SDN 1 Mambang Punya Presiden hingga Menteri
Pemilihan umum ala SDN 1 Mambang ini pernah ditolak orangtua maupun wali murid termasuk ditentang pihak banjar adat.
TABANAN, NusaBali
Setiap ajaran baru, SDN 1 Mambang, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan menggelar pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta para menteri. Pemilu Presiden ala SDN 1 Mambang ini diikuti tiga ’partai politik’ masing-masing Partai Demokratis, Partai Idealis, dan Partai Patrioritis. Calon Presiden dipilih dari partai politik maupun yang melalui jalur independen. SDN 1 Mambang menggelar Pemilihan Presiden untuk mengajarkan berdemokrasi sejak dini termasuk membiasakan anak didik menjadi pemimpin.
Pemilu Presiden telah dimulai sejak tahun 2008 atau 8 tahun lalu. Saat ini SDN 1 Mambang dipimpin Presiden I Putu Andika Putra, 12. Ia dibantu Wakil Presiden, Sekretaris Kabinet, Sekretaris Pembina, dan 6 menteri. Keenam menteri itu yakni Menteri Agama yang memimpin Tri Sandhya setiap hari dan saat Purnama-Tilem. Menteri Olahraga bidang olahraga. Menteri Pendidikan untuk mengatur jadwal les. Menteri Kesehatan mengurus kebersihan sekolah. Menteri Lingkungan Hidup mengurus kebun dan taman sekolah, dan Menteri Hukum dan HAM untuk penegakan tata tertib sekolah.
Program pembentukan kabinet dengan mengadopsi sistem Pemilu ini pernah ditentang pihak banjar adat. Termasuk ditentang orangtua maupun wali murid karena dinilai terlalu berat. Namun setelah berjalan dan mengetahui punya tujuan baik, program ini mendapat dukungan penuh. Pembina ekstrakulikuler sekaligus pembimbing program ini, I Wayan Budi Susila, mengatakan saat pemilu raya, Presiden dan Wakil Presiden ditentukan berdasarkan perolehan suara. Peraih suara tertinggi menjabat presiden, peraih suara tertinggi kedua menjabat wakil presiden. “Mereka yang menjadi calon siswa dari kelas 4, 5, dan 6 yang diajukan partai politik atau maju di jalur independen,” ungkap Susila, Senin (14/11).
Susila menambahkan, dalam program ini anak-anak tidak diajarkan berpolitik, melainkan mengenalkan sistem demokrasi di Indonesia. “Membiasakan siswa bersikap demokratis dan menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri maupun teman-temannya,” imbuh Susila. Sebelum pemungutan suara, masing-masing kandidat Capres mendapat kesempatan kampanye perkenalkan visi misi ke kelas dan para guru untuk menarik simpati calon pemilih. Dikatakan, banyak Capres bermunculan melalui jalur independen. “Ini menunjukkan animo siswa menjadi calon pemimpin cukup tinggi,” imbuhnya.
Dikatakan, dengan adanya Presiden hingga susunan kabinet kerja sangat membantu para guru. Sebab guru bisa fokus mengajar saja. Sebab mulai dari kebersihan, keamanan sekolah, sudah terbiasa dilakukan para siswa. Dalam membina program ini, selain dari guru, alumnus SDN 1 Mambang yang menginjak ke SMP khusus kelas VII masih mempunyai tanggungjawab membina adik-adiknya selama satu tahun. Artinya mereka masih berstatus menjadi Panwaslu. Begitu pula mengajarkan adik-adiknya membuat program. Sementara Presiden SDN 1 Mambang, I Putu Andika Putra, 12, mengungkapkan menjadi Capres lewat jalur independen. “Saya ikut karena ingin mencari pengalaman. Memimpin teman tidak susah karena mereka sudah tahu tugasnya,” ucap Andika. cr61
Pemilu Presiden telah dimulai sejak tahun 2008 atau 8 tahun lalu. Saat ini SDN 1 Mambang dipimpin Presiden I Putu Andika Putra, 12. Ia dibantu Wakil Presiden, Sekretaris Kabinet, Sekretaris Pembina, dan 6 menteri. Keenam menteri itu yakni Menteri Agama yang memimpin Tri Sandhya setiap hari dan saat Purnama-Tilem. Menteri Olahraga bidang olahraga. Menteri Pendidikan untuk mengatur jadwal les. Menteri Kesehatan mengurus kebersihan sekolah. Menteri Lingkungan Hidup mengurus kebun dan taman sekolah, dan Menteri Hukum dan HAM untuk penegakan tata tertib sekolah.
Program pembentukan kabinet dengan mengadopsi sistem Pemilu ini pernah ditentang pihak banjar adat. Termasuk ditentang orangtua maupun wali murid karena dinilai terlalu berat. Namun setelah berjalan dan mengetahui punya tujuan baik, program ini mendapat dukungan penuh. Pembina ekstrakulikuler sekaligus pembimbing program ini, I Wayan Budi Susila, mengatakan saat pemilu raya, Presiden dan Wakil Presiden ditentukan berdasarkan perolehan suara. Peraih suara tertinggi menjabat presiden, peraih suara tertinggi kedua menjabat wakil presiden. “Mereka yang menjadi calon siswa dari kelas 4, 5, dan 6 yang diajukan partai politik atau maju di jalur independen,” ungkap Susila, Senin (14/11).
Susila menambahkan, dalam program ini anak-anak tidak diajarkan berpolitik, melainkan mengenalkan sistem demokrasi di Indonesia. “Membiasakan siswa bersikap demokratis dan menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri maupun teman-temannya,” imbuh Susila. Sebelum pemungutan suara, masing-masing kandidat Capres mendapat kesempatan kampanye perkenalkan visi misi ke kelas dan para guru untuk menarik simpati calon pemilih. Dikatakan, banyak Capres bermunculan melalui jalur independen. “Ini menunjukkan animo siswa menjadi calon pemimpin cukup tinggi,” imbuhnya.
Dikatakan, dengan adanya Presiden hingga susunan kabinet kerja sangat membantu para guru. Sebab guru bisa fokus mengajar saja. Sebab mulai dari kebersihan, keamanan sekolah, sudah terbiasa dilakukan para siswa. Dalam membina program ini, selain dari guru, alumnus SDN 1 Mambang yang menginjak ke SMP khusus kelas VII masih mempunyai tanggungjawab membina adik-adiknya selama satu tahun. Artinya mereka masih berstatus menjadi Panwaslu. Begitu pula mengajarkan adik-adiknya membuat program. Sementara Presiden SDN 1 Mambang, I Putu Andika Putra, 12, mengungkapkan menjadi Capres lewat jalur independen. “Saya ikut karena ingin mencari pengalaman. Memimpin teman tidak susah karena mereka sudah tahu tugasnya,” ucap Andika. cr61
Komentar