ST Bhakti Asih Tanam Pohon Mundeh yang Nyaris Punah
MANGUPURA, NusaBali
Sekaa Teruna (ST) Bhakti Asih, Banjar Teba, Desa Adat Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung melakukan penanaman pohon mundeh atau mundu di Setra Desa Adat Jimbaran pada Sabtu (9/1) siang.
Penanaman pohon yang nyaris punah ini bentuk perhatian generasi muda dalam keselarasan alam dan manusia sebagaimana implementasi dari Tri Hita Karana.
Ketua ST Bhakti Asih I Gede Dicky Arya Bramanta, mengatakan aksi penanaman pohon mundeh bagian dari upaya menjaga pohon yang sudah nyaris punah itu. Menurut dia, pohon mundeh memiliki nilai sejarah bagi generasi muda Jimbaran. Pohon tersebut banyak dimanfaatkan salah satunya buahnya.
“Selain buahnya bisa dimakan, ada nilai sejarah dari pohon mundeh, yakni pernah dijadikan bahan pembuatan topeng barong. Sehingga pohon ini menjadi ciri khas masyarakat Jimbaran,” Arya Bramanta, Minggu (10/1).
Menurut Arya Bramanta, dari cerita yang berkembang di sana, pohon mundeh yang dijadikan topeng barong, itu sudah disakralkan oleh masyarakat. Dengan demikian, pohon tersebut sudah menjadi ikon masyarakat Jimbaran.
Namun, seiring berjalannya waktu keberadaan pohon mundeh sudah nyaris punah. “Jadi, kami sebagai generasi muda menanam kembali pohon mundeh. Meski jumlahnya tidak terlalu banyak, kami berharap adanya penanaman pohon mundeh bisa melestarikan alam sekaligus ikon masyarakat Jimbaran,” kata Arya Bramanta.
Bendesa Adat Jimbaran I Gusti Made Rai Dirga, tidak menampik bila tanaman mundeh memiliki historis dengan Desa Adat Jimbaran, karena kayu mundeh pernah dijadikan bahan pembuatan topeng barong yang disakralkan oleh masyarakat Jimbaran. Namun, sejak tahun 1980-an, pohon mundeh ini sudah tidak dikenal lagi oleh masyarakat.
“Padahal pohon mundeh memiliki nilai historis. Nah adanya penanaman oleh ST Bhakti Asih ini diharapkan bisa membangkitkan lagi nilai sejarah dari pohon itu,” harapnya. *dar
Ketua ST Bhakti Asih I Gede Dicky Arya Bramanta, mengatakan aksi penanaman pohon mundeh bagian dari upaya menjaga pohon yang sudah nyaris punah itu. Menurut dia, pohon mundeh memiliki nilai sejarah bagi generasi muda Jimbaran. Pohon tersebut banyak dimanfaatkan salah satunya buahnya.
“Selain buahnya bisa dimakan, ada nilai sejarah dari pohon mundeh, yakni pernah dijadikan bahan pembuatan topeng barong. Sehingga pohon ini menjadi ciri khas masyarakat Jimbaran,” Arya Bramanta, Minggu (10/1).
Menurut Arya Bramanta, dari cerita yang berkembang di sana, pohon mundeh yang dijadikan topeng barong, itu sudah disakralkan oleh masyarakat. Dengan demikian, pohon tersebut sudah menjadi ikon masyarakat Jimbaran.
Namun, seiring berjalannya waktu keberadaan pohon mundeh sudah nyaris punah. “Jadi, kami sebagai generasi muda menanam kembali pohon mundeh. Meski jumlahnya tidak terlalu banyak, kami berharap adanya penanaman pohon mundeh bisa melestarikan alam sekaligus ikon masyarakat Jimbaran,” kata Arya Bramanta.
Bendesa Adat Jimbaran I Gusti Made Rai Dirga, tidak menampik bila tanaman mundeh memiliki historis dengan Desa Adat Jimbaran, karena kayu mundeh pernah dijadikan bahan pembuatan topeng barong yang disakralkan oleh masyarakat Jimbaran. Namun, sejak tahun 1980-an, pohon mundeh ini sudah tidak dikenal lagi oleh masyarakat.
“Padahal pohon mundeh memiliki nilai historis. Nah adanya penanaman oleh ST Bhakti Asih ini diharapkan bisa membangkitkan lagi nilai sejarah dari pohon itu,” harapnya. *dar
Komentar