Bangkitkan Bali Harus dari Pariwisata
IHGMA Bali usulkan Pemerintah buka pintu untuk wisatawan mancanegara
DENPASAR,NusaBali
Ketua Indonesia Hotel General Manager Assosiation (IHGMA) Bali Agus Yoga Iswara mengatakan kontraksi perekonomian Bali yang minus -12,28 persen pada triwulan III 2020 lalu, menunjukkan ekonomi alami komplikasi parah, akibat pandemi Covid-19. Ironis, ini ‘rekor’ karena dari 34 provinsi di Indonesia, Bali yang mengalami penurunan paling dalam. Untuk bangkit, solusinya adalah dengan ‘open border’ atau membuka pintu untuk wisatawan mancanegara.
Mengapa open border ? Agus Yoga melihat hanya satu penyebab yang membuat Bali ‘terpuruk’ yakni karena kolapsnya sektor pariwisata.
Untuk itu mau tidak mau harus ada keberanian untuk membuka pariwisata Bali secara terukur; dengan target, secara selektif dan segmen pasar yang jelas (targeted, selected dan segmented).
“Tidak cukup hanya fokus pada penanganan kesehatan saja (pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19),” ujar Agus Yoga Rabu (6/1).
Ibarat penderita komplikasi, penanganan mesti proporsional. Karena jika hanya berkutat pada satu jenis penyakit saja, organ lainnya akan rusak. Kondisi itu malah mempercepat proses kematian.
Demikian juga dengan kondisi Bali saat ini. Yoga Iswara mendesak harus ada keberanian untuk segera menangani perekonomian Bali. Di satu pihak sektor kesehatan khususnya Covid-19 tetap harus mendapat atensi serius.
“Tidak mungkin terus-terusan begini, karena sudah 8 bulan kondisi perekonomian sudah terpuruk,” ucap pria yang juga Presiden Direktur Global Hospitality Expert (GHE).
Dia menunjuk pertumbuhan negative perekonomian Bali sejak mulai merajamnya pandemi Covid-19, sampai perkembangan terakhir triwulan III (2020) yang anjlok di angka minus 12,28 persen.
“Real solusi adalah open border,” tegas pria yang juga Koordinator Tim Verifikasi Tatanan Kehidupapan Era Baru /CHSE Dinas Pariwisata Provinsi Bali.
Sebagai daerah yang perekonomian dominan bergantung pada sektor pariwisata, kata Yoga Iswara, mau tidak mau sektor pariwisata yang harus dipulihkan secepatnya.
Memang upaya itu sudah dipersiapkan oleh pemerintah, komponen pariwisata, stakeholder terkait dan masyarakat. Salah satunya dengan penerapan protokol kesehatan di hampir semua lini. Lebih-lebih di sektor pariwisata.
Seiring itulah pada 2021 ini, tegasnya harus ada terobosan dan keberanian untuk aktsi nyata menghidupkan pariwisata Bali yakni dengan open border atau pembukaan Bali untuk wisatawan manca negara. Dengan catatan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan konsisten.
“Sehingga keduanya sama-sama jalan,” ujarnya.
Kesehatan tetap menjadi fokus, sementara pembukaan Bali untuk menerima kunjungan wisman segera dilakukan. *K17
Ketua Indonesia Hotel General Manager Assosiation (IHGMA) Bali Agus Yoga Iswara mengatakan kontraksi perekonomian Bali yang minus -12,28 persen pada triwulan III 2020 lalu, menunjukkan ekonomi alami komplikasi parah, akibat pandemi Covid-19. Ironis, ini ‘rekor’ karena dari 34 provinsi di Indonesia, Bali yang mengalami penurunan paling dalam. Untuk bangkit, solusinya adalah dengan ‘open border’ atau membuka pintu untuk wisatawan mancanegara.
Mengapa open border ? Agus Yoga melihat hanya satu penyebab yang membuat Bali ‘terpuruk’ yakni karena kolapsnya sektor pariwisata.
Untuk itu mau tidak mau harus ada keberanian untuk membuka pariwisata Bali secara terukur; dengan target, secara selektif dan segmen pasar yang jelas (targeted, selected dan segmented).
“Tidak cukup hanya fokus pada penanganan kesehatan saja (pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19),” ujar Agus Yoga Rabu (6/1).
Ibarat penderita komplikasi, penanganan mesti proporsional. Karena jika hanya berkutat pada satu jenis penyakit saja, organ lainnya akan rusak. Kondisi itu malah mempercepat proses kematian.
Demikian juga dengan kondisi Bali saat ini. Yoga Iswara mendesak harus ada keberanian untuk segera menangani perekonomian Bali. Di satu pihak sektor kesehatan khususnya Covid-19 tetap harus mendapat atensi serius.
“Tidak mungkin terus-terusan begini, karena sudah 8 bulan kondisi perekonomian sudah terpuruk,” ucap pria yang juga Presiden Direktur Global Hospitality Expert (GHE).
Dia menunjuk pertumbuhan negative perekonomian Bali sejak mulai merajamnya pandemi Covid-19, sampai perkembangan terakhir triwulan III (2020) yang anjlok di angka minus 12,28 persen.
“Real solusi adalah open border,” tegas pria yang juga Koordinator Tim Verifikasi Tatanan Kehidupapan Era Baru /CHSE Dinas Pariwisata Provinsi Bali.
Sebagai daerah yang perekonomian dominan bergantung pada sektor pariwisata, kata Yoga Iswara, mau tidak mau sektor pariwisata yang harus dipulihkan secepatnya.
Memang upaya itu sudah dipersiapkan oleh pemerintah, komponen pariwisata, stakeholder terkait dan masyarakat. Salah satunya dengan penerapan protokol kesehatan di hampir semua lini. Lebih-lebih di sektor pariwisata.
Seiring itulah pada 2021 ini, tegasnya harus ada terobosan dan keberanian untuk aktsi nyata menghidupkan pariwisata Bali yakni dengan open border atau pembukaan Bali untuk wisatawan manca negara. Dengan catatan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan konsisten.
“Sehingga keduanya sama-sama jalan,” ujarnya.
Kesehatan tetap menjadi fokus, sementara pembukaan Bali untuk menerima kunjungan wisman segera dilakukan. *K17
1
Komentar