Rai Mantra Padukan Kreativitas, Pariwisata, dan Budaya dalam Bingkai Orange Economy
Nominasi 10 Besar Penerima Anugerah Kebudayaan PWI Pusat
Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra melaksanakan presentasi final Anugerah Kebudayaan PWI Pusat secara virtual dari Graha Sewaka Dharma, Kamis (14/1).
DENPASAR, NusaBali
Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra masuk 10 besar nominasi penerima Anugerah Kebudayaan PWI Pusat. Dalam rangkaian tahap akhir penetapan penerima Anugerah Kebudayaan PWI ini dilaksanakan presentasi dan tanya jawab yang digelar secara virtual pada Kamis (14/1). Pada kesempatan tersebut Walikota Rai Mantra memaparkan ‘Denpasar Kreatif dan Berbudaya Derap Langkah Menuju Orange Economy’.
Walikota Rai Mantra menjelaskan bahwa Kota Denpasar yang bergerak dalam Visi Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya Dalam Keseimbangan Menuju Keharmonisan, terus berupaya untuk mendukung penguatan kebudayaan. Hal ini dilandasi dengan Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kepariwisataan Budaya serta Perda Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pelestarian Warisan Budaya.
Dalam era modernisasi saat ini perpaduan antara kreativitas, pariwisata, dan budaya menjadi penting guna mendukung penguatan dan pemajuan kebudayaan. Karenanya, hal ini dikemas dalam bingkai orange economy.
“Ekonomi, pariwisata, budaya, dan ekonomi kreatif berpadu dalam satu bingkai orange economy sehingga dapat masuk pada segala sektor dan mendukung penguatan perekonomian berkelanjutan,” jelasnya.
Walikota Rai Mantra menjelaskan beragam upaya telah dan akan terus dilaksanakan. Mulai dari pendataan objek budaya melalui sistem informasi geografis, inventarisasi cagar budaya, restorasi, dan pemugaran cagar budaya, penetapan situs cagar budaya, inventarisasi cagar budaya tak benda, penetapan warisan budaya tak benda.
Selain itu, Kota Denpasar juga menjadi pelopor pelestarian endek Bali, pelestarian bahasa, penghargaan kepada seniman, pelestarian permainan tradisional, penghargaan kepada seniman, festival budaya, pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya, revitalisasi pasar tradisional, pengembangan layanan LPD dan Dharma Negara Art and Creative Hub.
“Dharma Negara Alaya (DNA) ini merupakan ruang bagi penguatan dan pemajuan kebudayaan di Kota Denpasar. Dengan menerapkan perpaduan antara tradisi dan modernisasi diharapkan mampu mendukung eksistensi kebudayaan di Kota Denpasar,” kata Walikota Rai Mantra.
Sebelum ada DNA, kegiatan seni, budaya, dan kreativitas tersebar dan kurang terkoordinir. Namun, sejak diresmikan 27 Desember 2019 beragam kegiatan seni, budaya, dan ekonomi kreatif menjadi terkoordinir. Bahkan, hingga saat ini kolaborasi kreativitas telah terjalin dengan negara Australia, Inggris, Jepang, Amerika, Republik Rakyat Tiongkok, Italia, Swiss, Hungaria, Vietnam, Zimbabwe.
Untuk diketahui, Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra masuk nominasi bersama Walikota Bogor, Walikota Semarang, Bupati Tegal, Walikota Singkawang, Bupati Sumedang, Bupati Parepare, Bupati Majalengka, Bupati Banggai, dan Walikota Mojokerto. Setelah tahapan presentasi dan tanya jawab ini bupati/walikota yang dinyatakan lolos maka berhak menerima trofi di acara puncak HPN yang rencananya dihadiri Presiden. *mis
Walikota Rai Mantra menjelaskan bahwa Kota Denpasar yang bergerak dalam Visi Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya Dalam Keseimbangan Menuju Keharmonisan, terus berupaya untuk mendukung penguatan kebudayaan. Hal ini dilandasi dengan Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kepariwisataan Budaya serta Perda Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pelestarian Warisan Budaya.
Dalam era modernisasi saat ini perpaduan antara kreativitas, pariwisata, dan budaya menjadi penting guna mendukung penguatan dan pemajuan kebudayaan. Karenanya, hal ini dikemas dalam bingkai orange economy.
“Ekonomi, pariwisata, budaya, dan ekonomi kreatif berpadu dalam satu bingkai orange economy sehingga dapat masuk pada segala sektor dan mendukung penguatan perekonomian berkelanjutan,” jelasnya.
Walikota Rai Mantra menjelaskan beragam upaya telah dan akan terus dilaksanakan. Mulai dari pendataan objek budaya melalui sistem informasi geografis, inventarisasi cagar budaya, restorasi, dan pemugaran cagar budaya, penetapan situs cagar budaya, inventarisasi cagar budaya tak benda, penetapan warisan budaya tak benda.
Selain itu, Kota Denpasar juga menjadi pelopor pelestarian endek Bali, pelestarian bahasa, penghargaan kepada seniman, pelestarian permainan tradisional, penghargaan kepada seniman, festival budaya, pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya, revitalisasi pasar tradisional, pengembangan layanan LPD dan Dharma Negara Art and Creative Hub.
“Dharma Negara Alaya (DNA) ini merupakan ruang bagi penguatan dan pemajuan kebudayaan di Kota Denpasar. Dengan menerapkan perpaduan antara tradisi dan modernisasi diharapkan mampu mendukung eksistensi kebudayaan di Kota Denpasar,” kata Walikota Rai Mantra.
Sebelum ada DNA, kegiatan seni, budaya, dan kreativitas tersebar dan kurang terkoordinir. Namun, sejak diresmikan 27 Desember 2019 beragam kegiatan seni, budaya, dan ekonomi kreatif menjadi terkoordinir. Bahkan, hingga saat ini kolaborasi kreativitas telah terjalin dengan negara Australia, Inggris, Jepang, Amerika, Republik Rakyat Tiongkok, Italia, Swiss, Hungaria, Vietnam, Zimbabwe.
Untuk diketahui, Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra masuk nominasi bersama Walikota Bogor, Walikota Semarang, Bupati Tegal, Walikota Singkawang, Bupati Sumedang, Bupati Parepare, Bupati Majalengka, Bupati Banggai, dan Walikota Mojokerto. Setelah tahapan presentasi dan tanya jawab ini bupati/walikota yang dinyatakan lolos maka berhak menerima trofi di acara puncak HPN yang rencananya dihadiri Presiden. *mis
Komentar