan India, kendati hubungan diplomatik antara dua negara ini memang jauh sudah ada sebelum Baliphex dimulai. Di tahun ini, Baliphex bertemakan ‘Mahabharata’.
“Jadi bagaimana sejarah, epos, kisah dari Mahabharata itu tertuang dalam bentuk benda filateli, baik dalam bentuk perangko, sampul peringatan, cap peringatan, itu akan menjadi koleksi yang sangat luar biasa bagi para filatelis di seluruh dunia,” paparnya.
Dalam hubungannya selama pandemi Covid-19, kegiatan filateli sendiri memiliki fungsi terapinya tersendiri. Selama pandemi yang mengharuskan masyarakat untuk tetap di rumah, masyarakat jadi memiliki waktu untuk mengurus koleksinya. Kegiatan-kegiatan filateli secara online juga aktif dilakukan.
“Namun demikian, Baliphex ini semacam oase di padang pasir. Hampir setahun ini, hampir semua kegiatan filateli dibatalkan. Kita membuat Baliphex ini tentu dengan mengikuti peraturan protokol kesehatan,” katanya.
Tak bisa dipungkiri, perangko dan amplop sebagai media komunikasi kini memang sudah bergeser. Namun, perangko dan benda-benda filateli ini memiliki nilai tersendiri sebagai sebuah benda seni. “Berbicara filateli, berbicara sudut pandang. Kalau kita melihat perangko sebagai alat komunikasi, mungkin sudah kurang. Tetapi ketika melihat perangko dan koleksi filateli sebagai benda seni, nilainya tidak terbatas. Ketika nilainya tidak terbatas, harganya juga tidak ternilai,” tegasnya. *cr74
1
Komentar