ManCity Tantang Tottenham
Empat Kali Beruntun ke Final Carabao Cup
MANCHESTER, NusaBali
Manchester City menantang Tottenham Hotspur di partai final Carabao Cup (Piala Liga Inggris), usai mengalahkan rival sekotanya Manchester United (MU) 2-0, pada laga semifinal, di Stadion Old Trafford, Kamis (7/1) dinihari Wita.
Sukses tersebut sekaligus menunjukkan dominasi ManCity di Piala Liga pada era Pep Guardiola. City tim kedua yang mencapai empat final Piala Liga beruntun, setelah Liverpool pada tahun 1981 dan 1984. City butuh satu kemenangan lagi saat lawan Spurs di final untuk menjadi tim dengan kolektor gelar terbanyak bersama The Reds, yakni delapan kali.
Pada laga semifinal kali ini, The Citizens tampil lebih dominan atas rival sekota, meski mengalami banyak kendala jelang pertemuan. Sebab beberapa pemain City banyak yang harus absen karena cedera dan terpapar Covid-19. Mereka juga menguasai 60 persen penguasaan bola dan 12 tembakan sepanjang laga.
Usai babak pertama berakhir tanpa gol, City membuka skor lima menit usai jeda melalui John Stones yang memanfaatkan tendangan bebas Phil Foden. Lalu tendangan dari luar kotak penalti Fernandinho menghujam pojok kanan bawah gawang Dean Henderson dan membuat skor 2-0 bagi City.
Seiring penantian klub untuk memenangkan gelar Liga Champions pertama terus berlanjut, manajer Pep Guardiola merasa bersyukur atas pencapaian timnya di final Piala Liga Inggris. Dia menyebut kesuksesan lolos ke partai final dalam empat musim beruntun adalah sesuatu yang luar biasa.
“Ketika sebuah tim memiliki mentalitas untuk melakukannya, kami mencapai sesuatu yang luar biasa. Saya tahu Piala Carabao bukanlah Liga Champions, tetapi mencapai final empat kali berturut-turut sungguh luar biasa! Saya sangat terkesan dengan kualitas tim ini,” kata Pep Guardiola kepada Sky Sports.
ManCity menghadapi Spurs, yang juga menang 2-0 atas Brentford di semifinal, dalam laga final di Wembley, Minggu (25/4) malam Wita. Saat ini Pep Guardiola telah memenangkan trofi ini tiga kali selama di Etihad, dan berpeluang menambah satu lagi hingga empat kali beruntun.
Sementara itu, pelatih MU Ole Gunnar Solskjaer enggan berdalih masalah mentalitas yang menyebabkan timnya tersingkir di semifinal.
Sebelumnya, mentalitas MU karena kekalahan itu. Namun, Solskjaer membantah jika pasukannya bermasalah dari sisi psikologis.
Dengan kekalahan itu, MU di bawah Solskjaer selalu kandas di semifinal sebuah turnamen, seperti Piala Liga, Piala FA, dan Liga Europa. Bagi Solskjaer, ketersingkiran United di semifinal selalu menghadirkan pandangan positif, meski sebetulnya hal seperti ini harusnya dapat dihindari. Menurutnya, laga kali ini versi terbaik MU dibandingkan setahun lalu saat di beberapa semifinal. *ant
Komentar