Digitalisasi dan Inovasi, Benteng Utama UMKM Indonesia Hadapi Pandemi
Badai krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 memberikan dampak terhadap berbagai sektor. Terkhusus pada tataran ekonomi global yang memberikan dampak sangat signifikan pada Keberadaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai motor penggerak perekonomian di Indonesia.
Penulis: Andi Gusti Zena
Mahasiswi London School of Public Relations Bali
Pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan bahu membahu berupaya keluar dari tantangan yang timbul karena pandemi COVID-19. Salah satunya dengan Digitalisasi UMKM yang menjadi agenda besar pemerintah untuk melakukan pemulihan transformasi ekonomi digital.
Dengan adanya perubahan baru mendorong pelaku UMKM untuk dapat beradaptasi dengan situasi ini, “perubahan menjadi suatu target yang tidak mudah begitu saja untuk diwujudkan, Banyak sekali kendalanya dari perubahan pola konsumsi barang, distributor dan jasa serta kemampuan dalam penggunaan aplikasi online,” ujar Widiya Astuti salah seorang pemilik UMKM pakaian di Pasar Seni Sukawati.
Untuk mengatasi kesulitan para pelaku UMKM Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mengalokasikan dana sekitar Rp400 juta untuk menyelenggarakan pelatihan online guna menjaga dan mempertahankan eksistensi UMKM.
Menurut Rifdatul Khoiro pemilik UMKM Rumah Produksi Batik Jambi Berkah dan desainer muda, Cara lain yang dapat dilakukan untuk membantu UMKM bertahan dalam situasi pandemi ini adalah meningkatkan daya saing dan minat konsumen dengan melakukan inovasi “ hal yang terpenting adalah kreatifitas, inovasi dan jeli terhadap peluang,” ujarnya.
Rifdatul Khoiro – Pemilik UMKM Batik Jambi Berkah. Foto: Rifdatul Khoiro
Bidang batik dan pakaian menjadi hal yang di tekuninya, sedangkan di masa pandemi sekarang batik kurang diminati , karena orang lebih banyak terfokus pada hal kesehatan dan medis ,“saya sebagai salah satu pelaku UMKM dan generasi muda serta para penjahit daerah mengambil langkah untuk dapat berkontribusi membantu pemerintah menyediakan APD (alat pelindung diri) untuk garda terdepan personel gugus tugas COVID 19,” tuturnya lagi.
Dibalik itu semua para UMKM dituntut untuk lebih inovatif, kreatif berbasis digitaliasi dan dapat memiliki waktu lebih banyak untuk membuat strategi dan plan kedepannya sebagai benteng dalam menghadapi rintangan. Sebagaimana diungkapkan oleh Nadia Indah Pratiwi pemilik UMKM dibidang cake & dessert serta owner store cake by Nadia "memiliki inovasi baru dalam mengemas produk yg awalnya siap saji menjadi frozen, menghadirkan menu sehat (karena menu sehat menjadi sasaran konsumen sekarang), dan menyediakan kurir sendiri menjadi strategi awal saya di situasi pandemi ini".
“Semoga para pelaku UMKM dapat bertahan, memperbaiki sistem usaha dalam penggunaan teknologi digital serta menginovasikan produk dengan sekreatif mungkin untuk membangun benteng utama di masa pandemi dan sekaligus persiapan untuk memasuki era Industri 4.0”, harap Nadia.
“Kuncinya adalah jangan terlalu idealis atas apa yg sedang kita jalani sekarang, dengan memanfaatkan keahlian, mengerti keinginan konsumen dan jangan gengsi untuk mengambil peluang teersebut,” ungkap Rifdatul sekaligus mengakhiri pembicaraan.*
*. Tulisan dalam kategori OPINI adalah tulisan warga Net. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
1
Komentar