Jenazah Pramugari Sriwijaya Air SJ 182 Tiba di Rumah Duka
Didampingi Dua Teman Baik, Hari Ini Dimakamkan di Mumbul
DENPASAR, NusaBali
Setelah rampung diidentifikasi, jenazah pramugari Sriwijaya Air SJ 182, Mia Tresetyani Wadu, 23, diterbangkan ke Bali, Rabu (20/1).
Jenazah Mia tiba di rumah duka di Jalan Tirta Gangga, Gang Tirta Gangga Nomor 4, Banjar Sasih, Desa Panjer, Denpasar Selatan, Rabu pukul 16.04 Wita. Isak tangis menyelimuti penyambutan kedatangan jenazah pramugari yang menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. Dari Jakarta hingga rumah duka, jenazah Mia didampingi dua sahabat karibnya, yakni Ida Ayu Kade Widya alias Dayu dan Srita.
Pantauan NusaBali, saat tiba, kerabat menggelar doa penghiburan untuk keluarga besar. Rencananya, jenazah korban akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Kristen Mumbul, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Kamis (21/1) hari ini.
Pantauan di lapangan, iring-iringan mobil ambulance yang membawa jenazah Mia Tresteyani Wadu tiba di rumah duka. Dalam iring-iringan itu, ada sejumlah mobil dari perwakilan keluarga hingga rekan kerja Mia dari Sriwijaya Air.
Sementara, di depan gang masuk rumah, sudah ada kedua orangtua Mia, yakni ayah Zet Wadu, 59, (asal Sabu, NTT) dan ibu Ni Luh Sudarni, 61, (asal Buleleng) yang sudah menunggu. Saat peti jenazah diturunkan dari mobil, isak tangis dari keluarga dan kerabat yang sudah menunggu pecah. Selanjutnya, peti jenazah diiringi hingga ke rumah duka dengan suasana penuh haru.
Ditemui di rumah duka, saudara sepupu Mia, yakni Yudhi Irawan, 49, mengatakan jenazah keponakannya itu tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung pada Rabu pukul 15.04 Wita. Jenazah keponakannya itu diangkut menggunakan maskapai Batik Air dari Jakarta dan didampingi oleh sejumlah keluarga dan teman dekat Mia. Saat tiba di Terminal Kargo Bandara Internasional Ngurah Rai, tidak banyak aktivitas yang dilakukan dan langsung dibawa ke rumah duka. "Tadi cukup cepat proses pemulangan adik/ponakan kita ini. Dari Jakarta hingga ke sini (rumah duka, red). Banyak yang membantu hingga proses pemulangan berjalan lancar dan aman," ungkap Yudhi Irawan saat ditemui di rumah duka.
Setibanya di rumah duka, jenazah Mia langsung di semayamkan di dalam rumah dan dilanjutkan dengan ibadah penghiburan. Rencananya pada, Rabu malam hingga Kamis (21/1) pagi, pihak keluarga mengizinkan kerabat dan rekannya untuk melayat. Namun, dia berharap agar para pelayat juga tetap menaati sejumlah protokol kesehatan saat pandemic Covid-19. "Untuk malam ini, keponakan kita disemayamkan di rumah dulu. Kemudian, besok pagi sekitar pukul 10.00 Wita, dilanjutkan dengan peribadatan. Nah, pada pukul 12.20 Wita, jenazah direncanakan dimakamkan di Tempat Pemakaman di Mumbul," ungkapnya.
Dia juga berterimakasih kepada semua pihak yang sudah membantu baik dari pemerintah pusat melalui Basarnas, DVI Mabes Polri hingga ke tingkat Lingkungan tempat tinggalnya yang sudah memberikan kemudahan dalam pengurusan sejumlah administrasi. Begitu juga dengan pihak Sriwijaya Air yang berperan penuh dari penemuan jasad keponakan hingga pemulangan. "Kita berterima kasih kepada semua pihak, mulai dari proses pencarian, penemuan keponakan kami ini hingga saat ini sudah berada di rumah," ungkap Yudhi Irawan.
Distrik Manager, Sriwijaya Air Denpasar, Hendrik Ardiansah mengatakan jenazah pramugari Mia Tresetyani diterbangkan dari Jakarta didampingi langsung dua teman baiknya bernama Ida Ayu Kade Widya alias Dayu dan Srita. "Untuk dua kawan baiknya ini merupakan pramugari maskapai berbeda dan satunya petugas ground handling di Jakarta. Mereka yang mendampingi dari Jakarta tadi," ungkap Hendrik. Pihak Sriwijaya Air saat ini juga tengah menuntaskan sejumlah administrasi yang menjadi hak dari Mia Tresetyani Wadu.
Informasi yang dihimpun Ida Ayu Kade Widya atau akrab disapa Dayu merupakan teman seperjuangan Mia semasa di Bali hingga keduanya berhasil sukses menjadi awak kabin pramugari maskapai ternama di Indonesia. Meskipun bertugas sebagai pramugari di maskapai berbeda, namun persahabatan mereka tetap terjalin. Dayu bertugas di Maskapai Lion Air, sedangkan Mia di Maskapai Sriwijaya Air.
Dayu turut terbang dari Jakarta ke Bali bersama teman sekamar Mia di Tangerang, Banten, yakni Srita, keduanya merupakan sahabat baik Mia. Mereka pun ikut mengantarkan jenazah Mia sampai ke rumah duka. Meskipun berbeda tempat tinggal di Tangerang, namun Dayu dan almarhumah Mia sering bertemu dan intens berkomunikasi melalui handphone. Terakhir, Dayu, Srita dan almarhumah Mia berjalan-jalan di salah satu Curug di Bogor pada akhir tahun lalu. *dar
Pantauan NusaBali, saat tiba, kerabat menggelar doa penghiburan untuk keluarga besar. Rencananya, jenazah korban akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Kristen Mumbul, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Kamis (21/1) hari ini.
Pantauan di lapangan, iring-iringan mobil ambulance yang membawa jenazah Mia Tresteyani Wadu tiba di rumah duka. Dalam iring-iringan itu, ada sejumlah mobil dari perwakilan keluarga hingga rekan kerja Mia dari Sriwijaya Air.
Sementara, di depan gang masuk rumah, sudah ada kedua orangtua Mia, yakni ayah Zet Wadu, 59, (asal Sabu, NTT) dan ibu Ni Luh Sudarni, 61, (asal Buleleng) yang sudah menunggu. Saat peti jenazah diturunkan dari mobil, isak tangis dari keluarga dan kerabat yang sudah menunggu pecah. Selanjutnya, peti jenazah diiringi hingga ke rumah duka dengan suasana penuh haru.
Ditemui di rumah duka, saudara sepupu Mia, yakni Yudhi Irawan, 49, mengatakan jenazah keponakannya itu tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung pada Rabu pukul 15.04 Wita. Jenazah keponakannya itu diangkut menggunakan maskapai Batik Air dari Jakarta dan didampingi oleh sejumlah keluarga dan teman dekat Mia. Saat tiba di Terminal Kargo Bandara Internasional Ngurah Rai, tidak banyak aktivitas yang dilakukan dan langsung dibawa ke rumah duka. "Tadi cukup cepat proses pemulangan adik/ponakan kita ini. Dari Jakarta hingga ke sini (rumah duka, red). Banyak yang membantu hingga proses pemulangan berjalan lancar dan aman," ungkap Yudhi Irawan saat ditemui di rumah duka.
Setibanya di rumah duka, jenazah Mia langsung di semayamkan di dalam rumah dan dilanjutkan dengan ibadah penghiburan. Rencananya pada, Rabu malam hingga Kamis (21/1) pagi, pihak keluarga mengizinkan kerabat dan rekannya untuk melayat. Namun, dia berharap agar para pelayat juga tetap menaati sejumlah protokol kesehatan saat pandemic Covid-19. "Untuk malam ini, keponakan kita disemayamkan di rumah dulu. Kemudian, besok pagi sekitar pukul 10.00 Wita, dilanjutkan dengan peribadatan. Nah, pada pukul 12.20 Wita, jenazah direncanakan dimakamkan di Tempat Pemakaman di Mumbul," ungkapnya.
Dia juga berterimakasih kepada semua pihak yang sudah membantu baik dari pemerintah pusat melalui Basarnas, DVI Mabes Polri hingga ke tingkat Lingkungan tempat tinggalnya yang sudah memberikan kemudahan dalam pengurusan sejumlah administrasi. Begitu juga dengan pihak Sriwijaya Air yang berperan penuh dari penemuan jasad keponakan hingga pemulangan. "Kita berterima kasih kepada semua pihak, mulai dari proses pencarian, penemuan keponakan kami ini hingga saat ini sudah berada di rumah," ungkap Yudhi Irawan.
Distrik Manager, Sriwijaya Air Denpasar, Hendrik Ardiansah mengatakan jenazah pramugari Mia Tresetyani diterbangkan dari Jakarta didampingi langsung dua teman baiknya bernama Ida Ayu Kade Widya alias Dayu dan Srita. "Untuk dua kawan baiknya ini merupakan pramugari maskapai berbeda dan satunya petugas ground handling di Jakarta. Mereka yang mendampingi dari Jakarta tadi," ungkap Hendrik. Pihak Sriwijaya Air saat ini juga tengah menuntaskan sejumlah administrasi yang menjadi hak dari Mia Tresetyani Wadu.
Informasi yang dihimpun Ida Ayu Kade Widya atau akrab disapa Dayu merupakan teman seperjuangan Mia semasa di Bali hingga keduanya berhasil sukses menjadi awak kabin pramugari maskapai ternama di Indonesia. Meskipun bertugas sebagai pramugari di maskapai berbeda, namun persahabatan mereka tetap terjalin. Dayu bertugas di Maskapai Lion Air, sedangkan Mia di Maskapai Sriwijaya Air.
Dayu turut terbang dari Jakarta ke Bali bersama teman sekamar Mia di Tangerang, Banten, yakni Srita, keduanya merupakan sahabat baik Mia. Mereka pun ikut mengantarkan jenazah Mia sampai ke rumah duka. Meskipun berbeda tempat tinggal di Tangerang, namun Dayu dan almarhumah Mia sering bertemu dan intens berkomunikasi melalui handphone. Terakhir, Dayu, Srita dan almarhumah Mia berjalan-jalan di salah satu Curug di Bogor pada akhir tahun lalu. *dar
Komentar