PDAM Keluhkan Material Pasir dan Lumpur di Tukad Ayung
DENPASAR, NusaBali
Perumda Tirta Sewakadarma atau PDAM Kota Denpasar kembali mengalami gangguan pengolahan air baku di Instansi Pengolahan Air (IPA) Blusung.
Gangguan tersebut terjadi sejak dua minggu lalu akibat dari air Tukad Ayung keruh karena material pasir dan lumpur diperkirakan berasal dari proyek bendungan yang terbuang ke Tukad Ayung.
Hal tersebut menjadi keluhan PDAM karena mengganggu proses pengolahan air baku. Lumpur dan pasir yang terlalu banyak masuk ke IPA Intake menyulitkan petugas melakukan proses pengolahan. Akibatnya, petugas harus melakukan pengurasan IPA Intake 3-4 kali dalam sehari yang biasanya pembersihan IPA Intake hanya dua kali dalam seminggu.
Direktur Utama Perumda Tirta Sewakadarma Kota Denpasar, IB Gede Arsana, saat dihubungi, Jumat (15/1) mengungkapkan PDAM menurut dia saat ini tengah mengalami kesulitan melakukan pengolahan air baku.
Dengan lumpur dan pasir yang tinggi menyebabkan tingkat kekeruhan mencapai 10.000 NTU yang dipastikan susah untuk diolah. "Ini kekeruhannya ditimbulkan oleh proyek Bendungan Sidan. Materialnya terbuang ke Tukad Ayung. Ini kan menyusahkan pengolahan air baku kita, ini terjadi setiap hari, petugas kami harus ekstra sekarang," jelas Bagus Arsana.
Bagus Arsana mengungkapkan, selain pasir dan lumpur yang menjadi keluhan dalam proses pengolahan air baku, adanya batu yang juga terbawa ke hilir. Proses produksi yang biasanya bisa sampai 500 liter per detik ke atas kini hanya 200 liter per detik. Akibatnya, pengaliran air ke reservoir menjadi lemah.
Begitu juga pengaliran air ke pelanggan yang dipastikan terhambat. "Terhambat yang paling parah Kecamatan Denpasar Utara seputaran jalan Kebo Iwa, Jalan A Yani, Jalan Antasura. Denpasar Timur Jalan Siulan, dan Denpasar Barat seputaran Jalan Gunung Agung," ungkapnya. Dikatakannya, kondisi ini akan terus terjadi sepanjang proyek bendungan masih berlangsung.
Hal tersebut membuat PDAM harus mencari solusi untuk bisa melakukan pengolahan air secara maksimal. Sebab, jika dipaksakan dengan kondisi saat ini PDAM khawatir akan terjadi kerusakan mesin dan tingginya bahan yang digunakan untuk penjernihan air.
Dengan kondisi tersebut, gangguan berimbas pada 30.000 pelanggan di Kota Denpasar. Kerugian PDAM ditaksir mencapai Rp 130 juta per hari selama masa kekeruhan dari 10 hari sebelumnya. "Jika ditotalkan kerugian mencapai Rp 1,3 miliar selama 10 hari," ujarnya.
Menurut Bagus Arsana, PDAM saat ini sudah merancang membuat kantong lumpur dengan panjang 50 meter dan lebar 6 meter dengan tinggi 4 meter di hulu. Kantong lumpur tersebut nantinya sebagai tempat untuk menyaring lumpur sebelum masuk tahap selanjutnya.
Selain itu PDAM juga berencana akan membuat saluran terbuka yang berada di hilir kantong lumpur. Saluran terbuka memiliki panjang 56 meter dan lebar 1 meter. Saluran terbuka itu merupakan penampungan air setelah dilakukan penyaringan di kantong lumpur.
"Kami juga akan membuat bak penampungan dengan luas tampungan 1.800 meter kubik. Bak penampungan ini yang nantinya akan menyalurkan air ke IPA Intake untuk dilakukan pengolahan melalui pipa GIP 24 inci," imbuhnya. Untuk saat ini, Bagus Arsana meminta permakluman kepada masyarakat. Saat ini pelayanan yang dimaksimalkan oleh PDAM menyediakan 4 tangki air untuk pendistribusian ke rumah-rumah warga yang terdampak. *mis
Komentar