SBY: Polarisasi Politik dan Sosial Tak Boleh Dibiarkan
JAKARTA, NusaBali
Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyoroti polarisasi yang terjadi di tengah masyarakat yang dia pantau selama 3-4 tahun terakhir atau sejak kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017.
SBY mengatakan, ketika itu polarisasi karena faktor identitas, ideologi dan politik muncul di tengah masyarakat. "Sebagian dari kita menganggap mereka yang tidak sama identitasnya (agama misalnya), partai politiknya dan juga garis ideologinya adalah lawan," kata SBY dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/1). Bahkan, menurut SBY, polarisasi tersebut menembus lingkaran persahabatan dan keluarga yang sudah terbangun lama.
Dia pun merasa prihatin apabila polarisasi politik dan sosial tersebut juga menembus lingkaran TNI/Polri. "Saya sungguh prihatin jika lingkaran tentara dan polisi yang harusnya menjadi contoh dalam persatuan dan persaudaraan kita sebagai bangsa juga tak bebas dari hawa permusuhan ini," ujarnya. SBY mengatakan, jika saat ini polarisasi sosial politik masih terjadi terutama dalam hal pemilihan calon pemimpin baik pusat dan daerah, maka demokrasi pasti tidak akan sehat.
Tak hanya itu, menurut dia, hal tersebut akan berimbas pada pemilihan calon pemimpin yang mengabaikan faktor integritas, kapasitas dan kesiapan. "Kalau hal begini menjadi kenyataan di Indonesia, dan dari tahun ke tahun makin ekstrem, bisa dibayangkan masa depan negeri ini," ucapnya dilansir kompas.com. Berdasarkan hal tersebut, SBY meminta, seluruh pemimpin dan elemen masyarakat harus bertindak dan tidak membiarkan polarisasi tersebut terus berjalan.
"Mumpung belum terlalu jauh divisi dan polarisasi sosial serta politik di negeri kita, para pemimpin dan semua elemen bangsa harus sadar bahwa sesuatu harus dilaksanakan. Something must be done. Pembiaran dan inaction adalah dosa dan kesalahan besar," kata SBY. Selain itu, dia mengingatkan, jangan ada pihak-pihak yang justru memelihara polarisasi tersebut untuk kepentingan pribadi. "Kalau ada pihak-pihak yang berpikiran dan bertindak seperti itu, menurut saya mereka bukan hanya tidak bertanggung jawab tetapi juga tidak bermoral," pungkasnya. *
Komentar