Kemarin, Bali Kembali Diterjang 483 Kasus Baru Covid-19
Pemerintah Putuskan Perpanjang PPKM di Jawa-Bali Selama Dua Pekan hingga 8 Februari 2021
Versi Made Rentin, Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali siapkan tambahan 4 hotel yang berkapasitas 175-200 kamar untuk pusat karantina orang tanpa gejala (OTG)
DENPASAR, NusaBali
Sehari setelah catatkan rekor harian 494 kasus, Kamis (21/1) Bali kembali diterjang 483 kasus baru Covid-19. Walhasil, dalam kurun 22 hari terakhir sejak tahun baru 2021, di Bali total muncul 5.161 kasus Covid-19. Sementara, pemerintah pusat putuskan perpanjang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali selama dua pekan, 26 Januari-8 Februari 2021.
Lonjakan kasus baru di Bali per Kamis kemarin, terjadi karena ledakan kasus di 6 daerah: Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan, dan Kabuopaten Bangli. Berda-sarkan data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, tambahan kasus terbanyak lagi-lagi terjadi di Denpasar mencapai 189 kasus baru. Ini sama dengan sehari sebelumnya, Rabu (20/1), ketika Denpasar dihantam 218 kasus Corona, hingga menyebabkan Provinsi Bali secara keseluruhan diterjang 492 kasus baru yang merupakan rekor harian tertinggal selama 10 bulan pandemi Covid-19.
Lonjakan kasus baru di Bali per Kamis kemarin, terjadi karena ledakan kasus di 6 daerah: Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan, dan Kabuopaten Bangli. Berda-sarkan data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, tambahan kasus terbanyak lagi-lagi terjadi di Denpasar mencapai 189 kasus baru. Ini sama dengan sehari sebelumnya, Rabu (20/1), ketika Denpasar dihantam 218 kasus Corona, hingga menyebabkan Provinsi Bali secara keseluruhan diterjang 492 kasus baru yang merupakan rekor harian tertinggal selama 10 bulan pandemi Covid-19.
Sedangkan tambahan kasus terbanyak kedua kemarin berada di Badung mencapai 95 kasus baru, disusul Gianyar (49 kasus baru), Jembrana (43 kasus baru), Tabanan (29 kasus baru), Bangli (28 kasus baru), Buleleng (15 kasus baru), Klungkung (10 kasus baru), dan Karangasem (5 kasus baru). Selain itu, ada tambahan dari luar daerah sebanyak 14 kasus baru dan WNA sebanyak 6 kasus baru.
Dari 483 kasus baru kemarin, 5 orang di antaranya merupakan imported case dari WNA dengan riwayat perjalanan luar negeri dan 51 orang imported case dari WNI dengan riwayat pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN). Selebihnya, 427 orang lagi kasus transmisi lokal (penularan di daerah), termasuk 13 orang asal luar daerah Bali.
Tambahan 483 kasus baru kemarin praktis melanjutkan trend jumlah pasien harian yang selalu melebihi angka 100 pasca tahun baru 2021. Walhasil, dalam kurun 22 hari terakhir sejak tahun baru 1 Januari 2021, di Bali muncul total 5.161 kasus Covid-19, selian 3.263 pasien berhasil sembuh, dan 81 pasien meninggal dunia.
Dengan tambahan 483 pasien baru per Kamis kemarin, maka jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali kini tembus 22.906 kasus. Berdasarkan klasifikasi pe-nyebarannya, terbanyak merupakan kasus transmisi lokal yakni mencapai 22.004 orang atau 96,06 persen dari total 22.906 kasus positif. Sisanya, 310 orang imported case dari riwayat perjalanan ke luar negeri (1,35 persen), 584 orang imported case dengan riwayat perjalanan ke luar daerah Bali (2,55 persen), dan 8 orang WNA (0,04 persen).
Daerah di Bali yang paling parah terpapar Covid-19 hingga saat ini masih tetap Denpasar, yakni mencapai 6.474 kasus, disusul Badung (4.298 kasus), Gianyar (2.818 kasus), Tabanan (2.762 kasus), Buleleng (1.581 kasus), Jembrana (1.385 kasus), Karangasem (1.171 kasus), Bangli (1.087 kasus), dan Klungkung (1.066 kasus). Sedangkan dari luar daerah Bali mencapai 210 kasus dan WNA sebanyak 58 kasus. Hingga saat ini, jumlah pasien Covid-19 di Bali yang masih dalam perawatan mencapai 2.891 orang atau 12,62 persen dari total 22.906 kasus positif.
Pada hari yang sama, Kamis kemarin, di Bali terdapat tambahan 224 pasien Covid-19 yang berhasil sembuh. Tambahan pasien sembuh terbanyak berada di Denpasar dan Jembrana masing-masing mencapai 55 orang, disusul Badung (44 pasien sembuh), Tabanan (42 pasien sembuh), Buleleng (13 pasien sem-buh), Gianyar (4 pasien sembuh), Karangasem (4 pasien sembuh), Bangli (4 pasien sembuh), Klungkung (2 pasien sembuh), dan luar daerah (1 pasien sembuh).
Dengan tambahan ini, maka jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali yang sudah berhasil sembuh kini mencapai 19.403 orang. Namun, tingkat kesem-buhan di Bali merosot drastis ke 64,71 persen dari total 22.906 kasus positif atau turun sekitar 0,82 persen dibanding sehari sebelumnya. Ini semakin jauh dari rekor tingkat kesembuhan tertinggi di Bali selama pandemi Covid-19 yang mencapai 92,24 persen per 10 November 2020 lalu.
Sedangkan jumlah kumulatif pasien Covid-19 di Bali yang meninggal dunia kini mencapai 612 orang atau 2,67 persen dari total 22.906 kasus positif, setelah per Kamis kemarin kembali ada 5 pasien meninggal, masing-masing di Denpasar (2 orang), Badung (1 orang), Gianyar (1 orang), dan Jembrana (1 orang). Total 612 pasien yang meninggal ini terdiri dari 608 orang WNI dan 4 orang WNA.
Dari jumlah itu, korban meninggal terbanyak berada di Denpasar mencapai 128 orang, disusul Gianyar (93 orang), Badung (80 orang), Buleleng (75 orang), Tabanan (74 orang), Karangasem (54 orang), Bangli (41 orang), Jem-brana (38 orang), dan Klungkung (23 orang).
Sementara, Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, I Made Rentin, mengatakan peningkatan kasus Corona di Bali ini tak terlepas dari gencarnya tracing contact. Menurut Rentin, pada awal-awal merebaknya kasus Covid-19 di Bali, masyarakat banyak yang merahasiakan informasi. Ada yang positif malah tidak menginformasikan dengan siapa saja mereka kontak, sehingga ini menjadi salah satu penyebab meluasnya penyebaran Covid-19.
"Tapi sekarang, begitu ada 1 saja kasus positif Covid-19, ketika kita tracing, bisa dapat 20-30 orang. Sebab, yang positif ini jujur mengakui kontak erat dengan siapa saja. Ini lebih baik ketimbang masyarakat tidak memberikan informasi yang benar," ujar Rentin saat dikonfirmasi NusaBali di Denpasar, Kamis kemarin.
Selain itu, kata Rentin, uji swab masif yang dilakukan Satgas, Dinas Kesehatan, dan stakeholder terkait juga menjadi penyebab angka positif Covid-19 meningkat di Bali. Disebutkan, yang mendorong kasus positif Covid-19 meningkat adalah tracing para OTG (orang tanpa gejala) yang selama ini menjalani isolasi mandiri di rumah.
"Sesuai instruksi Gubernur Bali dalam Rakor bersama kepala daerah, ke depan isolasi di pusat karantina yang digencarkan. Kami tracing yang OTG, hasilnya memang banyak kasus para OTG isolasi mandiri. Ini bahaya juga karena bisa menimbulkan klaster keluarga," papar Kepala BPBD Bali ini.
Menurut Rentin, untuk mengantisipasi penuhnya rumah sakit karena kasus Covid-19 meningkat, pihaknya berusaha menambah fasilitas tempat tidur di rumah sakit rujukan. Sedangkan untuk hotel sebagai pusat karantina OTG, juga ada tambahan lagi 4 hotel lagi, masing-masing 2 hotel di Denpasar dan 2 hotel di Badung, dengan jumlah rata-rata 175-200 kamar.
"Khusus menjemput para OTG dari rumah untuk dibawa ke hotel pusat karantina, kita sampai melibatkan kawan-kawan TNI/Polri. Kita kasi penyadaran, karena isolasi mandiri di rumah berbahaya, bisa menimbulkan klaster keluarga," tegas lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri Jatinangor, Jawa Barat 1993 ini.
Sementara itu, pemerintah putuskan untuk memperpanjang pelaksanaan PPKM di Jawa-Bali selama 14 hari, 26 Januari-8 Februari 2021."Bapak Presiden meminta agar pembatasan kegiatan masyarakat ini dilanjutkan dari 26 Januari sampai 8 Februari. Nanti Pak Mendagri akan mengeluarkan instruksi dan diharapkan masing-masing Gubernur bisa mengevaluasi berdasarkan parameter tingkat kesembuhan di bawah nasional, kematian di atas nasional, dan positivity rate di atas nasional, dan BOR di atas nasional," ujar Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Airlangga Hartarto, dilansir detikcom di Jakarta, Kamis kemarin.
PPKM ini awalnya diberlakukan 11-25 Januari 2021. Tetapi, masih ada wilayah yang berisiko tinggi Covid-19 (zona merah). "Telah diberlakukan PPKM di 7 provinsi: DKI Jakarta, Banten, Jabar, Jateng, Jogja, Jatim, dan Bali di 77 kabupaten/kota. Ini diatur dengan regulasi persyaratan yang ditetapkan dan hasil monitoringnya mengatakan bahwa beberapa daerah secara nasional ada 29 kabupaten/kota masih berisiko tinggi di 73 kabupaten/kota, 41 kabupaten/kota risiko sedang (zona oranye)," papar Airlangga. *nat,nar
1
Komentar