Isolasi Mandiri Pun Jadi Pemicu
Lonjakan Penularan Kasus Covid-19 di Tabanan
Satgas di masing-masing kecamatan agar mendeteksi kegiatan adat yang digelar masyarakat.
TABANAN, NusaBali
Satgas Covid-19 Tabanan telah mengevaluasi Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Dari evaluasi ini, Satgas menyimpulkan ada beberapa klaster kegiatan disinyalir menjadi pemicu penyebab kasus pandemi ini masih terus melonjak. Kegiatan dimaksud yakni klaster upacara adat, keluarga, dan isolasi mandiri yang tidak dijalankan secara ketat.
Hal itu ditegaskan Sekretaris Satgas Covid-19 Tabanan sekaligus Sekda Tabanan I Gede Susila, Kamis (21/1). Khusus dari klaster adat, jelas Susila, Satgas Covid-19 akan mendeteksi sampai ke pelosok desa. Selain itu, masyarakat di tiga kecamatan yakni Kerambitan, Kediri, dan Tabanan, diminta meningkatkan kewaspadaan. Sebab tiga kecamatan ini masih menjadi penyumbang kasus Covid-19 terbanyak.
Susila menambahkan dalam penerapan PPKM di Tabanan sudah dilakukan pagi dan malam secara masif. ‘’Namun kasus masih terus melonjak, meskipun penerapan PPKM di tempat keramaian disertai pengambilan sampel tes rapid antigen," ujarnya, Kamis (21/1).
Dari hasil pertemuan bersama dengan instansi terkait, jelas Sekda Susila, disimpulkan kasus melonjak disinyalir dari klaster upacara adat, keluarga, dan dan isolasi mandiri yang belum dijalankan secara ketat. "Pasien yang harus isolasi sudah disarankan oleh Pak Gubernur agar didorong ke hotel terintegrasi. Jangan sampai ada yang isolasi di rumah," tegasnya.
Kemudian yang klaster upacara adat diminta agar jumlah kehadiran dibatasi hingga tak menimbulkan kerumunan. Satgas di masing-masing kecamatan agar mendeteksi kegiatan adat yang digelar masyarakat. Hal ini diimbau sejak awal agar tidak sampai menimbulkan kerumunan. "Meskipun nanti jumlah kehadiran terbatas, mohon ketika makan dan minum saat membuka masker itu tolong diatur. Jadi masker harus wajib digunakan," tandasnya.
Kasus Covid-19 di Tabanan per Kamis (21/1) masih tinggi. Dilaporkan terjadi peningkatan kasus baru 29 orang. Pasien Covid-19 sembuh 42 orang. Kasus baru ini menyebar di sejumlah kecamatan yakni Kecamatan Baturiti 2 kasus, Selemadeg Timur 1 kasus, Kecamatan Tabanan 9 kasus, Kecamatan Kediri 2 kasus, Marga 5 kasus, Penebel 1 kasus, Kerambitan 6 kasus, dan Selemadeg Barat 3 kasus.
Kasus baru ini masih didominasi dari klaster keluarga dengan berbagai keluhan, mulai dari demam, batuk dan lainnya. Namun lebih banyak mereka mengeluhkan tanpa gejala dengan jumlah 21 orang. "Yang tanpa gejala isolasi di hotel terintegrasi dan yang bergejala di UPTD RS Nyitdah dan BRSU Tabanan.
Kasus sembuh mencapai 42 orang, sebagian besar warga dari Desa Banjar Anyar, Desa Dauh Peken Kecamatan Tabanan. Mereka sudah selesai menjalani perawatan di hotel terintegrasi dan rumah sakit. *des
Satgas Covid-19 Tabanan telah mengevaluasi Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Dari evaluasi ini, Satgas menyimpulkan ada beberapa klaster kegiatan disinyalir menjadi pemicu penyebab kasus pandemi ini masih terus melonjak. Kegiatan dimaksud yakni klaster upacara adat, keluarga, dan isolasi mandiri yang tidak dijalankan secara ketat.
Hal itu ditegaskan Sekretaris Satgas Covid-19 Tabanan sekaligus Sekda Tabanan I Gede Susila, Kamis (21/1). Khusus dari klaster adat, jelas Susila, Satgas Covid-19 akan mendeteksi sampai ke pelosok desa. Selain itu, masyarakat di tiga kecamatan yakni Kerambitan, Kediri, dan Tabanan, diminta meningkatkan kewaspadaan. Sebab tiga kecamatan ini masih menjadi penyumbang kasus Covid-19 terbanyak.
Susila menambahkan dalam penerapan PPKM di Tabanan sudah dilakukan pagi dan malam secara masif. ‘’Namun kasus masih terus melonjak, meskipun penerapan PPKM di tempat keramaian disertai pengambilan sampel tes rapid antigen," ujarnya, Kamis (21/1).
Dari hasil pertemuan bersama dengan instansi terkait, jelas Sekda Susila, disimpulkan kasus melonjak disinyalir dari klaster upacara adat, keluarga, dan dan isolasi mandiri yang belum dijalankan secara ketat. "Pasien yang harus isolasi sudah disarankan oleh Pak Gubernur agar didorong ke hotel terintegrasi. Jangan sampai ada yang isolasi di rumah," tegasnya.
Kemudian yang klaster upacara adat diminta agar jumlah kehadiran dibatasi hingga tak menimbulkan kerumunan. Satgas di masing-masing kecamatan agar mendeteksi kegiatan adat yang digelar masyarakat. Hal ini diimbau sejak awal agar tidak sampai menimbulkan kerumunan. "Meskipun nanti jumlah kehadiran terbatas, mohon ketika makan dan minum saat membuka masker itu tolong diatur. Jadi masker harus wajib digunakan," tandasnya.
Kasus Covid-19 di Tabanan per Kamis (21/1) masih tinggi. Dilaporkan terjadi peningkatan kasus baru 29 orang. Pasien Covid-19 sembuh 42 orang. Kasus baru ini menyebar di sejumlah kecamatan yakni Kecamatan Baturiti 2 kasus, Selemadeg Timur 1 kasus, Kecamatan Tabanan 9 kasus, Kecamatan Kediri 2 kasus, Marga 5 kasus, Penebel 1 kasus, Kerambitan 6 kasus, dan Selemadeg Barat 3 kasus.
Kasus baru ini masih didominasi dari klaster keluarga dengan berbagai keluhan, mulai dari demam, batuk dan lainnya. Namun lebih banyak mereka mengeluhkan tanpa gejala dengan jumlah 21 orang. "Yang tanpa gejala isolasi di hotel terintegrasi dan yang bergejala di UPTD RS Nyitdah dan BRSU Tabanan.
Kasus sembuh mencapai 42 orang, sebagian besar warga dari Desa Banjar Anyar, Desa Dauh Peken Kecamatan Tabanan. Mereka sudah selesai menjalani perawatan di hotel terintegrasi dan rumah sakit. *des
Komentar