Nyoman Parta Kritisi Menteri Koperasi dan UKM
JAKARTA, NusaBali
Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Nyoman Parta mengkritisi Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat rapat kerja (raker) terkait program bantuan presiden produktif usaha mikro (BPUM).
Parta menilai program tersebut sangat bermanfaat, namun perlu perbaikan untuk ke depannya. “Saya sering turun ke lapangan. Saya ingin mengevaluasi mengenai program itu, demi perbaikan ke depan,” kata Parta saat Raker Komisi VI DPR RI dengan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/1).
Parta menyoroti tentang sering munculnya nama berbeda penerima bantuan dengan nama aslinya. Akibat beda nama itu, bantuan tersebut dapat dicairkan oleh orang lain. Padahal penerima aslinya berada di luar kota. “Hal ini perlu dicermati,” imbuh politisi dari PDIP itu.
Lalu mengenai pencairan BPUM sebesar Rp 2,4 juta. Di bank cabang tertentu mencairkannya sekali saja. Di bank lain bisa tiga kali cair. Parta meminta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki membuat standar pencairan BPUM, apakah satu atau sampai tiga kali.
Parta juga meminta Menteri Teten Masduki memfokuskan dinas koperasi dalam menangani BPUM. Menurut Parta, yang terpenting nanti adalah saat pendaftaran, penerima bantuan menyertakan surat keterangan usaha dari kepala desa.
Terkait peminjam KUR (kredit usaha rakyat) yang diusulkan oleh sejumlah lembaga seperti BRI, pegadaian, dan koperasi banyak cair di tahap pertama, tapi di tahap berikutnya tidak. Parta meminta Menteri Koperasi dan UKM juga membenahi itu.
Parta mengusulkan pula agar kalangan disabilitas semisal tukang pijat dan penyanyi di pinggir jalan mendapat perhatian dari pemerintah. Lantaran mereka terdampak pandemi Covid-19. “Mereka perlu diberi bantuan agar bisa tetap beraktivitas,” ucap Parta.
Dalam kesempatan tersebut, Parta meminta Menteri Teten Masduki untuk memperhatikan Bali. Terlebih Menteri Teten Masduki kerap ke Pulau Dewata. Menurut Parta, Bali mengalami kontraksi luar biasa. Bahkan sampai dua kali lipat. Walhasil kondisi pariwisata Bali sepi dan berimbas kepada pelaku UKM.
“Saya mohon Bapak Menteri memperhatikan Bali secara khusus agar bangkit seperti semula. Apalagi ada yang bertanya kepada saya, kapan turis datang ke Kuta. Lalu ada turis bertanya, kapan Kuta dibuka kembali. Untuk itu, perlu ada yang mempertemukan keinginan tersebut agar Bali bangkit lagi,” tegas mantan anggota DPRD Bali ini. *k22
Komentar