Perkiraan Awal, Goa Misterius Dibangun Saat Masa Penjajahan Jepang
Kadis Bupar Buleleng, Nyoman Sutrisna, akui telah menginventarisasi 283 situs dan mendaftarkannya secara online untuk diajukan menjadi cagar budaya. Ratusan situs tersebut terdiri dari benda-benda kuno, batu, patung, sarkofagus, goa
Tim Balai Arkeologi Denpasar Mulai Terjun ke Lokasi Goa Misterius di Desa Suwug, Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Tim dari Balai Arkeologi Denpasar akhirnya terjun ke Banjar Sabi, Desa Suwug, Kecama-tan Sawan, Buleleng, Kamis (10/11) siang, untuk meninjau goa misterius yang ditemukan warga di sebelah selatan Pura Lebah, 27 Oktober 2016 lalu. Meski baru bersifat pemantauan awal, pihak Balai Arkeologi memperkirakan goa misterius setinggi 1,8 dan lebar 1,7 meter ini merupakan salah satu peninggalan sejarah masa penjajahan Jepang (1942-1945).
Rombongan tim peneliti dari Balai Arkeologi Denpasar yang terjun ke lokasi goa misterius di areal Pura Lebah, Desa Pakraman Suwug, Kamis kemarin, dipimpin I Nyoman Sunarya. Selain tim Balai Arkeologi Denpasar, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Buleleng, I Nyoman Sutrisna, juga hadir di lokasi goa misterius, Kamis kemarin. Mereka didampingi Kelian Desa Pakraman Suwug, I Wayan Nawa, dan prajuru desa lainnya.
Peneliti Balai Arkelologi Denpasar, Nyoman Sunarya, mengatakan goa misterius tersebut memang buatan manusia atau hasil peradaban manusia. Hal ini dilihat dari materi goa berupa tebing batuan apung, yang merupakan produk dari gunung berapi. Dari materi yang mendominasinya, goa sejenis ini biasanya mudah menyerap air dan gampang runtuh.
“Dari pengamatan sepintas dari luar, memang goa ini bukan merupakan goa alam. Kecil kemungkinan goa ini digunakan untuk semedi (bertapa) dan ritual keagamaan,” ujar Nyoman Sunarya kepada NusaBali lokasi goa misterius, yang berjarak sekitar 100 meter arah selatan Pura Lebah, kamis kemarin.
SELANJUTNYA . . .
1
2
Komentar