Wagub Cok Ace Minta Tingkatkan Kewaspadaan
Saat Perayaan Pergantian Tahun di Tengah Pandemi Covid-19
Kondisi Covid-19 yang masih mewabah saat ini memberi pengaruh sangat keras kepada pelaku pariwisata, karena Bali sebagai destinasi pariwisata.
DENPASAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 yang belum melandai, bahkan muncul Covid-19 varian baru yang dilaporkan sejumlah negara di dunia menjadi tantangan berat untuk pemulihan kesehatan, ekonomi dan pariwisata Bali. Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, di sela-sela pengarahan kepada tim verifikasi protokol tatanan kehidupan era baru bidang pariwisata di Ruang Praja Sabha, Kantor Gubernur Bali Niti Mandala Denpasar, Rabu (30/12) siang meminta masyarakat tingkatkan kewaspadaan dan jaga diri menghadapi situasi perkembangan pandemi Covid-19 yang belum melandai ini.
Menurut Cok Ace saat ini secara tidak langsung pandemi Covid-19 telah meningkatkan angka pengangguran di Bali yang sebelumnya menduduki peringkat I terbaik di Indonesia (1,6%). "Setelah Covid-19 menjadi peringkat ke 18 di Indonesia (5,6%). Jumlah ini diakibatkan pelaku pariwisata yang terdampak langsung oleh wabah ini mulai dari dirumahkan oleh perusahaan dan tidak memiliki pilihan lain untuk meneruskan perputaran ekonomi mereka," ujar Cok Ace.
Kata Cok Ace, kondisi Covid-19 yang masih mewabah saat ini memberi pengaruh sangat keras kepada pelaku pariwisata, karena Bali sebagai destinasi pariwisata. "Untuk kembali memulihkan kepercayaan dunia kepada Bali, bersama kita semua dari segala kalangan dan komponen masyarakat untuk menjaga diri agar tidak tertular dan tidak terpapar Covid-19 pada pergantian tahun 2020-2021 ini, sehingga kasus penyebaran bisa ditekan," ujar Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali ini.
Menurutnya, sejumlah upaya sudah dilakukan pemerintah. Mulai dari pembentukan Tim Satgas, Tim percepatan pemulihan ekonomi dampak Covid-19. Di samping juga meningkatkan daya tahan bagi pelaku pariwisata (melakukan relaksasi pajak, utang dan memberikan bantuan tunai langsung dan subsidi BPJS), sekaligus membangun daya saing dengan membangun kepercayaan pasar terhadap Bali.
"Langkahnya dengan melakukan promosi dan meningkatkan kesiapan kita tentang jaminan keselamatan dan jaminan kesehatan bagi wisatawan yang datang, sehingga kepercayaan wisatawan mancanegara kembali pulih untuk Bali," ujar tokoh Puri Ubud, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar ini.
Disebutkan Cok Ace, Pemprov Bali juga telah menerapkan pelaksanaan program CHSE: Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan) dan Environment (Ramah lingkungan) bagi pelaku pariwisata. Terutama hotel, daya tarik wisata dan transportasi dengan pola offline dan online.
"Tugas pemulihan ekonomi dalam rangka menumbuhkan trust atau kepercayaan terhadap pasar dengan tagline ‘trust be coming’ diharapkan mampu memberikan parameter positif bagi new boarder ke depannya," ujar praktisi dan pengusaha akomodasi ini.
Sementara Koordinator Tim Verifikasi Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru Bidang Pariwisata, Made Agus Yoga Iswara secara terpisah kemarin mengatakan sejumlah progress yang dilakukan tim verifikasi protokol tatanan kehidupan era baru bidang pariwisata selama enam (6) bulan adalah sebanyak 215 hotel bintang 3,4 dan 5. Kemudian sebanyak 41 wisata Tirta, 81 daya tarik wisata dan MICE, serta 48 transportasi.
"Proses verifikasi yang dilakukan lebih memfokus pada penyiapan protokol kesehatan baik dari ketersediaan dan juga penerapan. Selain juga penggunaan aksara Bali, dan penggunaan sampah sekali pakai (non plastik)," ujar Yoga Iswara. Menurut Yoga Iswara, Peraturan Gubernur terkait sejumlah aturan pengurangan penggunaan sampah plastik merupakan salah satu perbaikan bagi keberlangsungan pariwisata ke depan. "Sehingga pariwisata Bali memiliki image dan citra yang baik di mata dunia, dengan mengusung konsep ‘paras paros, segilik seguluk subayantaka’ dengan tetap mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas," tokoh dan praktisi pariwisata Bali ini. *nat
Menurut Cok Ace saat ini secara tidak langsung pandemi Covid-19 telah meningkatkan angka pengangguran di Bali yang sebelumnya menduduki peringkat I terbaik di Indonesia (1,6%). "Setelah Covid-19 menjadi peringkat ke 18 di Indonesia (5,6%). Jumlah ini diakibatkan pelaku pariwisata yang terdampak langsung oleh wabah ini mulai dari dirumahkan oleh perusahaan dan tidak memiliki pilihan lain untuk meneruskan perputaran ekonomi mereka," ujar Cok Ace.
Kata Cok Ace, kondisi Covid-19 yang masih mewabah saat ini memberi pengaruh sangat keras kepada pelaku pariwisata, karena Bali sebagai destinasi pariwisata. "Untuk kembali memulihkan kepercayaan dunia kepada Bali, bersama kita semua dari segala kalangan dan komponen masyarakat untuk menjaga diri agar tidak tertular dan tidak terpapar Covid-19 pada pergantian tahun 2020-2021 ini, sehingga kasus penyebaran bisa ditekan," ujar Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali ini.
Menurutnya, sejumlah upaya sudah dilakukan pemerintah. Mulai dari pembentukan Tim Satgas, Tim percepatan pemulihan ekonomi dampak Covid-19. Di samping juga meningkatkan daya tahan bagi pelaku pariwisata (melakukan relaksasi pajak, utang dan memberikan bantuan tunai langsung dan subsidi BPJS), sekaligus membangun daya saing dengan membangun kepercayaan pasar terhadap Bali.
"Langkahnya dengan melakukan promosi dan meningkatkan kesiapan kita tentang jaminan keselamatan dan jaminan kesehatan bagi wisatawan yang datang, sehingga kepercayaan wisatawan mancanegara kembali pulih untuk Bali," ujar tokoh Puri Ubud, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar ini.
Disebutkan Cok Ace, Pemprov Bali juga telah menerapkan pelaksanaan program CHSE: Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan) dan Environment (Ramah lingkungan) bagi pelaku pariwisata. Terutama hotel, daya tarik wisata dan transportasi dengan pola offline dan online.
"Tugas pemulihan ekonomi dalam rangka menumbuhkan trust atau kepercayaan terhadap pasar dengan tagline ‘trust be coming’ diharapkan mampu memberikan parameter positif bagi new boarder ke depannya," ujar praktisi dan pengusaha akomodasi ini.
Sementara Koordinator Tim Verifikasi Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru Bidang Pariwisata, Made Agus Yoga Iswara secara terpisah kemarin mengatakan sejumlah progress yang dilakukan tim verifikasi protokol tatanan kehidupan era baru bidang pariwisata selama enam (6) bulan adalah sebanyak 215 hotel bintang 3,4 dan 5. Kemudian sebanyak 41 wisata Tirta, 81 daya tarik wisata dan MICE, serta 48 transportasi.
"Proses verifikasi yang dilakukan lebih memfokus pada penyiapan protokol kesehatan baik dari ketersediaan dan juga penerapan. Selain juga penggunaan aksara Bali, dan penggunaan sampah sekali pakai (non plastik)," ujar Yoga Iswara. Menurut Yoga Iswara, Peraturan Gubernur terkait sejumlah aturan pengurangan penggunaan sampah plastik merupakan salah satu perbaikan bagi keberlangsungan pariwisata ke depan. "Sehingga pariwisata Bali memiliki image dan citra yang baik di mata dunia, dengan mengusung konsep ‘paras paros, segilik seguluk subayantaka’ dengan tetap mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas," tokoh dan praktisi pariwisata Bali ini. *nat
Komentar