Dicopot Golkar, Suiasa 'Melawan'
Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa gerah dengan pencopotan dirinya dari jabatan Koordinator Pemenangan Pemilu Wilayah Badung DPD I Golkar Bali 2016-2021.
MANGUPURA, NusaBali
Versi Ketut Suiasa, tidak ada alasan bagi Golkar mencopot dirinya, apalagi jika dikaitkan dengan sikapnya mendukung Koster Bali Satu (KBS).
Ditemui NusaBali di Pusat Pemerintahan (Puspem) Badung kawasan Desa Sempidi, Kecamatan Mengwi, Selasa (15/11), Ketut Suiasa mengaki sejauh ini dirinya belum menerima pemberitahuan dari induk partai soal pencopotannya, baik secara lisan maupun tertulis. Karena itu, Suiasa menegaskan sampai saat ini dirinya masih sebagai kader Beringin dan ber-KTA (Kartu Tanda Anggota) Golkar.
Namun, jika pencopotan itu benar adanya, menurut Suiasa, DPD I Golkar Bali pasti punya alasan dan pertimbangan sendiri. “Kalau misalnya saya dicopot dari struktur kepengurusan Golkar sebagai upaya penyegaran, mungkin partai memandang ada yang lebih segar daripada saya. Dengan kata lain, saya dipandang tidak segar lagi,” jelas Suiasa.
Hanya saja, lanjut Suiasa, dalam hal konteks sebauah organisasi, ada etika. “Ada mekanisme dan komunikasi. Itu kalau kita bicara tatanan organisasi. Tapi, ketika orang sudah tidak menggunakan tatanan organisasi, itu kan sulit,” lanjut politisi asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan yang mantan Ketua DPD II Golkar Badung 2010-2015 ini.
Suiasa tidak sependapat jika pencopotan dari struktur kepengurusan Golkar ini dikait-kaitkan dengan sikapnya mendukung KBS. Menurut Suiasa, mendukung KBS tak bisa jadi alasan untuk mencopot dirinya. Pasalnya, I Wayan Koster, Ketua DPD PDIP Bali yang akrab dipanggil KBS, justru mendukung Suiasa berpasangan dengan I Nyoman Giri Prasta sesuai rekomendasi DPP Golkar, dalam Pilkada Badung 2015.
“Saya rasa, kalaupun saya mendukung KBS ke depan, saya mencontoh apa yang di-lakukan Partai Golkar. Ketika Giriasa (Guri Prasta-Suiasa) mendapatkan rekomendasi dari DPP Golkar, itu kan rekomendasi yang sah. Tapi, oleh DPD I Golkar Bali dibilang bahwa itu rekomendasi bodong, disebut rekomendasi liar,” kenang Suiasa.
“Bukan hanya itu, (elite DPD I Golkar Bali) malah mendukung calon lain yang bukan rekomendasi DPP Golkar. Karena itu, saya pikir kita kader Golkar sudah diberikan contoh. Ya, ketika diberi contoh, boleh dong dicontoh oleh kader,” imbuh mantan Wakil Ketua DPRD Badung 209-2014 dan 2014-2015 dari Fraksi Golkar ini.
Disinggung soal sikap mendukung KBS sebagai bentuk perlawanan terhadap partai, Suaisa tegas membantahnya. “Justru apa yang saya lakukan adalah konsistensi sikap politik saya. Di dalam konsistensi sikap politik saya, di situlah ada jatidiri saya sebagai individu dalam berpolitik. Mengapa saya katakan di situ terjadi konsistensi sikap politik saya,” tandas Suiasa.
Suiasa mengaku tidak punya alasan untuk tak mendukung Wayan Koster sebagai Calon Gubernur (Cagub) Bali ke Pilgub 2018. Pasalnya, secara politik, Wayan Koster yang menjadikan pasangan Giri Prasta-Suiasa hingga duduk di kursi Bupati-Wakil Bupati Badung 2016-2021.
“Pak Koster membangun Koalisi Merah Kuning di Badung, dia bahkan menjadi Ketua Tim Pemenangan Giriasa. Sedangkan Ketua DPD I Golkar Bali (Ketut Sudikerta, Red) kan tidak mengakui Giriasa,” katanya.
Menurut Suiasa, seorang politisi itu dihadapkan pada dua hal. Pertama, hanya ingin menyelamatkan posisi. Kedua, mempertahankan jatidiri. “Tapi, secara pribadi saya lebih mempertahakan jatidiri,” katanya. Suiasa pun mempersilakan untuk mengecek telepon pribadinya, bila ada dari jajaran pengurus partai pernah mengundangnya hadiri rapat di Golkar.
Yang jelas, Suiasa menegaskan dirinya hingga kini masih sebagai kader Golkar. “Sampai saat ini saya masih punya KTA Golkar. Dalam melaksanakan tugas-tugas, saya malah menerapkan prinsip doktrin Golkar yakni karya kekaryaan: bekerja, bekerja, dan bekerja untuk rakyat. Bukan bekerja untuk satu orang, bukan bekerja untuk kelompok, dan bukan bekerja untuk satu golongan,” papar Suiasa, yang dulu dicopot dari kursi Ketua DPD II Golkar Badung gara-gara maju sebagai tandem Giri Prasta yang diusung PDIP ke Pilkada Badung 2015.
Ketut Suiasa sendirei, sebagaimana diberitakan, diusulkan copot dari struktur kepe-ngurusan DPD I Golkar Bali dengan berbagai alasan. Selain beberapa kali berseberangan pendapat dengan Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta, Suiasa juga kampanyekan KBS. Padahal, Golkar sudah sepakati usung Sudikerta sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2018.
Suiasa, antara lain, terang-terangan kampanyekan KBS saat diundang masyarakat Desa Bualu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, beberapa waktu lalu. Saat itu, Golkar Bali tidak memproses peristiwa tersebut. Namun, diam-diam DPD I Golkar mengusulkan Suiasa untuk dicopot dari jabatannya.
Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya, mengakui memang ada reshuffle kepengurusan. Termasuk usulan untuk copot Suiasa. "Kalau masalah Pak Suiasa, itu masih proses pengusulan. Itu sepenuhnya kewenangan DPP Golkar. Reshuffe kan bagian upaya penyegaran," ujar Wijaya di Denpasar, Senin (14/11).
Ditanya soal usulan pencopotan Suiasa karena sikapnya yang kampanye KBS, menurut Wijaya, bukan karena masalah itu. “Ini hanya penyegaran saja. Kan biasa di Golkar ada penyegaran kepengurusan. Lagian, ini sedang tahap pembicaraan antara DPD I Golkar Bali dan DPP Golkar," katanya. asa
Versi Ketut Suiasa, tidak ada alasan bagi Golkar mencopot dirinya, apalagi jika dikaitkan dengan sikapnya mendukung Koster Bali Satu (KBS).
Ditemui NusaBali di Pusat Pemerintahan (Puspem) Badung kawasan Desa Sempidi, Kecamatan Mengwi, Selasa (15/11), Ketut Suiasa mengaki sejauh ini dirinya belum menerima pemberitahuan dari induk partai soal pencopotannya, baik secara lisan maupun tertulis. Karena itu, Suiasa menegaskan sampai saat ini dirinya masih sebagai kader Beringin dan ber-KTA (Kartu Tanda Anggota) Golkar.
Namun, jika pencopotan itu benar adanya, menurut Suiasa, DPD I Golkar Bali pasti punya alasan dan pertimbangan sendiri. “Kalau misalnya saya dicopot dari struktur kepengurusan Golkar sebagai upaya penyegaran, mungkin partai memandang ada yang lebih segar daripada saya. Dengan kata lain, saya dipandang tidak segar lagi,” jelas Suiasa.
Hanya saja, lanjut Suiasa, dalam hal konteks sebauah organisasi, ada etika. “Ada mekanisme dan komunikasi. Itu kalau kita bicara tatanan organisasi. Tapi, ketika orang sudah tidak menggunakan tatanan organisasi, itu kan sulit,” lanjut politisi asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan yang mantan Ketua DPD II Golkar Badung 2010-2015 ini.
Suiasa tidak sependapat jika pencopotan dari struktur kepengurusan Golkar ini dikait-kaitkan dengan sikapnya mendukung KBS. Menurut Suiasa, mendukung KBS tak bisa jadi alasan untuk mencopot dirinya. Pasalnya, I Wayan Koster, Ketua DPD PDIP Bali yang akrab dipanggil KBS, justru mendukung Suiasa berpasangan dengan I Nyoman Giri Prasta sesuai rekomendasi DPP Golkar, dalam Pilkada Badung 2015.
“Saya rasa, kalaupun saya mendukung KBS ke depan, saya mencontoh apa yang di-lakukan Partai Golkar. Ketika Giriasa (Guri Prasta-Suiasa) mendapatkan rekomendasi dari DPP Golkar, itu kan rekomendasi yang sah. Tapi, oleh DPD I Golkar Bali dibilang bahwa itu rekomendasi bodong, disebut rekomendasi liar,” kenang Suiasa.
“Bukan hanya itu, (elite DPD I Golkar Bali) malah mendukung calon lain yang bukan rekomendasi DPP Golkar. Karena itu, saya pikir kita kader Golkar sudah diberikan contoh. Ya, ketika diberi contoh, boleh dong dicontoh oleh kader,” imbuh mantan Wakil Ketua DPRD Badung 209-2014 dan 2014-2015 dari Fraksi Golkar ini.
Disinggung soal sikap mendukung KBS sebagai bentuk perlawanan terhadap partai, Suaisa tegas membantahnya. “Justru apa yang saya lakukan adalah konsistensi sikap politik saya. Di dalam konsistensi sikap politik saya, di situlah ada jatidiri saya sebagai individu dalam berpolitik. Mengapa saya katakan di situ terjadi konsistensi sikap politik saya,” tandas Suiasa.
Suiasa mengaku tidak punya alasan untuk tak mendukung Wayan Koster sebagai Calon Gubernur (Cagub) Bali ke Pilgub 2018. Pasalnya, secara politik, Wayan Koster yang menjadikan pasangan Giri Prasta-Suiasa hingga duduk di kursi Bupati-Wakil Bupati Badung 2016-2021.
“Pak Koster membangun Koalisi Merah Kuning di Badung, dia bahkan menjadi Ketua Tim Pemenangan Giriasa. Sedangkan Ketua DPD I Golkar Bali (Ketut Sudikerta, Red) kan tidak mengakui Giriasa,” katanya.
Menurut Suiasa, seorang politisi itu dihadapkan pada dua hal. Pertama, hanya ingin menyelamatkan posisi. Kedua, mempertahankan jatidiri. “Tapi, secara pribadi saya lebih mempertahakan jatidiri,” katanya. Suiasa pun mempersilakan untuk mengecek telepon pribadinya, bila ada dari jajaran pengurus partai pernah mengundangnya hadiri rapat di Golkar.
Yang jelas, Suiasa menegaskan dirinya hingga kini masih sebagai kader Golkar. “Sampai saat ini saya masih punya KTA Golkar. Dalam melaksanakan tugas-tugas, saya malah menerapkan prinsip doktrin Golkar yakni karya kekaryaan: bekerja, bekerja, dan bekerja untuk rakyat. Bukan bekerja untuk satu orang, bukan bekerja untuk kelompok, dan bukan bekerja untuk satu golongan,” papar Suiasa, yang dulu dicopot dari kursi Ketua DPD II Golkar Badung gara-gara maju sebagai tandem Giri Prasta yang diusung PDIP ke Pilkada Badung 2015.
Ketut Suiasa sendirei, sebagaimana diberitakan, diusulkan copot dari struktur kepe-ngurusan DPD I Golkar Bali dengan berbagai alasan. Selain beberapa kali berseberangan pendapat dengan Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta, Suiasa juga kampanyekan KBS. Padahal, Golkar sudah sepakati usung Sudikerta sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2018.
Suiasa, antara lain, terang-terangan kampanyekan KBS saat diundang masyarakat Desa Bualu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, beberapa waktu lalu. Saat itu, Golkar Bali tidak memproses peristiwa tersebut. Namun, diam-diam DPD I Golkar mengusulkan Suiasa untuk dicopot dari jabatannya.
Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya, mengakui memang ada reshuffle kepengurusan. Termasuk usulan untuk copot Suiasa. "Kalau masalah Pak Suiasa, itu masih proses pengusulan. Itu sepenuhnya kewenangan DPP Golkar. Reshuffe kan bagian upaya penyegaran," ujar Wijaya di Denpasar, Senin (14/11).
Ditanya soal usulan pencopotan Suiasa karena sikapnya yang kampanye KBS, menurut Wijaya, bukan karena masalah itu. “Ini hanya penyegaran saja. Kan biasa di Golkar ada penyegaran kepengurusan. Lagian, ini sedang tahap pembicaraan antara DPD I Golkar Bali dan DPP Golkar," katanya. asa
Komentar