Pemkab Tak Pasang Target Pemasukan Pasar Banyuasri
SINGARAJA, NusaBali
Pengelolaan Pasar Banyuasri kembali dirapatkan Bupati Buleleng bersama Badan Pengawas dan juga Perusahan Daerah (PD) Pasar Buleleng, Rabu (30/12).
Pasar Banyuasri dengan bangunan baru yang megah itu dipastikan akan dikelola oleh PD Pasar meskipun Pemkab Buleleng belum memutuskan skema pengelolaan seperti apa yang akan dipakai.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menegaskan pengelolaan 1-2 tahun ke depan Pemkab tak memasang target pemasukan yang harus dipenuhi PD Pasar sebagai perusahaan daerah. Hal itu disampaikan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana usai rapat pengelolaan Pasar Banyuasri di rumah jabatan bupati. “Skema pengelolaan nanti kita carikan regulasinya. Jangan memikirkan profit dulu. Ibarat toko yang baru buka pasti ada promo diskon, tetapi karena ini pasar tidak mungkin sehingga Pemkab yang mengalah dengan tidak memasang target pemasukan dulu, Yang penting pasar bisa ramai dulu dan populer dulu,” jelas Agus Suradnyana didampingi Wabup I Nyoman Sutjidra dan Sekda Gede Suyasa.
Terkait skema pengelolaan yang tepat untuk Pasar Banyuasri oleh PD Pasar akan didiskusikan kembali pada Badan Pengawas Pembangunan dan Keuangan (BPKP). Sehingga pengelolaan Pasar Banyuasri yang diserahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada PD Pasar tidak menyalahi regulasi yang ada. PD Pasar tak hanya akan mengatur pedagang yang akan menempati seluruh los, kios dan ruko di Pasar Banyuasri, tetapi juga pengelolaan parkir, toilet, hingga kebersihan pasar.
Yang terpenting menurutnya, soal pengelolaan kebersihan. Terlebih saat ini pada bangunan anyar Pasar Banyuasri sudah dilengkapi dengan sirkulasi, sanitasi yang bagus. Bahkan pengolahan limbah cair di Pasar Banyuasri juga sudah dilengkapi dengan filter air, sehingga keluaran limbah pasar masih dapat digunakan untuk menyiram tanaman dan halaman pasar.
Soal biaya operasional yang diprediksi sangat tinggi juga ditampik olehnya. “Kemarin ada yang bilang biaya operasional sampai Rp 500 juta sebulan, saya rasa tidak lebih dari Rp 200 juta sebulan karena 92 ruko itu kan tidak masuk hitungan, karena listrik, air mereka bayar sendiri yang dihitung yang di dalam saja,” ungkap dia.
Bupati yang juga akrab disapa PAS ini juga mengatakan, Pasar Banyuasri sebenarnya sudah dapat dioperasikan. Namun Pemkab menginginkan bangunan pasar baru difungsikan setelah ucapara malaspas yang direncanakan pada Purnama Kawulu, yang jatuh pada Wrespati Umanis Watugunung, Kamis (28/1) mendatang. Sedangkan rentang waktu yang masih tersisa akan dimanfaatkan untuk pengujian mekanisme elektrikal di banguan pasar. Sehingga jika masih ada yang belum berfungsi maksimal masih digaransi penyedia selama 2 bulan. Sedangkan untuk garansi kontruksi ditanggung penyedia selama 10 tahun.
Pasar Banyuasri dengan bangunan baru yang megah itu disebutkan menargetkan fungsi Pasar Banyuasri selain sebagai pasar tradisional market juga diarahkan menjadi pasar wisata. Sejumlah barang dan kebutuhan sehari-hari juga akan disediakan kualitas berstandar internasional. Seperti keperluan masakan internasional standar wisatwan mancanegara akan disiapkan di pasar semi modern ini. *k23
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menegaskan pengelolaan 1-2 tahun ke depan Pemkab tak memasang target pemasukan yang harus dipenuhi PD Pasar sebagai perusahaan daerah. Hal itu disampaikan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana usai rapat pengelolaan Pasar Banyuasri di rumah jabatan bupati. “Skema pengelolaan nanti kita carikan regulasinya. Jangan memikirkan profit dulu. Ibarat toko yang baru buka pasti ada promo diskon, tetapi karena ini pasar tidak mungkin sehingga Pemkab yang mengalah dengan tidak memasang target pemasukan dulu, Yang penting pasar bisa ramai dulu dan populer dulu,” jelas Agus Suradnyana didampingi Wabup I Nyoman Sutjidra dan Sekda Gede Suyasa.
Terkait skema pengelolaan yang tepat untuk Pasar Banyuasri oleh PD Pasar akan didiskusikan kembali pada Badan Pengawas Pembangunan dan Keuangan (BPKP). Sehingga pengelolaan Pasar Banyuasri yang diserahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada PD Pasar tidak menyalahi regulasi yang ada. PD Pasar tak hanya akan mengatur pedagang yang akan menempati seluruh los, kios dan ruko di Pasar Banyuasri, tetapi juga pengelolaan parkir, toilet, hingga kebersihan pasar.
Yang terpenting menurutnya, soal pengelolaan kebersihan. Terlebih saat ini pada bangunan anyar Pasar Banyuasri sudah dilengkapi dengan sirkulasi, sanitasi yang bagus. Bahkan pengolahan limbah cair di Pasar Banyuasri juga sudah dilengkapi dengan filter air, sehingga keluaran limbah pasar masih dapat digunakan untuk menyiram tanaman dan halaman pasar.
Soal biaya operasional yang diprediksi sangat tinggi juga ditampik olehnya. “Kemarin ada yang bilang biaya operasional sampai Rp 500 juta sebulan, saya rasa tidak lebih dari Rp 200 juta sebulan karena 92 ruko itu kan tidak masuk hitungan, karena listrik, air mereka bayar sendiri yang dihitung yang di dalam saja,” ungkap dia.
Bupati yang juga akrab disapa PAS ini juga mengatakan, Pasar Banyuasri sebenarnya sudah dapat dioperasikan. Namun Pemkab menginginkan bangunan pasar baru difungsikan setelah ucapara malaspas yang direncanakan pada Purnama Kawulu, yang jatuh pada Wrespati Umanis Watugunung, Kamis (28/1) mendatang. Sedangkan rentang waktu yang masih tersisa akan dimanfaatkan untuk pengujian mekanisme elektrikal di banguan pasar. Sehingga jika masih ada yang belum berfungsi maksimal masih digaransi penyedia selama 2 bulan. Sedangkan untuk garansi kontruksi ditanggung penyedia selama 10 tahun.
Pasar Banyuasri dengan bangunan baru yang megah itu disebutkan menargetkan fungsi Pasar Banyuasri selain sebagai pasar tradisional market juga diarahkan menjadi pasar wisata. Sejumlah barang dan kebutuhan sehari-hari juga akan disediakan kualitas berstandar internasional. Seperti keperluan masakan internasional standar wisatwan mancanegara akan disiapkan di pasar semi modern ini. *k23
1
Komentar