Desa Adat Buleleng Operasikan Petunon
SINGARAJA, NusaBali
Desa Adat Buleleng segera mengoperasikan Petunon (tempat pembakaran jenazah) di setra adat setempat.
Persiapan pengoperasian bangunan seluas 620 meter persegi itu diawali upacara Pamlaspas dan Pacaruan pada Purnama Kapitu, Anggara Wage Ugu, Selasa (29/12).
Petunon tersebut untuk meringankan krama dalam menjalankan yadnya yang berkaitan dengan kematian. Paket upacara di Petunon ini disediakan sesuai kemampuan krama. Prosesi Mlaspas dipuput Ida Rsi Yoga Mimba dari Griya Taman Segara Intaran, Lingkungan Kaliuntu, Buleleng.
Petunon ini dibangun atas kerja sama Desa Adat Buleleng dengan Suka Duka Pangemong Pura Dalem, Buleleng. Anggaran pembangunan Petunon Rp 1,2 miliar itu dibiayai dari dana sharing Bantuan
Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali dan modal pribadi Made Dharma Tanaya yang juga Jero Mangku Pura Dalem Desa Adat Buleleng.
Pembangunan Petunon di timur laut Setra Adat Buleleng itu dilakukan sejak Juni 2020. Petunon dilengkapi 4 tungku pembakaran jenasah, palinggih Padma, Bale Payadnyan, Bale Pawedan, Bale Pasandekan, ruang sekretariat, kamar mandi untuk sulinggih dan umum, dengan areal parkir cukup luas. Inisiator pembangunan Petunon Jero Mangku Made Dharma Tanaya mengatakan, Petunon menyediakan 4 paket Pitra Yadnya. “Kami dari pengelola Setra Adat Buleleng dan Suka Duka Pura Dalem Buleleng menyiapkan paket upacara dengan harga sangat terjangkau. Empat paket ini bisa dipilih krama sesuai keadaan ekonominya,” kata dia.
Paket pertama upacara Makingsan Ring Gni Rp 6 juta, Ngaben Alit tanpa Nyekah Rp 10 juta, Pangabenan dilengkapi Nyekah, Ngalinggihang dan Nyegara Gunung Rp 15 juta, dan Pangabenan dilengkapi Nyekah, Ngalinggihang, Ngingkup, dan Nyegara Gunung, Rp 17 juta.
Awal pengoperasian Petunon akan menggunakan bahan bakar gas, untuk menekan biaya operasional. Ke depan atau dalam rancangan jangka panjang, akan dibangun Petunon dengan pembakaran berteknologi kelistrikan.
Kelian Desa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan keistimewaan Petunon Desa Adat Buleleng, tak hanya melayani krama di wawidangan (wilayah) 14 banjar adat. Petunon ini juga dapat dimanfaatkan juga oleh krama luar desa adat, tak terkecuali umat lain yang ingin melakukan pembakaran jenazah. “Petunon ini kami rancang universal. Seluruh masyarakat dari mana pun dan agama apa pun bisa memanfaatkannya. Ketentuannya sudah kami atur dalam awig-awig Desa Adat Buleleng,” ujar mantan Kepala Dinas Pariwisata Buleleng ini. Petunon ini akan dilengkapi Rumah Suka untuk pelaksanaan upacara Manusia Yadnya. Meliputi, Potong Gigi, Perkawinan, Tiga Bulanan, dan yadnya lainnya. *k23
Komentar