Dampak Covid-19, Membuat Siswa Kurang Mampu Di SD Negeri 3 Panji Kesulitan Untuk Mengikuti Belajar Daring
Pembelajaran di tengah pandemi COVID-19 ini diharuskan untuk belajar secara online atau daring.COVID-19 membuat semua kegiatan menjadi terhalang mulai dari pekerjaan sampai dengan kegiatan sekolah dan dimana dalam proses belajar dan mengajar membuat para guru dan siswa sering kesulitan untuk memahami proses kegiatan daring tersebut,dikarenakan guru dan siswa yang belum terlalu paham dengan sistem yang digunakan.
Penulis : Dewa Ayu Komang Wangi Septiani Dewi
Mahasiswi London School of Public Relations (LSPR) Bali
Proses daring ini membuat warga yang kurang mampu menjadi kesulitan untuk mengikuti kegiatan belajar online tersebut,dikarenakan tidak memiliki sebuah gadget membuat mereka harus meminjam sampai ada yang putus sekolah.Sama halnya dengan sekolah yang berada di desa yang dimana rata-rata siswa berasal dari keluarga menengah kebawah dan juga berada di tengah perdesaan yang sangat sulit untuk mendapatkan akses jaringan yang bagus.
Salah satu Sekolah Dasar di Desa Panji,Sukasada,Buleleng yaitu SD Negeri 3 Panji yang dimana memiliki beberapa siswa yang kurang mampu dan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran daring.Dimana di sekolah tersebut mempunyai salah satu anak yatim piatu yang tidak memiliki fasilitas untuk mengikuti kegiatan pembelajaran daring,hal ini membuat sekolah harus membuat cara lain agar proses pembelajaran untuk mereka yang kurang mampu bisa tetap belajar,dengan itu sekolah memberikan hasil print out materi dan tugas yang bisa diambil ke sekolah secara langsung oleh wali masing-masing tentu dengan mematuhi protokol kesehatan.
Kepala Sekolah SD Negeri 3 Panji Ni Wayan Sekar mengatakan bahwa proses pembelajaran masih berlaku online sampai sekarang,dimana belum ada info pasti untuk belajar tatap muka secara langsung dan untuk pembagian kuota gratis dari pemerintah sudah didapatkan oleh masing-masing guru dan siswa sesuai dengan nomor handphone yang sudah didaftarkan tersebut.
“Proses kegiatan pembelajaran masih belum mendapatkan info pasti dari pemerintah kapan akan dilaksanakannya proses pembelajaran tatap muka,namun kami berharap virus ini cepat berakhir dan kegiatan proses pembelajaran bisa kembali normal seperti biasanya.Untuk sekarang kami sudah mendapatkan bantuan kuota gratis dari pemerintah dan sudah bisa digunakan dalam proses kegiatan mengajar dan belajar”. Ujar Ni Wayan Sekar Kepala Sekolah SD Negeri 3 Panji.
Selain itu SD Negeri 3 Panji memiliki salah satu siswa yatim piatu yang dimana tidak mempunyai gadget.Kadek Widiani siswa dari SD Negeri 3 Panji yang baru kelas 2 SD ini adalah anak yatim piatu dia hanya tinggal bersama sang nenek dan juga kakak laki-lakinya dan dimana kakaknya sudah putus sekolah sejak kelas 2 SD karena keterbatasan biaya.Pekerjaan sehari-hari sang nenek hanyalah mencari hasil panen yang diambil dari sawahnya dan pendapatan yang didapatkan dari menjual hasil panen tersebut bisa dibilang belum mencukupi untuk biaya kesehariannya.
“Keseharian saya untuk bisa menghasilakan uang hanya menghandalkan hasil panen sayuran yang saya dapatkan di sawah dengan menjualnya berkeliling,dengan itu saya sudah bisa membeli beras dan lauk secukupnya.Namun semenjak saya memiliki sakit ,saya jarang mencari hasil panenan dimana saya hanya bisa menghandalkan bantuan dari orang”. Ujar Kopang Site nenek dari Kadek Widiani.
Mengenai pembelajaran online sampai saat ini masih memiliki banyak kendala mulai dari sistemnya dan juga kendala bagi masyarakat menengah kebawah.Pemerintah sudah membagikan kuota menyeluruh kepada pelajar untuk digunakan proses belajar online,namun di sisi lain terdapat siswa dan wali tidak memiliki gadget dan itu membuat terhalangnya proses pembelajaran daring.Tetapi dengan adanya proses pembelajaran daring ini membuat siswa lebih mengenal IT dan bisa menggunakannya dengan baik dan benar.*
*. Tulisan dalam kategori OPINI adalah tulisan warga Net. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
1
Komentar