Kasus Pemukulan Picu Ketegangan
Dua kelompok pemuda yang juga anggota organisasi kemasyarakatan (Ormas) nyaris bentrok, Senin (23/11) sekitar pukul 19.00 Wita di Jalan Buana Dwipa, Buana Raya, Denpasar Barat.
Dua Massa dari Ormas Berbeda Sempat Memanas
DENPASAR, NusaBali
Ketegangan antara kedua kelompok ini dipicu oleh pemukulan salah seorang pemuda saat sedang mengendarai sepeda motor oleh 6 pemuda lainnya hingga mengalami luka lebam.
Informasi yang dihimpun NusaBali di lapangan, awal mula ketegangan tersebut dipicu oleh pemukulan tanpa sebab oleh 6 orang pemuda terhadap korban AA Ngurah MD,21, asal Jalan Buana Dwipa No 15 Buana Raya Denpasar yang sedang melintas di Jalan Buana Dwipa, Buana Raya, Denpasar Barat menggunakan sepeda motor. Saat itu, para pemuda dari ormas berbeda ini sedang nongkrong sembari memasang bendera kebesaran ormas mereka di pinggiran jalan yang menjadi TKP (tempat kejadian perkara) pemukulan.
"Saat itu korban dipanggil oleh seseorang dari kelompok tersebut, katanya mai ci (sini kamu). Merasa dipanggil, korban lalu menghampiri orang yang memanggil tersebut," beber sumber di kepolisian, Selasa (24/11). Namun saat korban turun dari motornya langsung diserang menggunakan benda tumpul oleh para pelaku yang berjumlah 6 orang tersebut. Mereka menyerang korban menggunakan benda tumpul yang menyebabkan korban mengalami luka lebam.
"Tidak ada perlawanan saat itu. Korban dipukul beberapa kali oleh keenam pelaku hingga babak belur," tambah sumber tadi. Setelah itu, korban AA Ngurah MD yang dalam keadaan babak belur di bagian wajahnya memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Selanjutnya, kejadian itu dilaporkan kepada kakek korban.
Tidak terima cucunya dianiaya tanpa sebab, sang kakek yang purnawirawan TNI AD ini mencari para pelaku untuk menanyai maksud aksi yang berujung pada pemukulan itu. "Saya bisa memaafkan para pelaku. Tapi, mereka harus bertemu saya terlebih dahulu. Saya hanya ingin tanya penyebab aksi itu. Dengan demikian, kasus itu akan berakhir damai. Namun, kalau memang para pelaku mengerahkan massa, saya pun bisa mendatangkan lebih banyak massa," beber sang kakek di hadapan aparat kepolisian yang mengamankan TKP.
Ketegangan di seputaran TKP sempat terjadi. Di mana, massa dari kedua kelompok berbeda memadati TKP. Beruntung ketegangan ini tidak sampai pada gesekan fisik lantaran Kapolresta Denpasar, Kombes Pol AA Made Sudana langsung menerjunkan satu pleton personil (30-50 personil) dari Unit Sabhara Polresta Denpasar untuk mengamankan lokasi.
"Setelah mendapat informasi, kita langsung turun mengendalikan situasi," beber Kapolresta Kombes Sudana saat dikonfirmasi, kemarin.
Menurutnya, ketegangan itu harus secepat mungkin ditangani agar tak timbulkan kepanikan di masyarakat. “Kita juga menggandeng pemimpin kedua ormas untuk menyelesaikan persoalan secara baik-baik, dan lewat jalur hukum,” ungkap perwira dengan tiga melati di pundak ini. Sudana menjelaskan kasus tersebut sebenarnya merupakan kasus pemukulan perorangan, bukan kasus penyerangan oleh ormas. "Ya, ini kan kasus perorangan. Bukan kelompok atau ormas. Perlu diluruskan saja. Kalau, pada dasarnya kasus tersebut adalah kasus melawan hukum melibatkan perorangan. Sehingga, saat ini masih dalam proses penyelidikan," tegasnya.
Saat ini korban juga sudah melaporkan kasus pemukulan tersebut di SPKT Polresta Denpasar. "Kita masih kembangkan. Semuanya masih kita proses," imbuh Kombes Sudana saat dihubungi, Selasa (24/11) siang.
Komentar