Satu Pramugari Sriwijaya SJY-182 Warga Denpasar, Harusnya Bukan Jadwalnya Terbang
DENPASAR, NusaBali
Salah satu kru kabin (pramugari) pesawat Sriwijaya Air SJY–182 rute Jakarta–Pontianak yang mengalami musibah, Sabtu (9/1/2021) petang ternyata adalah warga Denpasar.
Dia adalah Mia Tresetyani Wadu, 22 tinggal di Jalan Tirta Gangga, Nomor 4, Banjar Sasih, Desa Panjer, Gang Tirta Gangga, Kecamatan Denpasar Selatan.
Warga Denpasar berdarah Nusa Tenggara Timur ini merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Zet Wadu dan Luh Sudarni. Mia sudah dipastikan jadi korban dalam kecelakaan pesawat tersebut setelah pihak keluarga menerima informasi resmi dari pihak Sriwijaya Ari Sabtu malam.
Ardi Samuel Cornelis Wadu, 25 yang merupakan kakak dari Mia Wadu (korban) ditemui di rumah duka di Panjer, Minggu (10/1/2021) mengaku sebenarnya adiknya itu tidak ada dalam penerbangan itu. Itu berdasarkan informasi dari teman korban di Tangerang. Sebenarnya korban yang merupakan alumni SMA Negeri 6 Denpasar itu mendapat jadwal penerbangan malam. Namun tiba-tiba jadwalnya diswitch. "Teman kosnya bilang sebenarnya dia (Mia) tidak ada di penerbangan itu. Tiba-tiba jadwalnya diganti. Itu saya percaya karena ada screenshot chattnya dari temannya," ungkap Samuel Wadu.
Meski sulit untuk melepas kepergian korban untuk selamanya pihak keluarga kata Samuel Wadu berusaha untuk ikhlas. Keluarga berharap agar proses evakuasi para korban lebih cepat agar semua keluarga korban dapat informasi yang pasti. Samuel Wadu menceritakan adiknya, Mia sudah jadi pramugari tiga tahun lamanya. Mia lulus tes setelah tamat SMA tahun 2016. Dikatakan menjadi pramugari adalah cita-cita Mia sejak SMA.
Cita-citanya itu tidak direstui orangtua. Namun setamat SMA, Minta diam-diam ikut tes. Kedua orang tua dan keluarga kaget mendapat informasi, Mia lulus jadi pramugari di maskapai penerbangan Sriwijaya Ari. "Adik saya itu orangnya periang. Desember 2020 kemarin dia baru perpanjang kontrak. Saya bilang pulang saja cari kerja di Bali. Tapi adik saya itu bilang masih ingin jadi pramugari. Ternyata kemrin adalah terkahir untuknya jadi pramugari dan pergi untuk selamanya," ungkap Samuel Wadu. *pol
Komentar