Belasan Rumah Rusak, Satu di Antaranya Hanyut, 10 KK Terpaksa Ngungsi
Banjir Bandang Terjang Desa Medewi
NEGARA, NusaBali
Belasan rumah di Banjar Loloan, Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Jembrana rusak diterjang banjir bandang akibat meluapnya aliran Sungai Yeh Satang, Jumat (15/1) dinihari.
Salah satu rumah bahkan hanyut terseret banjir. Untungnya, tak ada laporan korban jiwa maupun terluka dalam bencana ini, namun 10 KK terpaksa harus mengungsi.
Bencana banjir bandang di Banjar Loloan, Desa Medewi ini terjadi Jumat dinihari sekitar pukul 01.00 Wita. Sebelum banjir bandang, turun hujan deras sejak Kamis (14/1) malam sekitar pukul 21.30 Wita.
Menurut kesaksian seorang warga Banjar Loloan, Subhan, 40, air sungai mulai muluap Jumat dinihari pukul 01.00 Wita, dengan membawa sejumlah batang batang kayu. “Saat air naik, hujan masih deras. Hujan baru reda sekitar pukul 01.30 Wita,” ungkap Subhan, Jumat siang.
Untungnya, tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam bencana banjir bandang di Banjar Loloan ini. Pasalnya, warga yang rumahnya jadi korban berhasil menyelamatkan diri, karena sudah mewaspadai kemungkinan banjir saat terjadi hujan deras sejak Kamis malam. Begitu air sungai meluap, mereka sudah keluar dari rumahnya.
Dari belasan rumah di bantaran Sungai Yeh Satang yang rusak diterjang banjir bandang, salah satunya ambruh hingga hanyut, yakni milik keluarga Misbah, 56. Beruntung, penghuni rumah tersebut berhasil menyelamatkan diri.
Perbekel Medewi, I Nengah Wirama, mengatakan sesuai pendataan, ada 12 rumah yang di Banjar Loloan yang terdampak banjar bandang. Selain hanyutnya rumah keluarga Misbah, ada dua rumah yang juga mengalami kerusakan cukup berat. Pertama, rumah keluarga Agus Suparwan, 31, yang mengalami kerusakan akibat tergerus air di bagian pondasi, tembok belakang, dapur, dan kamar mandir. Kedua, rumah milik keluarga Sariin, 56, yang mengalami kerusakan pada pondasi, tembok, dapur, dan kamar mandi.
“Semua pemilik rumah yang diterjang banjir tersebut selamat. Tetapi, kerugian material diperkirakan cukup besar. Rumah keluarga Pak Misbah yang hanyut itu, misalnya, ditaksir menyebabkan kerugian Rp 200 juta. Sedangkan kerusakan rumah Pak Suparwan diperkirakan mencapai Rp 50 juta,” jelas Nengah Wirama.
Dari 12 KK yang rumahnya rusak diterjang banjir, 10 KK di antaranya terpaksa mengungsi. Mereka mengungsi ke tenda pengungsian yang dibangun tak jauh dari lokasi bencana. Sedangkan 2 KK lainnya, tadi malam sudah bisa kembali menempati rumahnya telah bersih dari sisa genangan lumpur.
Selain kerusakan rumah warga hingga menyebabkan penghuninya harus mengungsi, banjir bandang dinihari kemarin juga menghanyutkan banyak hewan ternak milik warga, seperti sapi, kambing, dan ayam. Menurut Perbekel Nengah Wirama, sebagian ternak warga yang hilang itu ditemukan mati terdampar di Pantai Medewi. Ternak mati ini ada yang langsung dijual atau dicarikan tukang jagal. “Ya, daripada rugi, terpaksa dijual murah,” katanya.
Wirama menyebutkan, di kawasan Banjar Loloan memang sering terjadi bencana banjir. Namun, banjir yang sampai menyebabkan kerusakan rumah, baru kali pertama terjadi. Sejumlah warga terpaksa membangun rumah di bantaran sungai dan akhirnya diterjang banjir, karena tidak memiliki lahan lain lagi.
“Sebenarnya, kita sudah berusaha mengajukan ke Balai Wilayah Sungai, paling tidak agar dibangun senderan sungai. Tetapi, sampai saat ini belum ada realisasi,” sesal Wirama.
Sementara itu, Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Jembrana, I Gusti Ngurah Darma Putra, mengatakan jajarannya sudah langsung turun melakukan pendataan dan penanganan kedaruratan yang diperlukan warga terdampak banjir bandang di Banjar Loloan, Desa Medewa, Jumat kemarin. Antara lain, memberikan tenda untuk tempat pengungsian sementara warga yang rumahnya rusak berat.
Selain itu, BPBD Jembrana juga memberikan bantuan sembako dan sejumlah peralatan rumah tangga. “Tadi juga kita kirim bantuan air bersih, karena ada beberapa sumur warga yang tercemar. Termasuk kita kerahkan anggota untuk bantu membersihkan sisa genangan lumpur dan menyedot air sumur warga yang tercemar,” jelas Darma Putra. *ode
Komentar