Angkat Budaya Bali, Mahasiswa STIKI Bikin Film Superhero Bertema Barong
DENPASAR, NusaBali.com
Perkembangan sineas muda di bidang perfilman kini semakin bertambah. Dari Bali, seorang mahasiswa tingkat akhir berani berkarya secara berbeda.
Adalah I Gede Yudi Arsana, seorang mahasiswa jurusan Multimedia di STMIK-STIKOM atau yang lebih dikenal STIKI Indonesia Bali, membuat film bertema superhero. Uniknya, pemuda yang lebih akrab disapa Yudi ini berani mengangkat tema Barong dan konsep ajaran agama Hindu, Sad Ripu.
Selain itu, tugas akhir skripsi yang dibuat Yudi ini mengkolaborasikan budaya dan cosplay (costume player). Hal ini dikarenakan Yudi sendiri merupakan seorang cosplayer sejak tahun 2017.
Film pendek yang diberi judul Barongman ini menceritakan tentang Ekawira yang mendapatkan kekuatan dari Barong untuk menolong temannya Yoga yang tersesat dan berubah menjadi monster bernama Moha.
Moha sendiri, dalam ajaran Sad Ripu adalah salah satu dari enam musuh dalam diri manusia sendiri yaitu kebingungan. “Konsep tersesat ini diambil dari Sad Ripu itu. Ada bagian Moha yang menceritakan tentang kebingungan manusia tentang mana yang benar dan salah,” jelas Yudi.
Barongman diproduksi selama enam bulan untuk konsep, pra-produksi sampai pasca-produksinya. Yudi mengaku ingin memperkenalkan budaya Bali dengan cara yang berbeda. “Jadi selain mengusung tema budaya juga sedikit mengangkat tentang agama Hindu, ya meskipun tidak terlalu detail,” ujar Yudi.
Tugas ini juga merupakan tugas lanjutan dari salah satu dosen mata kuliah Videografi Yudi di kampusnya. “Kebetulan beliau tahu saya cosplayer dan langsung ditantang membuat film tentang superhero Bali,” ungkap Yudi lagi.
Judul ‘Barongman’ juga dipilih Yudi secara iseng saja. Di sisi lain Yudi memilih membuat film pendek dengan efek animasi ini yang mana memang berbeda dari teman-temannya yang lain yang membuat film animasi karena dirinya mengaku tidak bisa menggambar dengan cukup baik.
Sementara itu, referensi pembuatan kostum tokoh Barongman terinspirasi dari Gatotkaca dan juga Kamen Rider. Yudi sendiri sudah pernah tiga kali menjuarai kompetisi cosplay. Pembuatan kostum pun dilakukan secara kerjasama dengan beberapa teman-temannya tapi ide dan bentuk utama didesain oleh Yudi sendiri.
“Menjadi seseorang yang saya kagumi merupakan sebuah hal yang bisa saya nikmati dan menjadi satu pencapaian tersendiri,” tutur Yudi terkait hobinya bermain cosplay.
Melalui film superhero ini Yudi ingin menginspirasi banyak orang lain agar bisa membangkitkan cerita tentang tokoh pahlawan dari daerah lain di Indonesia juga.
Dalam prosesnya, editing, produser, CGI, visual efek, ide cerita, semua dikerjakan oleh Yudi. “Untuk kameramen dan sutradara bekerjasama dengan teman-teman. Proses produksi dan lagu latar, serta pengisi suara si Barongman dan monster Moha juga green screen dibuat di rumah saya sendiri,” jelas Yudi.
Biaya produksi untuk peralatan dan kostum menghabiskan kurang lebih Rp 7 juta dan merupakan dana pribadi Yudi sendiri.
Yudi juga menceritakan pengalaman di balik layar pembuatan film. “Saya yang edit saya tapi saya geli sendiri karena melihat muka saya sendiri,” kenangnya.
Hal ini dikarenakan tokoh utama, Ekawira, diperankan oleh Yudi sendiri. Hal ini karena kostum Barongman yang dibuat merupakan milik pribadi dan juga perlu mempelajari koreografi lagi. Detil kostum juga ditambahkan agar lebih memiliki karakteristik yang berkaitan dengan Barong. “Tantangannya banyak di lapangan jadi susah mengontrol cuaca apalagi terkait penerangan cahaya dan hujan serta izin pemakaian tempat,” imbuh Yudi lagi.
Meskipun mendapatkan respons yang positif dan nilai memuaskan dari para dosennya, Yudi tetap merasa tidak puas karena seharusnya bisa lebih maksimal.
Salah satu lokasi yang dipakai untuk pembuatan film ini ada Rumah Topeng yang berlokasi di Gianyar. Lokasi ini dipilih karena dirasa cocok untuk referensi ilmu pengetahuan dan pengenalan budaya serta sebagai salah satu objek pariwisata yang ada di Bali.
Terdapat juga latar patung Garuda Wisnu Kencana dalam beberapa adegan pertarungan Barongman dan monster Moha. Film Yudi ini pun mendapat respons positif dan nilai yang sangat memuaskan oleh para dosennya.
Film Barongman ini sendiri direncanakan Yudi tayang di YouTube agar bisa dinikmati oleh kalangan masyarakat lebih luas. Yudi juga berencana mengikutkan film Barongman ini ke dalam festival perlombaan film pendek.
“Berkaryalah dengan berani, miliki referensi yang jelas dan bahan yang padat,” tandas Yudi.*cla
Selain itu, tugas akhir skripsi yang dibuat Yudi ini mengkolaborasikan budaya dan cosplay (costume player). Hal ini dikarenakan Yudi sendiri merupakan seorang cosplayer sejak tahun 2017.
Film pendek yang diberi judul Barongman ini menceritakan tentang Ekawira yang mendapatkan kekuatan dari Barong untuk menolong temannya Yoga yang tersesat dan berubah menjadi monster bernama Moha.
Moha sendiri, dalam ajaran Sad Ripu adalah salah satu dari enam musuh dalam diri manusia sendiri yaitu kebingungan. “Konsep tersesat ini diambil dari Sad Ripu itu. Ada bagian Moha yang menceritakan tentang kebingungan manusia tentang mana yang benar dan salah,” jelas Yudi.
Barongman diproduksi selama enam bulan untuk konsep, pra-produksi sampai pasca-produksinya. Yudi mengaku ingin memperkenalkan budaya Bali dengan cara yang berbeda. “Jadi selain mengusung tema budaya juga sedikit mengangkat tentang agama Hindu, ya meskipun tidak terlalu detail,” ujar Yudi.
Tugas ini juga merupakan tugas lanjutan dari salah satu dosen mata kuliah Videografi Yudi di kampusnya. “Kebetulan beliau tahu saya cosplayer dan langsung ditantang membuat film tentang superhero Bali,” ungkap Yudi lagi.
Judul ‘Barongman’ juga dipilih Yudi secara iseng saja. Di sisi lain Yudi memilih membuat film pendek dengan efek animasi ini yang mana memang berbeda dari teman-temannya yang lain yang membuat film animasi karena dirinya mengaku tidak bisa menggambar dengan cukup baik.
Sementara itu, referensi pembuatan kostum tokoh Barongman terinspirasi dari Gatotkaca dan juga Kamen Rider. Yudi sendiri sudah pernah tiga kali menjuarai kompetisi cosplay. Pembuatan kostum pun dilakukan secara kerjasama dengan beberapa teman-temannya tapi ide dan bentuk utama didesain oleh Yudi sendiri.
“Menjadi seseorang yang saya kagumi merupakan sebuah hal yang bisa saya nikmati dan menjadi satu pencapaian tersendiri,” tutur Yudi terkait hobinya bermain cosplay.
Melalui film superhero ini Yudi ingin menginspirasi banyak orang lain agar bisa membangkitkan cerita tentang tokoh pahlawan dari daerah lain di Indonesia juga.
Dalam prosesnya, editing, produser, CGI, visual efek, ide cerita, semua dikerjakan oleh Yudi. “Untuk kameramen dan sutradara bekerjasama dengan teman-teman. Proses produksi dan lagu latar, serta pengisi suara si Barongman dan monster Moha juga green screen dibuat di rumah saya sendiri,” jelas Yudi.
Biaya produksi untuk peralatan dan kostum menghabiskan kurang lebih Rp 7 juta dan merupakan dana pribadi Yudi sendiri.
Yudi juga menceritakan pengalaman di balik layar pembuatan film. “Saya yang edit saya tapi saya geli sendiri karena melihat muka saya sendiri,” kenangnya.
Hal ini dikarenakan tokoh utama, Ekawira, diperankan oleh Yudi sendiri. Hal ini karena kostum Barongman yang dibuat merupakan milik pribadi dan juga perlu mempelajari koreografi lagi. Detil kostum juga ditambahkan agar lebih memiliki karakteristik yang berkaitan dengan Barong. “Tantangannya banyak di lapangan jadi susah mengontrol cuaca apalagi terkait penerangan cahaya dan hujan serta izin pemakaian tempat,” imbuh Yudi lagi.
Meskipun mendapatkan respons yang positif dan nilai memuaskan dari para dosennya, Yudi tetap merasa tidak puas karena seharusnya bisa lebih maksimal.
Salah satu lokasi yang dipakai untuk pembuatan film ini ada Rumah Topeng yang berlokasi di Gianyar. Lokasi ini dipilih karena dirasa cocok untuk referensi ilmu pengetahuan dan pengenalan budaya serta sebagai salah satu objek pariwisata yang ada di Bali.
Terdapat juga latar patung Garuda Wisnu Kencana dalam beberapa adegan pertarungan Barongman dan monster Moha. Film Yudi ini pun mendapat respons positif dan nilai yang sangat memuaskan oleh para dosennya.
Film Barongman ini sendiri direncanakan Yudi tayang di YouTube agar bisa dinikmati oleh kalangan masyarakat lebih luas. Yudi juga berencana mengikutkan film Barongman ini ke dalam festival perlombaan film pendek.
“Berkaryalah dengan berani, miliki referensi yang jelas dan bahan yang padat,” tandas Yudi.*cla
1
Komentar