Pandemi, Kasus DBD Meningkat di Tabanan
TABANAN, NusaBali
Di tengah lonjakan kasus pandemi Covid-19, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) juga menyerang warga di Tabanan.
Data dari Dinas Kesehatan Tabanan, tahun 2020 kasus DBD mencapai 340 kasus. Angkat ini meningkat dibandingkan tahun 2019 yang hanya 172 kasus. Peningkatan kasus terjadi, salah satu faktornya karena masyarakat mulai kendor melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
340 kasus DBD tahun 2020 terdiri dari Januari 18 kasus, Februari 56 kasus, Maret, 84 kasus, April 53 kasus, Mei 67 kasus, Juni 47 kasus, Juli 7 kasus, Agustus 5 kasus, September 2 kasus, Oktober nihil kasus tercatat, November 1 kasus, dan Desember nihil kasus tercatat. Sedangkan kasus DBD tahun 2019 sebanyak 172 kasus dengan rincian, Januari 8 kasus, Februari 24 kasus, Maret 5 kasus, April 16 kasus, Mei 25 kasus, Juni 57 kasus, Juli 21 kasus, Agustus 2 kasus, September 2 kasus, Oktober 8 kasus, November 2 kasus, dan Desember 2 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Tabanan dr Nyoman Suratmika mengatakan peningkatan kasus DBD salah satu faktor penyebabnya adanya masyarakat mulai kendor melakukan PSN. Selain itu, banyak muncul sarang nyamuk berupa genangan air karena musim hujan. "PSN adalah kunci dalam pemberatan sarang nyamuk sekaligus cegah timbulnya DBD," tegasnya, Rabu (6/1).
Kata dia, untuk menekan angka DBD di Tabanan, Dinas Kesehatan memiliki program pemeriksaan jentik di rumah-rumah di daerah terjadinya kasus DBD. Petugas juga menentukan angka bebas jentik (ABJ).
Tahun 2019 telah diperiksa 2.545 rumah. Dari jumlah ini hanya 249 rumah yang positif jentik, sedangkan 2.396 rumah negatif jentik. Tahun 2020, angka ABJ ini menurun menjadi 87,20 persen, yakni dari 5.226 rumah yang diperiksa, 667 rumah positif jentik dan 4.559 rumah negatif jentik.
Dengan kondisi tersebut, dr Suratmika mengimbau kepada masyarakat untuk terus melakukan PSN apalagi di tengah pandemi Covid-19. Jangan lupa untuk melakukan PSN berupa 3M plus yakni Menguras tempat penampungan air secara rutin paling tidak seminggu sekali. Menutup rapat tempat penampungan air. Menguburkan atau memanfaatkan sampah yang bisa menampung air seperti kaleng, botol plastik dan gelas plastik.
Sedangkan plusnya yakni, menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan seperti kolam ikan, menggunakan obat anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemakan jentik, mengatur cahaya dan ventilasi di rumah. Selain itu, menghindari menggantung baju sehabis pakai di dalam rumah untuk mencegah tempat istirahat nyamuk. "Kami harapkan masyarakat tetap waspada, tidak hanya waspada terhadap virus Covid-19, tetapi juga waspada terhadap DBD," pintanya. *des
Komentar