Ketua DPD NasDem Tabanan Meninggal
Sarjana Sempat Dua Pekan Dirawat
TABANAN, NusaBali
Jagat politik di Tabanan berduka menyusul meninggalnya Ketua DPD NasDem Tabanan, I Wayan Sarjana, 49.
Mantan politisi PDIP asal Banjar Pacung, Desa/Kecamatan Baturiti, Tabanan ini menghembuskan napas terakhir dalam perawatan di RS BaliMed Denpasar, Senin (4/1) dinihari sekitar pukul 03.45 Wita, akibat sakit ambeien.
Sebelum meninggal dunia, Wayan Sarjana sempat selama dua pekan dirawat di RS BaliMed Denpasar, sejak 22 Desember 2020 lalu. Menurut adik kandungnya, Ni Ketut Puspita Dewi, sebelum dilarikan ke RS BaliMed Denpasar, almarhum Wayan Sarjana tinggal di rumahnya kawasan Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan. Saat itu, Sarjana mengeluhkan ambeien, sehingga langsung diajak ke rumah sakit.
Dua pekan sebelumnya, kata Puspita Dewi, Sarjana juga sempat opname di RS BaliMed Denpasar dengan keluhan yang sama. “Waktu kita bawa kembali periksa ke RS BaliMed, 22 Desember 2020, kondisi kakak saya belum emergency. Almarhum masih bisa jalan ke UGD,” kenang Puspita Dewi saat ditemui NusaBali di rumah duka di Banjar Pacung, Desa Sukawati, Senin siang.
Setelah mendapat perawatan intensif, kata Pupista Dewi, kondisi Sarjana berangsur membaik. Politisi senior kelahiran 21 Juli 1971 itu bisa ngobrol dan makan seperti biasa. Bahkan, 2 hari sebelum dinyatakan meninggal, mantan Calon Bupati (Cabup) Tabanan di Pilkada 2015 itu sempat minta disuapin. “Waktu itu, kita berpikir kondisi almarhum telah membaik,” papar Puspita Dewi.
Hanya saja, menurut Puspita Dewi, kondisi Sarjana tiba-tiba memburuk, Minggu (3/1) malam. Sampai kemudian Sarjanya dinyatakan meninggal Senin dinihari pukul 03.45 wita. Kemudian, Senin pagi pukul 06.00 Wita, jenazah mantan anggota Fraksi PDIP DPRD Tabanan tiga kali periode (1999-2004, 2004-2009, 2009-2014)
Ini dibawa ke rumah duka di Banjar Pacung, Desa Baturiti. “Kakak sebenarnya tidak memiliki penyakit keras, hanya menderita ambeien sejak 3 bulan lalu. Kita di keluarga memang keturunan penyakit ambiein, dengan keluhan tidak bisa duduk lama,” beber Puspita Dewi, yang kesehariannya berdinas sebagai ANS Bagian Keuangan Pemkab Tabanan.
Almarhum Wayan Sarjana berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ni Made Suryantini dan empat orang anak: Gede Adi Darma Wina, Ayu Indah, Mega Indah, Katam Prananda, serta dua orang cucu. Hingga tadi malam, jenazah almarhum masih disemayamkan di rumah duka.
Berdasarkan hasil nunasang ke griya (kediaman sulinggih), jenazah Sarjana rencananya akan diupacari pengabenan di Setra Pacung, Desa Baturiti pada Sukra Umanis Kelau, Jumat (15/1) mendatang. Sedangkan prosesi nyiramang layon (memandikan jenazah) akan dilaksanakan di rumah duka pada Wraspati Kliwon Kelau, Kamis (14/1).
Wayan Sarjana merupakan anak sulung dari tiga bersaudara pasangan I Putu Windra dan Ni Made Daging. Dua adiknya perempuan, yakni Ni Nyoman Arini dan Ni Ketut Puspita Dewi.
Keseharinya, Wayan Sarjana tinggal bersama anak dan istrinya di Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan. Dua dari empat anaknya sudah menikah, yakni Gede Adi Darma Wina dan Ayu Indah. Sedangkan anak nomor tiga, Mega Indah, saat ini masih kuliah. Sebaliknya, si bungsu Katam Prananda masih duduk di Kelas IV SD.
Nama Wayan Sarjana sudah tak asing lagi di kalangan politik Tabanan. Almarhum adalah mantan Bendahara DPC PDIP Tabanan 2010-1015, di era kepemimpinan I Ketut Boping Suryadi. Selama masih bernauh di PDIP, Sarjana sempat tiga periode duduk di DPRD Tabanan, teramsuk menjabat sebagai Ketua Fraksi PDIP DPRD Tabanan 2009-2014.
Pada Pilkada Tabanan 2015, Sarjana banting haluan berhadapan dengan PDIP. Kala itu, Sarjana maju tarung sebagai Cabup Tabanan yang diusung Gerindra-Demokrat-NasDem-Hanura, berpasangan dengan IB Nyoman Astawa Merta (politisi Demokrat) di posisi Calon Wakil Bupati (Cawabup).
Sayangnya, pasangan Sarjana-Astawa Merta (Jana Amerta) kalah telak dalam tarung head to head melawan pasangan incumbent Ni Putu Eka Wiryastuti-I Komang Gede Sanjaya (Eka Jaya), yang diusung PDIP. Jana Amerta hanya kebagian sekitar 40 persen suara, sementar Eka Jaya mendominasi 60 persen suara.
Pasca Pilkada Tabanan 2015, Sarjana yang sudah dipecat dari PDIP pilih hengkang ke Partai NasDem. Sarjana pun dipercaya menjabat Ketua DPD NasDem Tabanan. Sarjana juga ikut wara wiri dalam Pilkada Tabanan 2020. Sarjana mam-back up pasangan I Gusti Ngurah Panji Astika-Dewa Nyoman Budiasa, Cabup-Cawabup Tabanan yang diusung Golkar-NasDem-Demokrat. Pasangan Ngurah Panji-Budiasa sendiri dipecundangi I Komang Gede Sanjaya-I Made Edi Wirawan (Jaya Wira), yang diusung PDIP-Gerindra dalam tarung head to head.
Sementara itu, Ketua Fraksi NasDem DPRD Tabanan, Ida Ayu Ketut Candrawati, mengaku sangat kehilangan sosok senior Wayan Sarjana. Dayu Candrawati menyebutkan, karena loyalitasnya terhadap partai, Sarjana diberi kehormatan pegang jabatan Ketua DPD NasDem Tabanan. “Saat Pilkada 2020 kemarin, beliau masih aktif dalam mendukung calon. Jadi, kita benar-benar kehilangan,” ujar Dayu Candrawati saat dikonfirmasi terpisah di Tabanan, Senin kemarin.
Menurut Dayu Candrawati, Sarjana adalah sosol politisi yang tegas, namun suka bergaul dan bercanda. “Pak Wayan Sarjana dikenal suka bercanda, tetapi beliau adalah sosok pemimpin yang juga tegas,” kenang Srikandi NasDem asal Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan ini.
Paparan senada juga disampaikan mantan Ketua DPRD Tabanan dari Fraksi PDIP, I Ketut Boping Suryadi. Saat masih sama-sama di PDIP, kata Boping Suryadi, almarhum Wayan Sarjana dikenal setia kawan. Lagipula, Boping sejak muda sudah berteman dengan almarhum. “Kami temain baik sejak muda, dari zaman proses perjuangan partai,” jelasd Boping.
Boping pun kaget dan benar-benar merasa kehilangan atas berita duka meninggalnya Sarjana. “Pas Pilkada Tabanan 2020 kemarin, almarhum memang masih aktif, namun sudah sakit,” papar politisi asal Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan yang kini anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Tabanan ini. *des
Sebelum meninggal dunia, Wayan Sarjana sempat selama dua pekan dirawat di RS BaliMed Denpasar, sejak 22 Desember 2020 lalu. Menurut adik kandungnya, Ni Ketut Puspita Dewi, sebelum dilarikan ke RS BaliMed Denpasar, almarhum Wayan Sarjana tinggal di rumahnya kawasan Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan. Saat itu, Sarjana mengeluhkan ambeien, sehingga langsung diajak ke rumah sakit.
Dua pekan sebelumnya, kata Puspita Dewi, Sarjana juga sempat opname di RS BaliMed Denpasar dengan keluhan yang sama. “Waktu kita bawa kembali periksa ke RS BaliMed, 22 Desember 2020, kondisi kakak saya belum emergency. Almarhum masih bisa jalan ke UGD,” kenang Puspita Dewi saat ditemui NusaBali di rumah duka di Banjar Pacung, Desa Sukawati, Senin siang.
Setelah mendapat perawatan intensif, kata Pupista Dewi, kondisi Sarjana berangsur membaik. Politisi senior kelahiran 21 Juli 1971 itu bisa ngobrol dan makan seperti biasa. Bahkan, 2 hari sebelum dinyatakan meninggal, mantan Calon Bupati (Cabup) Tabanan di Pilkada 2015 itu sempat minta disuapin. “Waktu itu, kita berpikir kondisi almarhum telah membaik,” papar Puspita Dewi.
Hanya saja, menurut Puspita Dewi, kondisi Sarjana tiba-tiba memburuk, Minggu (3/1) malam. Sampai kemudian Sarjanya dinyatakan meninggal Senin dinihari pukul 03.45 wita. Kemudian, Senin pagi pukul 06.00 Wita, jenazah mantan anggota Fraksi PDIP DPRD Tabanan tiga kali periode (1999-2004, 2004-2009, 2009-2014)
Ini dibawa ke rumah duka di Banjar Pacung, Desa Baturiti. “Kakak sebenarnya tidak memiliki penyakit keras, hanya menderita ambeien sejak 3 bulan lalu. Kita di keluarga memang keturunan penyakit ambiein, dengan keluhan tidak bisa duduk lama,” beber Puspita Dewi, yang kesehariannya berdinas sebagai ANS Bagian Keuangan Pemkab Tabanan.
Almarhum Wayan Sarjana berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ni Made Suryantini dan empat orang anak: Gede Adi Darma Wina, Ayu Indah, Mega Indah, Katam Prananda, serta dua orang cucu. Hingga tadi malam, jenazah almarhum masih disemayamkan di rumah duka.
Berdasarkan hasil nunasang ke griya (kediaman sulinggih), jenazah Sarjana rencananya akan diupacari pengabenan di Setra Pacung, Desa Baturiti pada Sukra Umanis Kelau, Jumat (15/1) mendatang. Sedangkan prosesi nyiramang layon (memandikan jenazah) akan dilaksanakan di rumah duka pada Wraspati Kliwon Kelau, Kamis (14/1).
Wayan Sarjana merupakan anak sulung dari tiga bersaudara pasangan I Putu Windra dan Ni Made Daging. Dua adiknya perempuan, yakni Ni Nyoman Arini dan Ni Ketut Puspita Dewi.
Keseharinya, Wayan Sarjana tinggal bersama anak dan istrinya di Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan. Dua dari empat anaknya sudah menikah, yakni Gede Adi Darma Wina dan Ayu Indah. Sedangkan anak nomor tiga, Mega Indah, saat ini masih kuliah. Sebaliknya, si bungsu Katam Prananda masih duduk di Kelas IV SD.
Nama Wayan Sarjana sudah tak asing lagi di kalangan politik Tabanan. Almarhum adalah mantan Bendahara DPC PDIP Tabanan 2010-1015, di era kepemimpinan I Ketut Boping Suryadi. Selama masih bernauh di PDIP, Sarjana sempat tiga periode duduk di DPRD Tabanan, teramsuk menjabat sebagai Ketua Fraksi PDIP DPRD Tabanan 2009-2014.
Pada Pilkada Tabanan 2015, Sarjana banting haluan berhadapan dengan PDIP. Kala itu, Sarjana maju tarung sebagai Cabup Tabanan yang diusung Gerindra-Demokrat-NasDem-Hanura, berpasangan dengan IB Nyoman Astawa Merta (politisi Demokrat) di posisi Calon Wakil Bupati (Cawabup).
Sayangnya, pasangan Sarjana-Astawa Merta (Jana Amerta) kalah telak dalam tarung head to head melawan pasangan incumbent Ni Putu Eka Wiryastuti-I Komang Gede Sanjaya (Eka Jaya), yang diusung PDIP. Jana Amerta hanya kebagian sekitar 40 persen suara, sementar Eka Jaya mendominasi 60 persen suara.
Pasca Pilkada Tabanan 2015, Sarjana yang sudah dipecat dari PDIP pilih hengkang ke Partai NasDem. Sarjana pun dipercaya menjabat Ketua DPD NasDem Tabanan. Sarjana juga ikut wara wiri dalam Pilkada Tabanan 2020. Sarjana mam-back up pasangan I Gusti Ngurah Panji Astika-Dewa Nyoman Budiasa, Cabup-Cawabup Tabanan yang diusung Golkar-NasDem-Demokrat. Pasangan Ngurah Panji-Budiasa sendiri dipecundangi I Komang Gede Sanjaya-I Made Edi Wirawan (Jaya Wira), yang diusung PDIP-Gerindra dalam tarung head to head.
Sementara itu, Ketua Fraksi NasDem DPRD Tabanan, Ida Ayu Ketut Candrawati, mengaku sangat kehilangan sosok senior Wayan Sarjana. Dayu Candrawati menyebutkan, karena loyalitasnya terhadap partai, Sarjana diberi kehormatan pegang jabatan Ketua DPD NasDem Tabanan. “Saat Pilkada 2020 kemarin, beliau masih aktif dalam mendukung calon. Jadi, kita benar-benar kehilangan,” ujar Dayu Candrawati saat dikonfirmasi terpisah di Tabanan, Senin kemarin.
Menurut Dayu Candrawati, Sarjana adalah sosol politisi yang tegas, namun suka bergaul dan bercanda. “Pak Wayan Sarjana dikenal suka bercanda, tetapi beliau adalah sosok pemimpin yang juga tegas,” kenang Srikandi NasDem asal Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan ini.
Paparan senada juga disampaikan mantan Ketua DPRD Tabanan dari Fraksi PDIP, I Ketut Boping Suryadi. Saat masih sama-sama di PDIP, kata Boping Suryadi, almarhum Wayan Sarjana dikenal setia kawan. Lagipula, Boping sejak muda sudah berteman dengan almarhum. “Kami temain baik sejak muda, dari zaman proses perjuangan partai,” jelasd Boping.
Boping pun kaget dan benar-benar merasa kehilangan atas berita duka meninggalnya Sarjana. “Pas Pilkada Tabanan 2020 kemarin, almarhum memang masih aktif, namun sudah sakit,” papar politisi asal Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan yang kini anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Tabanan ini. *des
Komentar