Keluarga Minta Jenazah Diautopsi
Misteri Pelajar SMA yang Tewas di Bendungan Unud
Penyidik sudah memeriksa beberapa saksi. Namun sampai saat ini belum bisa disimpulkan penyebab pasti kematian korban karena masih menunggu hasil autopsi.
MANGUPURA, NusaBali
Misteri penyebab kematian pelajar SMA, I Kadek Kumara Dita, 16, di Bendungan Kampus Udayana, Kelurahan Jimbaran, Kuta Selatan, Badung hingga kini belum terungkap. Pihak keluarga yang melihat kejanggalan dalam kematian Kadek Kumara meminta dilakukan autopsi jenazah untuk memastikan penyebab kematiannya.
Hal ini diungkapkan Kapolsek Kuta Selatan, Kompol Agustinus Yusak Sooai, Kamis (7/1). Kompol Yusak mengatakan hingga kemarin jenazah korban asal Jalan Lingkar Timur Udayana, Gang Tukad Nangka, Lingkungan Perarudan, Jimbaran, Kuta Selatan, masih dititipkan di kamar mayat RSUP Sanglah Denpasar.
"Pihak keluarga korban kemarin (Rabu) sudah mengajukan permohonan untuk di autopsi. Nanti kita tunggu seperti apa hasil autopsinya. Untuk perkembangan lebih lanjut akan disampaikan beberapa hari kedepan," tandasnya.
Terkait penyelidikan, Kompol Yusak mengatakan pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi. Namun keterangan dari para saksi yang diperiksa itu belum bisa disimpulkan atau menduga menjadi penyebab kematian korban. Pihaknya menunggu hasil autopsi oleh dokter terhadap jenazah korban yang masih tercatat sebagai pelajar kelas I SMA Stikom Jimbaran.
Seperti diketahui, beberapa kejanggalan mencuat pasca Kadek Kumara ditemukan meninggal di Bendungan Unud. Dari keterangan kekasihnya, Ni Wayan P, 16, korban sempat curhat diancam oleh orang tak dikenal.
Sementara itu, salah seorang saksi bernama Chris, 45, yang ditemui di lokasi temuan jenazah pelajar kelas I SMA Stikom Jimbaran itu mengaku pada malam sebelum ditemukan korban di bendungan Kampus Unud, Jimbaran itu, melihat 3 orang masing-masing dua laki dan satu perempuan cekcok di jalan tepat di pintu masuk bendungan. Namun, setelah kejadian itu, ketiganya masuk ke area bendungan. "Setelah berada di area bendungan, tidak diketahui lagi kejadiannya. Dua orang sempat terlihat keluar dari area itu (bendungan,red). Sementara, satunya tidak keluar. Begitu juga motor korban juga parkir di area bendungan. Nah, siangnya, pihak keluarga korban ini melihat motor dan memeriksa ke area bendungan," katanya.
Saksi Chris bersama keluarga korban sempat mencari dengan menyusuri sekitar lokasi bendungan. Namun, tidak menemukan tanda-tanda. Kemudian, keluarga curiga kalau korban tenggelam di bendungan itu. Sehingga dilakukan upacara. Nah, setelah upacara itu, akhirnya jenazah korban muncul ke permukaan. Barulah setelah itu dilaporkan ke petugas kepolisian dan Basarnas untuk evakuasi. *pol
Misteri penyebab kematian pelajar SMA, I Kadek Kumara Dita, 16, di Bendungan Kampus Udayana, Kelurahan Jimbaran, Kuta Selatan, Badung hingga kini belum terungkap. Pihak keluarga yang melihat kejanggalan dalam kematian Kadek Kumara meminta dilakukan autopsi jenazah untuk memastikan penyebab kematiannya.
Hal ini diungkapkan Kapolsek Kuta Selatan, Kompol Agustinus Yusak Sooai, Kamis (7/1). Kompol Yusak mengatakan hingga kemarin jenazah korban asal Jalan Lingkar Timur Udayana, Gang Tukad Nangka, Lingkungan Perarudan, Jimbaran, Kuta Selatan, masih dititipkan di kamar mayat RSUP Sanglah Denpasar.
"Pihak keluarga korban kemarin (Rabu) sudah mengajukan permohonan untuk di autopsi. Nanti kita tunggu seperti apa hasil autopsinya. Untuk perkembangan lebih lanjut akan disampaikan beberapa hari kedepan," tandasnya.
Terkait penyelidikan, Kompol Yusak mengatakan pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi. Namun keterangan dari para saksi yang diperiksa itu belum bisa disimpulkan atau menduga menjadi penyebab kematian korban. Pihaknya menunggu hasil autopsi oleh dokter terhadap jenazah korban yang masih tercatat sebagai pelajar kelas I SMA Stikom Jimbaran.
Seperti diketahui, beberapa kejanggalan mencuat pasca Kadek Kumara ditemukan meninggal di Bendungan Unud. Dari keterangan kekasihnya, Ni Wayan P, 16, korban sempat curhat diancam oleh orang tak dikenal.
Sementara itu, salah seorang saksi bernama Chris, 45, yang ditemui di lokasi temuan jenazah pelajar kelas I SMA Stikom Jimbaran itu mengaku pada malam sebelum ditemukan korban di bendungan Kampus Unud, Jimbaran itu, melihat 3 orang masing-masing dua laki dan satu perempuan cekcok di jalan tepat di pintu masuk bendungan. Namun, setelah kejadian itu, ketiganya masuk ke area bendungan. "Setelah berada di area bendungan, tidak diketahui lagi kejadiannya. Dua orang sempat terlihat keluar dari area itu (bendungan,red). Sementara, satunya tidak keluar. Begitu juga motor korban juga parkir di area bendungan. Nah, siangnya, pihak keluarga korban ini melihat motor dan memeriksa ke area bendungan," katanya.
Saksi Chris bersama keluarga korban sempat mencari dengan menyusuri sekitar lokasi bendungan. Namun, tidak menemukan tanda-tanda. Kemudian, keluarga curiga kalau korban tenggelam di bendungan itu. Sehingga dilakukan upacara. Nah, setelah upacara itu, akhirnya jenazah korban muncul ke permukaan. Barulah setelah itu dilaporkan ke petugas kepolisian dan Basarnas untuk evakuasi. *pol
Komentar